Bulan Ramadhan sebentar lagi datang menghampiri. Alangkah meruginya kita jika terluput dari keutamaan bulan suci ini..
Alangkah meruginya kita jika melewati bulan ini dengan hanya sekedar menahan haus dan lapar saja..
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
رَبَّ صَائِمِ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut melainkan hanya rasa lapar dan dahaga " (H,R. Ahmad)
Tentu kita tidak menginginkannya bukan?
Terutama kita sebagai seorang muslimah yang kerap melakukan sesuatu yang tanpa kita sadari dapat menodai pahala ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini.
Kenapa
muslimah? Jawabannya karena saya seorang muslimah..ingin berbagi dengan
saudaraku sesama muslimah walaupun sangat mungkin saudara-saudara
muslim lainnya kerap melakukan kesalahan-kesalahan serupa.
Yuk,
kita tengok, kebiasaan-kebiasaan di bulan Ramadhan yang kiranya dapat
melalaikan kita di bulan suci ini bahkan sampai mengurangi pahala ibadah
kita. Wal 'iyadzubillah
1. Berdusta
مَنْ لَمْ يَدْعُ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدََعَ طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ
"Barang
siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya,
maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan" (H.R.Bukhari)
Ibnu
Hajar mengatakan, "Perbuatan yang disebutkan dalam hadits ini, itulah
yang menguarangi pahala puasa seseorang". Al Baidhowi mengatakan ,
ibadah puasa bukanlah hanya menahan diri dari lapar dan dahaga. Bahkan
seseorang yang menjalankan puasa hendaklah mengekang berbagai syahwat,
mengajak jiwa kepada kebaikan. Jika tidak demikian, sungguh Allah tidak
akan melihat amalannya, dalam artian tidak akan menerimanya (Fathul
Baari)
2. Ghibah (bergosip/bergunjing)
Sudah
menjadi rahasia umum kalau kebiasaan yang satu ini kerap menjadi
kegiatan rutin jika ibu-ibu berkumpul (tapi nggak semuanya loh). Nggak
sreg rasanya klo nggak menceritakan orang lain..Tidak terkecuali pada
bulan suci ini.
Bahkan,
salah satu godaan terbesar, manghabiskan waktu menonton hal-hal yang
sia-sia. Salah satu acara yang menjadi favirit yakni tayangan
infotainment yang notabene banyak berisi gosip para selebritis.
Tidakkah kita pernah membaca firman Allah :
وَلاَ
يغتبَْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ
أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ
تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
Dan
janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah
mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah,
sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. (Al Hujurat 12)
Begitu pula sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ tأَنَّ رَسُوْلَ اللهِr قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا
الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ
أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ
مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ
اْغْتَبْتَهُ, وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari
Abu Huroiroh RA bahwsanya Rosulullah SAW bersabda : Tahukah kalian
apakah ghibah itu? Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih
mengetahui. Nabi SAW berkata : “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang
tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi SAW ditanya : Bagaimanakah
pendapatmu jika itu memang benar ada padanya ? Nabi SAW menjawab :
“Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya,
tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah
berdusta atasnya” (H.R. Muslim)
dalam hadits yang lain
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ
Dari
Abu Huroiroh RA bahwasanya Rosulullah SAW bersabda : Semua muslim
terhadap muslim yang lain adalah harom, yaitu darahnya, kehormatannya,
dan hartanya. (Muslim)
Orang
yang mengghibah berati dia telah mengganggu kehormatan saudaranya,
karena yang dimaksud dengan kehormatan adalah sesuatu yang ada pada
manusia yang bisa dipuji dan dicela.
3. Lalai dari shalat 5 waktu
Hal
yang sungguh memprihatinkan, sampai saat ini masih sangat banyak
saudara-saudara seiman yang kurang memperhatikan masalah shalatnya,
terutama shalat 5 waktu. Mereka sangat takut kehilangan 1 hari puasa
Ramadhannya namun sangat mudahnya mereka kehilangan satu waktu dari
shalat 5 waktunya. Seakan-akan mereka berpendapat bahwa puasa Ramadhan
jauh lebih wajib dibandingkan shalat 5 waktu.
Sama-sama
kita mengetahui bahwa kedua ibadah ini merupakan kewajiban kita sebagai
muslim karena termasuk dari 5 rukun islam. Namun, tahukah kita bahwa
amalan shalat merupakan amalan yang paling pertama dihisab oleh
Allah??!!.
Sebagaimana hadits berikut:
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda:
إِنَّ
أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ
لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا
أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ
كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ
تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِي
فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya
yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari
kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada para
malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui-, “Periksalah shalat
hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan
dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka
Allah berfirman, “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan
shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman,
“Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu
dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal manusia akan dihisab
dengan cara demikian.” (HR. Abu Daud no. 964, At-Tirmizi no. 413,
An-Nasai no. 461-463, dan Ibnu Majah no. 1425. Dinyatakan shahih oleh
Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2571)
Bahkan,
terlihat pada bulan ini banyak dari kaum muslim sangat memperhatikan
ibadah Tarawih mereka dibanding shalat 5 waktunya.. seakan-akan shalat
Tarawih lebih wajib dibanding shalat 5 waktu..
Kita menyadari akan keutamaan shalat pada malam bulan Ramadhan namun tetaplah kita menjaga shalat 5 waktu kita.
Renungkanlah!!
4. Memperbanyak tidur
Adalah
sebuah fenomena menghabiskan waktu di bulan Ramadhan untuk memperbanyak
tidur. Sehingga lalai dari ibadah-ibadah yang seharusnya mengisi
hari-hari kita.
Bahkan, yang lebih menyedihkan terkadang ada yang sampai lalai dari mengerjakan shalat.. terutama shalat subuh..
Ada
sebagian orang yang mempercepat sahur. Sehingga jeda antara sahur dan
subuh masih sangat lama sehingga banyak yang menunggu waktu shalat
dengan tidur..sehingga terkadang lalailah dia dari shalatnya. Ini
merupakan salah satu hikmah untuk disunnahkannya memperlambat sahur..
Penyebab lainnya karena banyak yang mnghabiskan malamnya dengan begadang, padahal hanya untuk perbuatan yang sia-sia.
Mungkin ini sedikit tips untuk memanage waktu tidur kita:
a. Kita
harus belajar mengendalikan makan. Lebih tertib dan teratur. Kalau di
bulan Ramadhan pastikan pada saat berbuka bukan sebagai ajang balas
dendam. Makanlah secukupnya pada saat berbuka. Bisa juga dilanjutkan
makan setelah taraweh.
b. Sebaiknya tidak merubah pola tidur di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Jika pola tidur terbaik adalah di bulan Ramadhan yaitu dengan mengurangi jumlah jam tidur dan banyak menghidupkan malam. Maka dibulan selain bulan Ramadhan seharusnya sama.
b. Sebaiknya tidak merubah pola tidur di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Jika pola tidur terbaik adalah di bulan Ramadhan yaitu dengan mengurangi jumlah jam tidur dan banyak menghidupkan malam. Maka dibulan selain bulan Ramadhan seharusnya sama.
c. Menanamkan semangat yang tinggi, misalnya dengan selalu mengingat keutamaan-keutamaan Ramadhan terutama dalam menghidupkan malam-malamnya. Pahala yang berlipat ganda. Keridloan Allah dalam genggaman dll.
Berlebihan dalam tidur dapat menyebabkan bertambahnya rasa kantuk. Sedangkan kekurangan tidur dapat menyebabkan gelisah, tidak dapat beristirahat, dan pikiran kacau. Oleh karena itu, sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah.
5. Memperbanyak permainan
Fenomena
yang lain, ketika bulan suci mulai masuk, untuk menghabiskan hari-hari,
menunggu waktu berbuka. Dikeluarkanlah segala jenis
permainan-permainan yang memang membuat kita lupa waktu sehingga tiba
waktu berbuka. Yang paling sering saya jumpai, permainan dalam bentuk
kartu aatau dadu-daduan
Tanpa
kita menyadari bahwa waktu berlalu dengan terbuang percuma. Kalau kita
mengisi waktu kita dengan membaca Al-Qur'an misalnya, sudah berapa ayat
bahkan berapa juz yang kiranya sudah terlewati.
Duhai alangkah meruginya kita, kita memang tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan namun sudah terjatuh kesia-siaan..
6. Terlalu sibuk dengan menu buka puasa
Menyiapkan
menu buka puasa memang menjadi salah satu perhatian besar bagi para
ibu. Bahkan selalu ada menu-menu spesial yang jarang disajikan pada saat
selain Ramadhan..
Hal ini pada dasarnya tidak salah, bahkan memiliki nilai tersendiri jika kita dapat memberi makan orang yang berpuasa.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
“Barangsiapa
yang memberi makan buka puasa kepada orang yang berpuasa maka akan
dituliskan untuknya pahala seperti pahalanya, hanya saja tidak dikurangi
sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa.” (HR. At-Tirmizi no. 807, An-Nasai dalam Al-Kubra: 2/256 dan Ibnu Majah no. 1746)
Yang
kurang tepat jika sebagian besar waktu kita dihabiskan hanya untuk
mempersiapkan buka puasa sehingga lalai dari ibadah-ibadah yang memiliki
keutamaan yang besar, misal membaca Al-Qur'an.
Padahal,
dengan makanan yang sederhana pun insya Allah tidak mengapa. Malah yang
mesti diperhatikan adalah jenis makanan yang disunnahkan pada saat
berbuka puasa yaitu kurma. Sunnah yang mulai ditinggalkan..
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ
قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٍ فَعَلَى ثَمَرَاتٍ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam berbuka dengan ruthab sebelum melaksanakan
shalat (Maghrib), maka jika tidak ada ruthab (beliau berbuka) dengan
tamr, jika tidak ada (tamr) maka beliau berbuka dengan meneguk air.”
(Hadits hasan shahih, riwayat Abu Dawud dan lainnya, lihat Shahih Sunan
Abi Dawud, 2/59 no. 2356 dan Al-Irwa, 4/45 no. 922)
Alangkah sedihnya jika berbagai macam menu makanan terhidang sedangkan sepotong kurmapun tak tampak di meja makan.
7. Berhias pada saat ke masjid
Pemandangan yang lazim pada saat bulan Ramadhan, terutama di awal Ramadhan, subhanallah.. masjid-masjid penuh dengan jama'ah baik dari kalangan laki-laki dan wanita. Hal yang mungkin sangat aneh jika dijumpai di luar bulan Ramadhan..sangat menyedihkan memang..namun bukan saatnya untuk membahas hal ini..
Terkhusus dengan kaum wanita, berlomba-lomba keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat jama'ah di masjid, walaupun sebenarnya jauh lebih afdhal melaksanakannya di rumah kita masing-masing sebagaimana sabda Rasulullah :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah bersabda kepada para wanita: “Shalatnya salah seorang di makhda’-nya (kamar khusus yang digunakan untuk menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya. Dan shalatnya di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku.” (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 155)
Hal yang menyedihkan dikarenakan para wanita keluar dari rumah mereka dalam keadaan "bersolek". Bahkan kelihatan para remaja putri yang memperlihatkan aurat-aurat mereka dilengkapi dengan dandanan serta aroma minyak wangi nan semerbak yang cukup untuk membuat para pemuda bersegera "menggoda" mereka. Tidak jarang pula masjid dijadikan tempat "pacaran" oleh sebagian muda mudi. Wal 'iyadzu billah..
Islam sebenarnya tidak melarang kaum wanita untuk shalat berjama'ah di masjid.
Dari Ibnu umar, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
Pertama, minta izin kepada suami atau mahrom terlebih dahulu dan hendaklah suami tidak melarangnya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Bahkan tidak boleh seseorang menghalangi wanita atau istrinya ke masjid sebagaimana dapat dilihat dalam kisah berikut. Lihatlah kisah Bilal bin Abdullah bin ‘Umar dengan ayahnya berikut.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalilnya adalah hadits dari Ummu Salamah:
8. Lalai dari 10 malam terakhir
7. Berhias pada saat ke masjid
Pemandangan yang lazim pada saat bulan Ramadhan, terutama di awal Ramadhan, subhanallah.. masjid-masjid penuh dengan jama'ah baik dari kalangan laki-laki dan wanita. Hal yang mungkin sangat aneh jika dijumpai di luar bulan Ramadhan..sangat menyedihkan memang..namun bukan saatnya untuk membahas hal ini..
Terkhusus dengan kaum wanita, berlomba-lomba keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat jama'ah di masjid, walaupun sebenarnya jauh lebih afdhal melaksanakannya di rumah kita masing-masing sebagaimana sabda Rasulullah :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah bersabda kepada para wanita: “Shalatnya salah seorang di makhda’-nya (kamar khusus yang digunakan untuk menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya. Dan shalatnya di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku.” (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 155)
Hal yang menyedihkan dikarenakan para wanita keluar dari rumah mereka dalam keadaan "bersolek". Bahkan kelihatan para remaja putri yang memperlihatkan aurat-aurat mereka dilengkapi dengan dandanan serta aroma minyak wangi nan semerbak yang cukup untuk membuat para pemuda bersegera "menggoda" mereka. Tidak jarang pula masjid dijadikan tempat "pacaran" oleh sebagian muda mudi. Wal 'iyadzu billah..
Islam sebenarnya tidak melarang kaum wanita untuk shalat berjama'ah di masjid.
Dari Ibnu umar, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Janganlah kalian melarang istri-istri kalian untuk ke masjid, namun shalat di rumah mereka (para wanita) tentu lebih baik.” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)Namun dengan syarat-syarat sebagai berikut:
Pertama, minta izin kepada suami atau mahrom terlebih dahulu dan hendaklah suami tidak melarangnya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَأْذَنَكُمْ نِسَاؤُكُمْ إِلَى الْمَسَاجِدِ فَأْذَنُوا لَهُنَّ
“Jika istri kalian meminta izin pada kalian untuk ke masjid, maka izinkanlah mereka.” (HR. Muslim).An Nawawi membawakan hadits ini dalam Bab “Keluarnya wanita ke masjid, jika tidak menimbulkan fitnah dan selama tidak menggunakan harum-haruman.”
Bahkan tidak boleh seseorang menghalangi wanita atau istrinya ke masjid sebagaimana dapat dilihat dalam kisah berikut. Lihatlah kisah Bilal bin Abdullah bin ‘Umar dengan ayahnya berikut.
Dalam Shohih Muslim no. 442 dari jalan Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.”
Kemudian Bilal bin Abdullah bin ‘Umar mengatakan,
وَاللَّهِ لَنَمْنَعُهُنَّ
“Demi Allah, sungguh kami akan menghalangi mereka.”Kedua, tidak boleh menggunakan harum-haruman dan perhiasan yang dapat menimbulkan fitnah.
Lalu Abdullah bin ‘Umar mencaci Bilal dengan cacian yang keras yang aku belum pernah mendengar sama sekali cacian seperti itu dari beliau. Kemudian Ibnu Umar mengatakan, “Aku mengabarkan padamu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu engkau katakan, ‘Demi Allah, kami akan mengahalangi mereka!!’
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ
“Wanita mana saja yang memakai harum-haruman, maka janganlah dia menghadiri shalat Isya’ bersama kami.” (HR. Muslim)Zainab -istri ‘Abdullah- mengatakan bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada para wanita,
إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلاَ تَمَسَّ طِيبًا
"Jika salah seorang di antara kalian ingin mendatangi masjid, maka janganlah memakai harum-haruman.” (HR. Muslim)Ketiga, jangan sampai terjadi ikhtilath (campur baur yang terlarang antara pria dan wanita) ketika masuk dan keluar dari masjid.
Dalilnya adalah hadits dari Ummu Salamah:
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا سلم قام النساء حين يقضي تسليمه ويمكث هو في مقامه يسيرا قبل أن يقوم . قال نرى – والله أعلم – أن ذلك كان لكي ينصرف النساء قبل أن يدركهن أحد من الرجال
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salam dan ketika itu para wanita pun berdiri. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tetap berada di tempatnya beberapa saat sebelum dia berdiri. Kami menilai –wallahu a’lam- bahwa hal ini dilakukan agar wanita terlebih dahulu meninggalkan masjid supaya tidak berpapasan dengan kaum pria.” (HR. Bukhari)Bertakwalah kepada Allah wahai para muslimah, sesungguhnya segala aturan yang Allah tetapkan kepada kita adalah bentuk memuliakan kaum wanita
8. Lalai dari 10 malam terakhir
Adalah hal yang masyhur mengenai keutamaan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan sehingga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh beribadah pada malam ini
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ
.
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh
hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu
yang lainnya.” (HR. Muslim) Namun, apa realita yang terjadi sekarang??!!
Terutama kita kaum wanita, apa yang kita sibukkan pada 10 malam terakhir??
Masjid-masjid mulai kosong dari jama'ah, pasar-pasar penuh... Orang-orang sibuk berbelanja..memenuhi kebutuhan sandangnya untuk persiapan hari Raya. Sehingga sebagian malamnya bukannya dipenuhi dengan beribadah malah digunakan untuk berjalan dari mall satu ke mall lainnya.
Para ibu rumah tangga disibukkan di dapur untuk mempersiapkan kue-kue lebaran. Begadang, menghabiskan malam di dapur sehingga luput dari beribadah untuk meraih ampunan di sepuluh malam terakhir.
Padahal.. kesempurnaan Ramadhan tidaklah diukur dengan ada tidaknya pakaian baru yang akan kita kenakan di hari Raya..
Kesempurnaan Ramadhan tidaklah diukur dari ada tidaknya kue lebaran yang tersedia pada saat hari Raya..
Namun, kesempurnaan Ramadhan dapat kita peroleh jika kita memperoleh rahmat dan ampunan oleh Allah Rabbul 'Aalamiin.. dan itu diperoleh dengan memaksimalkan ibadah di bulan suci ini..
Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan..
Semoga kita dapat meraih keutamaan di bulan yang penuh berkah ini..
Amin..amin.. yaa Rabbal 'Aalamiin..
sumber bacaan : http://www.percikaniman.org/detail_artikel.php?cPub=Hits&cID=552
http://nadiyyah.net/2009/07/shalat-jamaah-wanita/
http://nadiyyah.net/2009/07/shalat-jamaah-wanita/
sumber gambar :http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:lBGK1wy7oi2xUM::&t=1&usg=__VGUMdyrqSHNNa_vQqaz7aNiZ618=
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^