Ya..itu kata yang tepat..
Terkadang kita terlalu menuntut banyak kepada anak kita..
Terkadang kita menginginkan anak kita sesempurna apa yang kita inginkan..
Tidak mengapa sebenarnya..
Namun pertanyaannya, apakah kita sudah memberi teladan untuk mereka akan apa yang kita perintahkan???
Sebagai
contoh, seorang ibu yang mengecek bacaan Al-Qur'an anaknya yang sedang
belajar membaca Al-Qur'an (mengaji) pada sebuah TPA. Lantas ketika si
anak memberikan jawabannya bahwa" baru iqro' segini" atau" baru juz
segini". Sang ibu malah mengatakan," perasaan kamu ngajinya udah lama,
kok masih segitu-gitu bacaannya". Ini hanya sekedar contoh.
Yah,
kita terkadang sangat pandai menilai apa yang dilakukan anak kita, tapi
pernah nggak, kita introspeksi diri. Misalnya, pada kasus di atas. Kita
menanyakan bacaan anak kita sampai di mana. Sementara kita, bacaan
Al-Qur'an kita sudah sampai di mana?? Bahkan, mungkin, sudah beberapa
hari kita tidak menyentuh mushaf Al-Qur'an!!!!!
Bagaimana
kita ingin anak kita mencintai Al-Qur'an, sementara kita sama sekali
tidak memperlihatkan keteladan sebagai seorang yang yang cinta terhadap
Al-Qur'an.
Ingat,
sebelum mereka berkenalan dengan "dunia luar", kita adalah guru pertama
untuk mereka. Maka jadilah "guru" terbaik untuk mereka. Biarkan mereka
menemukan "keteladanan" dalam rumah-rumah mereka. Sehingga suatu saat
nanti mereka juga bisa berucap
"baitii...jannatii.."..rumahku...syurgaku..
sumber gambar : http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:vKtKXH1VNMC-YM
sumber gambar : http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:vKtKXH1VNMC-YM
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^