Selasa, 31 Desember 2013

Brownies Kukus Keju


Alhamdulillah.. akhirnya jadi juga cobain resep browkus keju ala mbak Nia "Radin cake" setelah mikir beberapa kali.. buat..nggak..buat..nggak..
Kok mikir sih? Ya iya, lah wong buatnya kira-kira jam setengah satu malam. Yang jadi pikiran, bunyiin mixer tengah malam sewaktu tetangga dah pada terlelap..

Ceritanya, suami dalam perjalanan dari pelatihan di luar kabupaten sekalian jemput ibu mertua yang kebetulan berkunjung ke sanak saudaranya..
Jadilah aku berpikir pengen membuat sesuatu.

Browkus yg ini dah sejak kemarin-kemarin pengen nyobain sejak dapetin profil "Radin cake" plus resep browkus kejunya di tabloid Lezat. Nah, karena kebetulan ada moment ini pokoknya "nekat" harus buat. Tapi karena rencana kepulangan suami dipercepat akhirnya semua serba mepet..

Setelah ngelonin si kecil, akhirnya dengan sedikit ragu kusiapkan bahannya satu persatu. Hingga lengkap, siap dimixer. Dan..bismillah.. mulai deh mengocok bahan mengikuti langkah-langkah pada resep.
Akhirnya selesai juga.
Untuk finishingnya rencana dioleskan whipping cream plus taburan keju di atasnya. Tapi karena ga mau mixer lagi, akhirnya memutuskan cukup pake susu kental manis plus taburan keju.

Rasanya..hmmm..yummi. Cake empuk dengan sensasi keju dadu yang tersebar dimana-mana.

Saya sharing resepnya yah .. dapetnya dari blog mbak Camelia.

Bahan A :

2 btr kuning telur
2 btr telur utuh
100 gr gula pasir
1/2 sdt vanilla extract (aku pake vanili bubuk biasa aja, yang mudah dijangkau dari tempatku berdiri *pemalas*...hihihi)
1/2 sdm emulsifier (aku pake sponge 28)
1/2 sdt garam

Bahan B : (aduk rata)

75 gr tepung terigu protein sedang
25 gr susu bubuk
20 gr maizena
1/2 sdt baking powder

Bahan C : (lelehkan butter, campur dengan minyak sayur, aduk rata)

25 gr butter
85 ml minyak saayur

Bahan D :

50 gr keju cheddar, potong kotak kecil

Loyang ukuran 30 x 10 x 4 cm, olesi minyak/mentega, atau pake kertas roti (aku cuma mengoles bagian dasarnya aja dengan margarine dan ditaburi tepung tipis, pinggirloyang dibiarkan saja)

Cara membuat :

1. Panaskan kukusan.
2. Kocok bahan A (kecuali garam) hingga benar-benar kental dan berjejak. Masukkan garam, kocok lagi sebentar hingga rata.
3. Ayak bahan B ke bahan A.
4. Taburkan bahan D, aduk rata.
5. Tuang bahan C keadonan, aduk balik hingga benar-benar rata.
6. Tuang ke dalam loyang, lalu masukkan ke kukusan yang telah berasap.
7. Kukus dengan api yang tidak terlalu besar selama lk. 40 - 45 menit.
8. Setelah matang, dinginkan. Olesi dengan mentega/buttercream dan parutkan keju diatasnya.
9. Sajikan.

Cantik Manis


Resep ini lagi-lagi saya dapatkan dari bunda Nadhifa. Kali ini lewat note fb-nya.
" Cantik Manis"..nama penganan yang satu ini sudah sangat tidak asing bagiku. "Cantik manis" yang kukenal adalah kue kukus berwarna hijau yang ada vla putih di tengahnya. Dan vla-nya saya sangat sukaaa..
Namun bunda Nadhifa membuatnya labih sederhana. Istilahnya..cukup diaduk.. jadi deh.

Kali ini saya membuatnya jadi puding gelas plus vla santan versi cantik manis kesukaanku..

Saya sharing resep asli versi bunda nadhifa yah..


Bahan :
- 60 gram tepung hunkwe (sekitar 1/2 bungkus)
- 500 ml santan sedang (aku bikin dr sekotak 200 ml santan Kara instan dicampur dg 300 ml air)
- 100 gram gula pasir
- 1/4 sdt garam
- 2 lembar daun pandan, sobek2 (klo ga ada bisa pake vanili bubuk/vanili ekstrak biar wangi aja)
- Sagu mutiara atau pacar china, rebus sampai matang, tiriskan
- Plastik bening untuk membungkus. Atau klo ribet bungkusin satu2 tuang ke loyang yg dilapisi plastik aja.

Cara membuat:
- Larutkan tepung hunkwe dg 1/2 bagian santan (250 ml). Sisihkan.
- Rebus sisa santan, gula pasir, garam, pandan/vanili. Sambil diaduk2 sampai mendidih.
- Tuang larutan hun kwe ke dalam santan, aduk rata dan masak hingga mengental dan meletup-letup. Angkat. Masukkan sagu mutiara/pacar china. Aduk rata.
- Ambil sekitar 2 sdm adonan, taruh di plastik, lipat plastik membentuk segi empat. Atau tuang ke loyang yg dialasi plastik, ratakan. Biarkan agak dingin, simpan dalam kulkas.
- Klo di loyang, potong2 saat akan disajikan.

Versi aku, nggak pake sagu mutiara dan adonannya di tambahkan pandan pasta dan ditambah vla santan di atasnya.

Resep Vla Santan

Bahan:
250 ml santan kental
1 sdm gula pasir
1 sdm terigu
1/4 sdt garam

Cara membuat:
Campur semua bahan dan masak sampai mengental kemudian tuangkan di atas adonan hunkwe

Senin, 30 Desember 2013

Brownies Kukus

 

Mampir ke blognya bunda Nadhifah..surfing-surfing.. sampai ke resep brownies kukusnya yang katanya “favorite one”. Jadi kepikiran.. kayaknya layak untuk dicoba..

Berikut contekan resepnya..

Bahan:
- 6 butir telur
-225 gram gula pasir
- vanili bubuk secukupnya (untuk mengurangi bau telur)
- garam sedikit
- ½ sdt emulsifier (SP/TBM/Ovalet)
- 125 gram terigu protein sedang
- 50 gram coklat bubuk
- 175 ml minyak goreng
- 100 gram dark cooking chocolate, lelehkan (ga pake’)
- 75 ml susu kental manis (aku pakai yg putih)

Cara membuat:
1. Campur dan ayak terigu dan coklat bubuk. Sisihkan.
2. Campur dark cooking coklat leleh dg minyak goreng. Sisihkan.
3. Kocok telur, gula pasir, emulsifier, vanili bubuk dan garam hingga mengembang dan kental.
4. Masukkan campuran terigu dan coklat bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk rata (bisa pakai mixer kecepatan paling rendah). Pastikan seluruh tepung sudah tercampur rata.
5. Masukkan campuran cooking coklat leleh dg minyak goreng sedikit demi sedikit. Aduk rata dg spatula aja. Aduk balik sampai homogen.
6. Ambil 1/3 adonan, beri susu kental manis. Aduk rata dan sisihkan.
7. Tuang ½ adonan biasa (yg tanpa susu kental manis) ke dalam loyang ukuran 20x20x7 cm yg telah dioles margarin dan dialasi kertas roti. Kukus selama 10 menit.
8. Tuang adonan yg pakai susu kental manis di atas adonan pertama. Kukus lagi 10 menit.
9. Terakhir tuang lagi sisa adonan biasa (yg tanpa susu kental manis). Kukus selama 20 menit.
10. Setelah matang (bisa diuji dg tusuk gigi bersih), segera keluarkan dari panci kukusan. Diamkan hingga agak dingin dan keluarkan dari loyang.


hasilnya.. bagian atas masih bergelombang
Tekstur belum begitu mulus, mungkin karena pengadukan minyak
yang kurang homogen, tapi rasa tetep uennakk.. walaupun tanpa DCC..

Minggu, 29 Desember 2013

Zebra cake



Lagi semangat-semangatnya buat kue kukus. Kali ini pengen nyobain “zebra cake”nya bu Fat. Hasilnya.. motifnya sih udah bagus tapi kayaknya pastanya kurang nyoklat. Tapi gapapalah.. namanya juga “first try”.

Ini saya sharing resepnya ya..
Bahan A:
8 btr     telor
250 gr  gula pasir
1 sdm   emulsifier
½ sdt    garam
Bahan B:
250 gr  tepung terigu
50 gr    susu bubuk
Bahan C:
50 gr    mentega, lelehkan
50 gr    susu segar
Bahan D:
75 gr    margarine, lelehkan
2 sdm   kopi instan, cairkan
1 sdm   mocca pasta
Cara membuatnya:
  1. Kocok bahan A hingga mengembang dan kental, masukkan bahan B sambil  diayak. Aduk rata. Timbang, bagi 2 sama rata.
  2. Satu bagian, diberi bahan C, aduk rata, sisihkan.
  3. Satu bagian lagi, diberi bahan D, aduk rata, sisihkan.
  4. Penyelesaian : ambil loyang bulat garis tengah 24cm, taruh satu centhong adonan putih dibagian tengah, tuang diatasnya satu centhong lagi adonan mocca diatasnya, tuang lagi adonan putih, bergantian dengan adonan mocca disatu titik, hingga adonan habis.
  5. Kukus selama 1 jam. Angkat, potong-potong. Sajikan.

Sabtu, 28 Desember 2013

Barongko Talang

Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, siapa sih yang tidak kenal dengan penganan yang satu ini?..Penganan yang berbahan dasar pisang ini begitu jarang absen jika diadakan acara tertentu di daerah, pernikahan misalnya. 

Yang menjadi ciri khas yakni teksturnya yang lembut, berair tentu dengan aroma daun pisangnya. Semakin dingin rasanya semakin enak. Penampakannya seperti bungkus nasi kuning, kalau di kampung-kampung punya cetakan daun pisang sendiri sehingga lebih memudahkan pada saat pembungkusan dan bentuknya lebih seragam.

The real Barongko :)

Sebenarnya penganan ini hanya terdiri dari 4 bahan dasar yakni pisang, telur, gula dan santan. Semakin banyak telurnya semakin enak. Bahkan saya pernah mendengar satu buah pisang (bukan satu sisir ya..) satu telur.

Saya pribadi belum tahu pasti resep dasarnya, belum pernah cari tahu sih.. habisnya dulu cuman bantu-bantuin kerja plus bantu-bantuin makan.. he..he.. tanpa pernah berpikir untuk bertanya resep dasarnya. 

Nah..karena suami sangat suka dengan penganan yang satu ini, jadi ya..mencoba membuat komposisi resep sendiri. Tapi kali ini dengan catatan tanpa daun pisang, habis ribet dan susah nyarinya.. dasar males ya..hihi..

Padahal sebenarnya bukan Barongko namanya klo nggak pake daun pisang. Tetap terasa ada yang “hilang”. Makanya resep kali ini saya namakan “Barongko Talang”. Ngarep walau bukan barongko, tapi mirip-mirip lah..
Mulai resepnya ya..
Bahan :
1 sisir pisang kepok yang matang banget, ambil putihnya saja, sishkan
9 butir telur
6 sdm gula pasir
500 ml santan kental (saya pake Kara)
2 sdm susu bubuk full cream

Cara membuat :
Blender semua bahan jadi satu.
Tuang di talang yang sudah dilapisi plastik
Kukus hingga matang
Nah ini dia penampakan Barongko Talangnya :)








Simple kan!! Selamat mencoba!

Capcay Kuah



Sebenarnya, ngga niat buat postingan yang ini, Tapi karena si Abdullah malah yang heboh, setelah umminya masak manggil-manggil abinya buat foto..
Mungkin karena keseringan liat umminya kali yah.. tiap udah masak ato buat cake langsung di foto..hi..hi..
Yah, daripada fotonya ga diapa-apain  yang dibuat postingan aja deh.

Kembali ke cap-cay. Dulu, setahuku capcay itu kuahnya agak kental, biasanya finishingnya di tambahkan larutan tepung kanji atau maizena. Tapi karena berhubung suami nggak terlalu suka yang kental-kental kayak gitu, jadilah capcaynya berkuah mirip oseng-oseng biasa aja.

Bahannya sendiri beli di langganan sayur yg kebetulan jual “paket capcay”. maksudnya, beberapa sayuran bahan capcay udah dalam satu plastik.

Diantaranya: Sawi putih, sawi hijau, brokoli, buncis, kol, tomat, bawang bombay, wortel. Sisa ditambahkan bawang putih dan merica yang dihaluskan.

Jadi, tinggal potong-potong dikit. Masak deh.. Eh, kalau aku suka campur pakai udang.

Caranya: Tumis bawang putih dan merica yang sudah dihaluskan dengan margarin. Setelah itu masukkan bawang bombay.
Masukkan udang, tambahkan air secukupnya hingga matang.
Masukkan sayuran, kecuali sawi hijau. Masak hingga agak layu.
Tambahkan saus tomat, garam, gula pasir.
Terakhir masukkan sawi hijau.
Tambahkan irisan daun bawang dan daun sup.
Masak sebentar. Angkat.

Tongkol Goreng Bumbu Merah



Wah, kalau masakan yang satu ini favorit banget di keluargaku. Abinya abdullah dan abdullah sendiri suka banget. Pokoknya kalau ada menu yang satu ini, pengennya nombok.. he.. he.. Semakin “bermalam” malah semakin enak..

Biasanya sebelum digoreng, ikannya saya masak dulu (masak dengan kunyit asam, kalau orang makassar bilang “pallu mara"). Atau cukup di lumuri kunyit asam dan diamkan beberapa menit..

Resep selengkapnya silahkan disimak:

Bahan:
1 ekor ikan tongkol, ukuran agak besar
4 buah cabe merah (buang biji, sengaja agar ga terlalu pedas biar anak-anak juga bisa menikmati)
5 butir bawang merah
4 butir bawang putih
Kecap manis sesuai selera
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya
Air secukupnya
Minyak goreng, untuk menggoreng ikan dan menumis bumbu

Cara membuat:
  1. 1. Goreng ikan, sisihkan
  2. 2. Haluskan bawang merah, cabe merah, bawang putih.
  3. 3. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan.
  4. 4. Masukkan garam, gula pasir. Kecap manis.
  5. 5. Masukkan air secukupnya hingga mendidih.
  6. 6. Setelah mendidih, masukkan ikan yang telah digoreng.
  7. 7. Masak kembali dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna.
  8. 8. Kalau aku, tidak menunggu hingga airnya meresap sempurna agar sedikit berkuah.

Jumat, 27 Desember 2013

Nak..ini ada uang sepuluh riyal, pergilah ke pasar dan bawakan untuk kita seorang ayah..

Ada sebuah kisah yang sangat indah, yang saya ambil dari buku "Ada Surga di Rumahku" -penulis, Dr. Nashir Sulaiman Al-Umar-. Kisah ini berisi tentang seorang istri yang memuliakan kedudukan suaminya dan menanamkannya di dalam jiwa anak-anaknya. 

Kisah ini diperoleh dari seorang temannya. Ia menuturkan , "Dahulu aku mempunyai sebuah radio kecil, aku menyembunyikannya dari jangkauan ayahku". Ayahnya -semoga Allah merahmatinya- adalah termasuk orang yang zuhud dan wara' (berhati-hati terhadap hal-hal yang syubhat). Ibunya adalah seorang wanita shalihah. Seorang wanita  shalihah dan hafal Al-Qur'an, ia biasa mengisi pengajian kaum hawa dan telah meninggal -semoga Allah merahmatinya-, sedangkan ayahnya meninggal beberapa tahun sebelumnya.
Ia melanjutkan, "Namun, akhirnya ayahku menemukan radio itu, maka beliau memecahkannya." Ia bercerita,"Ketika beliau memecahkan radio itu, aku masih sangat muda, sekitar umur sepuluh tahun. Aku sangat marah dan aku banyak mengumpat akan kerusakan itu. Hal itu saya lakuka setelah ayah pergi." Ia kembali menuturkan, "Aku tidak berani berbicara kepada ayahku".
Akhirnya dia mengadukan kepada ibunya. Ia mengatakan sendiri di hadapan ibunya, sembari mencela ayahnya. Apa yang dilakukan ibunya? Anak itu bercerita,"Aku merasa tidak tenang kecuali setelah ibuku datang dengan membawa oleh-oleh kurma yang beliau beli dari pasar dan beliau juga membawa uang sepuluh riyal".

Sambil memberi oleh-oleh ibuku berkata,"Anakku, tenanglah, ini ada oleh-oleh, dan ini ada uang sepuluh riyal. Pergilah ke pasar dan bawakanlah untuk kita seorang ayah, kita tidak membutuhkan ayahmu lagi setelah hari ini. Karena ia telah memecahkan radiomu. Pergilah ke pasar dan belilah untuk kita seorang ayah dengan sepuluh riyal ini."

Ia berkata, "Aku bertanya kepada ibuku,"Wahai ibuku! Apakah ayah itu diperjualbelikan?" Aku berkata,"Aku tidak mau , karena ayah tidak diperdagangkan,". Sang ibu berkata,"Baiklah, jika tidak diperjualbelikan, lalu mengapa engkau mengumpat ayahmu karena perkara ini?! ia berkata,"Aku begitu menyesali perbuatanku, dan sejak hari itu aku begitu menghormati ayahku".

Ia melanjutkan ceritanya,"Sejak saat itu ayah memiliki kewibawaan dan kemuliaan, baik ketika masih hidup maupun sesudah wafatnya. Aku tidak pernah berperilaku tidak sopan kepadanya. Hingga suatu ketika ibu berkata kepadaku, "Anakku, tidaklah engkau mendapati ayah yang demikian kecuali seorang saja".

Silahkan menarik hikmah dari kisah diatas. Bagiku..ini kisah yang sangat indah..bagaimana seorang ibu mendidik anaknya dengan cerdas sehingga melahirkan anak yang patuh kepada kedua orang tuanya hingga mereka meninngal dunia.

gambar: http://alqiyamah.files.wordpress.com/2010/03/zakat3.jpg



Puding Sawo

Dapet kiriman buah Sawo dari tetangga.. Jujur ya..rasanya baru kali ini saya melihat langsung buah sawo tuh seperti apa..ternyata buah sawo yang mateng coklat-coklat gitu deh..pantesan ya klo orang yang berkulit coklat dikatakan warna kulitnya sawo matang..manggut, manggut..
Nah..berhubung buah sawonya cukup banyak, separoh dimakan, separuhnya lagi berpikir..bagusnya di buat apa ya?? “Cling” ada ide untuk dibuat puding aja. So..caimpur-campur bahan yang ada, jadi deh..
Ini komposisi resepnya:

Bahan :
6 buah sawo (kurang lebih ya..)
1 bks agar-agar coklat (bening juga boleh)
600 ml susu cair
2 butir telur
100 gr gula pasir
1 sdt coklat bubuk
1 sdm kopi instan

Cara membuat:
1. Kupas buah sawonya, buang biji, potong kecil-kecil
2. Kocok telur, sisihkan
3. Hangatkan sebagian kecil susu cair untuk melarutkan coklat bubuk dan kopi instan
3. Campur agar-agar, susu, gula pasir , dan larutan coklat kopi.
4. Masak sambil terus diaduk
5. Selagi adonan hangat, tuang 1 sendok sayur ke kocokan telur, aduk rata.
6. Tuang larutan telur sedikit demi sedikit ke adonan agar-agar sambil terus diaduk.
7. Masak hingga mendidih lalu masukkan potongan sawo.
8. Tuang ke dalam cetakan agar-agar yang sebelumnya telah diperciki air.
9. Tunggu hingga mengeras.
10. Sajikan

Rasanya enak, sawonya terasa.. Lebih enak disantap dalam keadaan dingin.

Kamis, 26 Desember 2013

Kalau Mau Pacaran “Yang Islami” Saja !!!


Kata sebagian orang : “Sulit untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas”. Istilah pacaran adalah sebuah istilah yang sudah sangat akrab ditelinga serta lengket dalam pandangan mata. 

Namun saya masih agak kesulitan untuk mendefinisikannya. Mudahan-mudahan tidak salah kalau saya katakan bahwa setiap kali istilah ini disebut maka yang terlintas dibenak kita adalah sepasang anak manusia –tertama kawula muda dan para remaja- yang tengah dilanda cinta dan dimabuk asmara, saling mengungkapkan rasa sayang, cinta dan rindu, yang kemudian akhirnya biduk ini akan menuju pada pantai pernikahan. Inilah paling tidak anggapan dan harapan sebagian pelakunya. Namun ada satu hal yang banyak luput dari banyak kalangan bahwa segala sesuatu itu ada etika dan aturannya, kalau masuk terminal saja ada aturannya, akankah masalah cinta yang kata sebagian orang “suci” ini tanpa aturan ???
.
Cinta Tabiat Anak Manusia: Jangan Dibunuh, Jangan pula Diumbar!
Alloh Ta’ala berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang dia ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia. Dan disisi Alloh lah tempat kembali yang baik.”
(QS. Ali Imron  : 14)
Inilah tabiat dan fithroh kita sebagai anak Adam. Anak cinta orang tua, orang tua cinta anak, kita cinta pada uang, kaum hawa cinta pada perhiasan  de el el. Begitu pula cinta pada lawan jenis, semua diantara kita yang laki-laki mencintai wanita dan yang wanita cinta laki-laki, barang siapa yang tidak memilikinya maka dipertanyakan kejantanan dan kefemininannya. Setuju nggak ???
.
Bila si Cinta dengan Gaun Merah Jambu itu Hadir!!

Saya tidak tahu persis sejak kapan warna merah jambu dan daun waru dinobatkan sebagai lambang cinta, apapun jawabannya, itu tidak terlalu penting bagi kita. Namun yang sangat penting adalah bahwasannya bila masa kanak-kanak itu telah beranjak pergi meninggalkan kehidupan kita, lalu kitapun menyandang predikat baru sebagai remaja untuk menyongsong kehidupan manusia dewasa yang mandiri. Ada sesuatu yang terasa hadir mengisi indahnya hidup ini. Itulah cinta. Yang jelas cinta ini bukan lagi cinta pada mainan atau jajan bungkusan anak-anak, namun cinta pada sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Saat itu tersenyumlah seraya berucap : “Selamat datang cinta.”



Kasihan si Cinta: Sering Dijadikan kambing Hitam!
Cinta adalah sesuatu yang agung, Dengan cinta seorang yang pengecut menjadi pemberani, orang yang bakhil menjadi dermawan, yang bodoh menjadi pintar, menjadikan orang pandai merangkai kata dan tulisan. Begitulah kira-kira yang diungkapkan para dokter cinta. Oleh karena jangan salahkan cinta, kasihan dia. Bukankah karena cinta seseorang bisa masuk sorga. Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Rosululloh tentang kapan terjadi hari kiamat, namun beliau malah balik bertanya : “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?” Dia menjawab : .”Cinta Alloh dan Rosul Nya.” maka beliaupun menjawab : “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Maka Anas bin Malik perowi hadits ini pun berseru gembira : “Demi Alloh, Saya mencintai Rosululloh, Mencintai Abu Bakr dan Umar, maka saya berharap untuk bisa bersama mereka disurga,” (Bukhori Muslim)
Cinta itu akan menjadi sangat agung kalau diletakkan pada tempatnya, namun bisa menjadi bencana kalau disalah gunakan. Oleh karena itu berhati-hatilah.
.
Cinta kepada Alloh: Rabb Semesta Alam
Cukuplah bagi kita merenungi ayat berikut :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesunguhnya orang-orang yang beriman yaitu adalah orang-orang yang ketika disebut nama Alloh maka bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya maka bertambahlah iman mereka karenanya. Dan kepada Robbnya mereka bertawakkal.”
(Al Anfal : 2)
Bertanyalah pada diri kita masing-masing, hatimu bergetar saat disebut nama-Nya ataukah nama nya ???  “Mintalah fatwa pada dirimu sendiri” begitulah kata Rosululloh.
Bukankah cinta ini yang menjadikan Handlolah meninggalkan malam pertamanya untuk pergi perang lalu meninggal dalam keadaan masih junub ? Bukankah cinta ini yang menjadikan Bilal bin Robah mampu menahan derita yang tak terkira ? begitu pulalah Ammar bin Yasir, Kholid bin Walid dan lainnya.
.
Cinta Kepada Rasululloh
Lelaki agung itu, yang meskipun beliau sudah meninggal 14 abad yang lalu , namun masih kita rasakan cinta dan kasihnya. Lihatlah gambaran Al Qur’an ini :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang pada kalian, seorang rosul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan, lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
(At Taubah : 128)
oleh karena itu tidak mengherankan kalau beliau bersabda :
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sehingga saya lebih dia cintai dari pada cintanya pada orang tuanya, anak-anaknya dan semua manusia.”(Bukhori Muslim)
Cinta pada sunnahnya, itulah bentuk cinta pada beliau. Sangat ironis sekali ummat islam sekarang yang mana setiap kali disebut sunnah beliau, maka mereka dengan langsung memprotes : “Kan Cuma sunnah ???” lalu kalau tidak sunnah beliau mau sunnah siapa ???
Firman Alloh :
“Sungguh ada bagi kalian pada diri Rosululloh suri tauladan yang baik.”
.
Cinta karena Alloh
Akhi, Ukhti, saya mencintaimu karena Alloh.” Begitulah Rosululloh mengajarkan ummatnya untuk cinta ada orang lain karena Alloh, dalam artian kalau orang itu semakin membuat kita dekat pada Nya maka cintailah dia, dan begitu pula sebaliknya kalau ada orang yang semakin menjauhkan kita dari Nya, maka jauhilah dia. Bukankah orang yang melakukannya akan merasakan manisnya iman dan akan mendapatkan mimbar cahaya yang diingingkan oleh para Nabi dan Syuhada’ ???
Mencintai tokoh idola anda, juga lakukan atas dasar cinta pada Alloh dan Rosulnya.
.
Itulah Agungnya Cinta: Jangan Diperkosa!
“Pemerkosaan arti cinta” -maaf kalau kalimat ini kedengaran kasar- namun itulah kenyataannya. Betapa banyak wanita yang menyerahkan mahkota hidupnya kepada orang yang belum berhak lalu dia berucap ini sebagai tanda cintaku padanya, sebaliknya betapa banyak kaum laki-laki yang harus melakukan kemaksiatan atas nama cinta. Subhanalloh !!! akankah cinta kita pada Alloh Dzat yang Maha Agung dikalahkan oleh cinta pada seseorang yang berasal dari air mani yang kotor, saat hidupnya selalu membawa kotoran, dan saat meninggal pun akan berubah menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan ??? Malulah pada Nabiyulloh Yusuf Alaihis Salam, yang mampu mempertahankan kehormatannya dihadapan seorang wanita cantik, kaya raya, bangsawan lagi. Jangan engkau berkata : “Diakan seorang Nabi ?.” karena kisah serupa pun dialami oleh  Abdur Rohman bin Abu Bakr, Muhammad al Miski dan lainnya
.
TIDAK!!! Islam Tidak Mengharamkan Cinta, Islam Hanya Mengaturnya!
Islam sebagai agama paripurna, tidak membiarkan satupun masalah tanpa aturan. Lha wong cara berpakaian, mandi, buang air dan hal-hal kecil lainnya ada aturanya, maka bagaimana mungkin urusan cinta yang menjadi keharusan hidup manusia normal akan tanpa aturan. Itu mustahil. Benarlah Salman Al Farisi tatkala ditanya : “Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai masalah adab buang air besar ? maka beliau menjawab : Ya, Rosululloh sudah mengajarkannya, beliau melarang kami untuk menghadap dan membelakangi kiblat dan memerintahkan kami untuk beristinjak dengan tiga batu dan melarang kami untuk beristinjak dengan kotorang dan tulang.”
Alloh Berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada Hari ini telah kusempurnakan agama kalian, dan telah Ku sempurnakan nikmatku kepadamu dan Aku rela islam sebagai agamamu.”
(Al Maidah : 3)
Oleh karena itu kalau mau bercinta alias pacaran, saya tawarkan sebuah ‘pacaran islami’ biar berpahala. Setuju nggak ??? selamat mencoba !!!
Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi kalau mau berpacaran yang ‘islami’ yaitu :
.
1.Menutup aurot
Firman Alloh Ta’ala :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min “Hendaknya mereka menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.”
(QS. Al Ahzab : 59)
Bahkan saking pentingnya masalah ini, Rosululloh juga mengaturnya walaupun antar jenis.
Dari Abu Said Al Khudri berkata  : “Rosululloh bersabda :
“Janganlah seorang laki-laki itu melihat aurat laki-laki dan jangan seorang wania melihat aurat wanita.”
(H.R. Muslim)
.
2.Menundukkan pandangan
Firman Alloh Ta’ala :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka.”
“Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.”
(QS. An Nur : 30,31)
Dari Jarir bin Abdillah berkata : “Saya bertanya pada Rosululloh tentang pandangan yang mendadak tak sengaja, maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandangan itu.” (Muslim)
.
3.Tidak bersolek ala jahiliyah
Firman Alloh Ta’ala :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan menetaplah kalian dalam rumah-rumah kalian, dan janganlah bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyah yang dahulu.”
QS. Al Ahzab : 33)
Dari Abu Huroiroh berkata : “Rosululloh bersabda : “Ada dua golongan manusia ahli neraka yang saya belum pernah melihatnya, yang pertama : orang-orang yang memegang cambuk untuk memukul orang lian, yang kedua : Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan pernah masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga, padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.”
(Muslim)
Alangkah meruginya orang yang semacam ini !!!
.
4.Ada pembatas antara laki-laki dan wanita
Firman Alloh Ta’ala :
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
Dan apabila kalian meminta sesuatu pada mereka (para istri Rosululloh ) maka mintalah dari balik hijab. Karena yang demikan itu lebih suci bagi hati kalian serta bagi hati mereka.”
(QS.Al Ahzab : 53)
.
5.Jangan berdua-duaan, karena yang ketiganya adalah setan
Begitulah kira-kira bunyi hadits Rosululloh riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh dengan sanad hasan
.
6.Jangan lembutkan ucapan
Firman Alloh Ta’ala :
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
Janganlah kalian (Para wanita) melembutkan ucapan, sehingga akan rakus orang-orang yang punya penyakit hati, namun ucapkanlah yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
.
7.Kulitmu masih haram bagiku
Dari Ma’qil bin Yasar berkata : Rosululloh bersabda :
“Seandainya ditusuk pada kepala salah seorang kalian dengan jarum besi panas, maka itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
(HR. Thobroni, Lihat As Shohihah : 226)
.
  • Saudaraku, kalau anda mampu memenuhi syarat ini, teruskan pacaran anda.
  • Namun kalau tidak, maka pilihlah engkau lebih mencintai dia ataukah Alloh yang telah menciptakanmu, memberimu rizqi, melimpahkan kasih sayangNya padamu  dan memberimu hidayah menjadi orang islam ???
  • Segera tinggalkan transaksi harammu itu, sebelum kemurkaan Alloh benar-benar datang. Atau saya punya usul , bagaimana kalau engkau cepat-cepat menikah, itupun kalau engkau sudah siap. Bagaimana ???
.
STOP!! Ini Bukan Area Anda! Jangan Berzina!!
Jangan ada yang berfikir bahwasannya yang terlarang dalam islam hanyalah zina dalam pengertian masuknya timba dalam sumur sebagaimana bahasa hadits Rosululloh. Namun yang terlarang adalah semua hal yang mendekati pada perzinaan tersebut. Perhatikanlah firman Alloh :
“Janganlah kalian mendekati zina”
Juga Sabda Rosululloh saw :
“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan pada setiap anak adam bagianya dari zina yang pasti akan menemuinya, zinanya mata adalah memandang, zinanya lisan adalah berucap, jiwa dengan berharap dan berkhayal, yang semua itu dibenarkan atau didustakan oleh kemaluan.”
(Bukhori Muslim)
.
Hamil dulu baru nikah atau nikah dulu baru hamil?
Hamil setelah pernikahan yang sah adalah sebuah kebanggaan dan keagungan, semua orang yang memasuki biduk pernikahan pasti menginginkan kehamilan istrinya. Banyak klinik yang  mengaku bisa mengobati kemandulan adalah salah satu buktinya.
Di sisi lain, wanita yang hamil tanpa tahu harus kemana dia harus memanggil “Suamiku” akan sangat gelisah.
Masyarakat yang terkadang dholim akan bisa dengan segera memaafkan laki-laki yang berbuat kurang ajar itu, namun tidak terhadap wanita. Dia akan menanggung aib itu sepanjang zaman dan akan terkenallah ia sebagai wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya.
Begitulah yang dikatakan oleh Syaikh Ali Ath Thonthowi.
Kalau dia menikah kelak, bukankah suaminya akan dengan mudah mengatakan : “Sudah berapa laki-laki yang tidur denganmu sebelum menikah denganku ?
Anak yang terlahir, dia akan terlahir sebagai anak yang tidak di harapkan kehadirannya, Tidak ada sentuhan kasih dan sayang.
Dari sisi Fiqh, Imam Ahmad bin Hambal dan lainnya mengatakan bahwa wanita hamil dari hasil perzinaan tidak boleh dinikahi selama hamil, dan kalau sudah terlanjur dinikahi maka harus diadakan pernikahan ulang.
.
Peringatan Penting Bagi yang masih Punya hati…
Anda kepingin mendapatkan seorang pasangan hidup yang baik, setia, sholih dan sholihah ??? perhatikanlah resep Ilahi ini :
لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita yang jelek untuk laki-laki yang jelek, lelaki yang jelek untuk wanita yang jelek, begitu pula dengan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.”
(QS. An Nur : 26)
Kata para ulama’ : “Balasan itu sejenis dengan amal perbuatannya.”
  • Akan menjadi sebuah mimpi disiang bolong kalau anda menginginkan istri seperti Fathimah binti Abdul Malik kalau anda tidak bisa menjadi Umar bin Abdul Aziz.
  • Jangan pula mimpi bersuamikan Ali bin Abi Tholib kalau engkau tidak menjadi Fathimah binti Muhammad. Perbaikilah dirimu dahulu sebelum engkau berharap mendapatkan pasangan hidup yang engkau idamkan !!!
.
Jangan Katakan ini!
Jangan engkau berkata padaku :
“Aku berpacaran kan untuk tahap penjajagan, biar saling memahami karakter masing-masing, sehingga tidak akan terjadi penyesalan setelah memasuki maghligai pernikahan, karena bagaimanapun juga kegagalan dalan berpacaran jauh lebih ringan daripada kegagalan dalam pernikahan.”
Jangan engkau katakan itu padaku, karena itu hanyalah topengmu belaka.
  • Tanyalah pada dirimu sendiri apakah engkau selama pacaran, mencoba untuk memahami masing-masing dan belajar untuk menjadi suami istri yang baik? 
  • Ataukah yang engkau lakukan adalah berusaha menjadi baik saat berada dekat sang pacar? Bukankah ini sebuah penipuan kepribadian ??? persis kayak penjual yang takut ditinggal pembeli, yang mana ia harus berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya.
  • Lalu apa yang engkau sisakan nanti kalau memasuki dunia pernikahan, bukankah semuanya sudah engkau rasakan ? saling memadu rasa kasih sayang, mengungkapkan rasa cinta, berjalan bareng, nonton bareng, rekreasi bareng, bahkan mungkin hubungan suami istripun sudah dilakukan. Lalu apa yang akan engkau sisakan setelah menikah ??? malam pertamamu akan terasa hambar, tidak ada yang beda pada malam itu karena semua sudah dilakukan, bahkan mungkin akan terasa pahit, karena selama ini engkau berhubungan bukan cuma berdua, tapi bertiga, Yah …. Engkau bersama setan yang selalu membumbui semua kemaksiatan menjadi kenikmatan.
Bandingkan dengan yang malam pertamanya adalah benar-benar malam pertama. Dan bulan madunya benar benar semanis madu. Ah !!! saya tidak mau terlalu jauh mengenang masa-masa indah itu ….. kasihan yang belum nikah, he… he …
.
Jangan Anggap Ini Keras!
Mungkin ada diantara kalian yang berkata : “ustadznya terlalu keras.”
Wahai saudaraku seiman !!! cobalah renungkan kembali ayat-ayat dan hadits diatas dengan pikiran jernih, kepala dingin dan penuh rasionalitas, lalu ambilah kesimpulan, manakah yang keras ??? bukankah itu semua tuntutan syariat agama yang kita anut bersama ?
Atau jangan-jangan engkau sedang kena penyakit mag sehingga nasi yang lembek pun terasa keras, itulah kemungkinan yang paling dekat. Hatimu sedang berpenyakit, sehingga engkau merasa sakit dan keras dengan sesuatu yang sebenarnya lembek. Bukankah Rosululloh bersabda :
“Saya diutus untuk membawa syariat yang lurus dan mudah.”
(Bukhori Muslim)
Penutup
Dipenghujung tulisan ini, saya teringat bahwa beberapa hari lagi kita memasuki bulan Romadlon. Belajar dari orang yang berpuasa yang dia menahan lapar dahaga sehari penuh, namun saat berbuka, akan terasa sangat nikmat air putih meskipun tanpa gula.
Inilah puasa panjang syahwat kita, yang akan engkau rasakan nikmatnya tatkala engkau berbuka dimaghligai pernikahan.
Saat melalui puasa panjang ini laluilah dengan :
Banyak berdzikir, menyebut kebesaran Ilahi
Sabar dan sholatlah
Ikutilah kajian-kajian keagamaan
Bertemanlah dengan orang-orang sholih yang akan menolongmu tegar dalam jalan Nya
Sibukkan diri dengan aktivitas surgawi
Kalau masih kebelet juga, perbanyaklah puasa karena sesunguhnya puasa adalah benteng yang kokoh.
Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami sebuah kebenaran itu sebagai sesuatu yang benar dan berilah kami kekuatan untuk menjalankannya. Dan tunjukkanlah kepada kami sebuah kesalahan itu sebagai sesuatu yang salah dan berilah kami kekuatan untuk meninggalkannya.
Wa akhiru da’wana ‘anil Hamdi lillahi Robbil Alamin.

Rabu, 25 Desember 2013

Keutamaan Bulan Ramadhan


Ramadhan segera tiba, waktunya mempersiapkan ilmu sebelum memasukinya. Agar kita dapat meraih kesempurnaan Ramadhan.. Seperti kata Imam Bukhari "Al 'ilmu Qablal Qauli wal 'Amal", "Berilmu sebelum beramal".
Nah, artikel kali ini berisi keutamaan-keutamaan Ramadhan. Sehingga kita akan termotivasi untuk meraih keutamaannya dan menahan hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk meraih keutamaannya..
Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]

Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”[2]

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” [3]

Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan

Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ(1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ(3)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah[4]. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.[5]

Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[6]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.[7] An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”[8] An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”[9]

Raihlah berbagai keutamaan di bulan tersebut, wahai Saudaraku!
Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

[1] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2/179.
[2] HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
[3] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188.
[4] Tafsir Ath Thobari, 21/6.
[5] Zaadul Masiir, 7/336-337.
[6] HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224.
[7] HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[8] Al Majmu’, 6/375.
[9] Idem.

sumber gambar: http://alqoshiduun.files.wordpress.com/2007/09/gw-silou.jpg

Syair Ramadhan

Wahai Engkau yang tidak cukup melkukan dosa di bulan Rajab
Lalu engkau sambung kembali di bulan Sya'ban
Telah datang bulan puasa kepadamu setelah keduanya
Janganlah engkau jadikan juga sebagai bulan kemaksiatan
Bacalah Al-Qur'an dan bertasbilah dengan sungguh-sungguh
Karena sesungguhnya ia adalah bulan tasbih dan Al-Qur'an
Betapa banyak engkau mengenal para pendahulumu berpuasa
dari kalangan keluarga, tetangga dan saudara
Maut menyirnakan mereka, membiarkanmu hidup sepeninggal mereka
Yang jauh akan menjadi dekat, alangkah cepatnya.
(dikutip dari buku "Majelis Bulan Ramadhan", Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin)

sumber gambar : http://www.djibnet.com/photo/249840249-happy-ramadhan-mobarak-alaikom-al-shahar.jpg

Minggu, 22 Desember 2013

Adakah amalan tertentu di bulan rajab?

Rajab
Asal Penamaan
Dinamakan bulan Rajab, dari kata rajjaba – yurajjibu yang artinya mengagungkan. Bulan ini dinamakan Rajab karena bulan ini diagungkan masyarakat Arab. (keterangan Al Ashma’i, dikutip dari Lathaiful Ma’arif, hal. 210)

Keutamaan Bulan Rajab
Bulan Rajab termasuk salah satu empat bulan haram.
Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At Taubah: 36)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana kondisinya, ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan, diantaranya empat bulan haram. Tiga bulan ber-turut-turut: Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan: Rajab suku Mudhar, yaitu bulan antara Jumadi (tsaniyah) dan sya’ban.” (HR. Al Bukhari & Muslim)

Keterangan:
Disebut “Rajab suku Mudhar” karena suku Mudhar adalah suku yang paling menjaga kehormatan bulan Rajab, dibandingkan suku-suku yang lain. Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi batasan: antara Jumadil (tsaniyah) dan sya’ban, sebagai bentuk menguatkan makna. (Umdatul Qori, 26/305)
Ada yang menjelaskan, disebut “Rajab suku Mudhar” untuk membedakan dengan bulan yang diagungkan suku Rabi’ah. Suku Rabi’ah menghormati bulan Ramadhan, sementara suku Mudhar mengagungkan bulan Rajab. Karena itu bulan ini dinisbahkan kepada suku Mudhar.

Hadis Dlaif Terkait Bulan Rajab

1. Hadis: “Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberi minum orang ini dengan air sungai tersebut.” (Riwayat Abul Qosim At Taimi dalam At Targhib wat Tarhib, Al Hafidz Al Ashbahani dalam kitab Fadlus Shiyam, dan Al Baihaqi dalam Fadhail Auqat. Ibnul Jauzi mengatakan dalam Al Ilal Al Mutanahiyah: Dalam sanadnya terdapat banyak perawi yang tidak dikenal, sanadnya dhaif secara umum, namun tidak sampai untuk dihukumi palsu.) 

2. Hadis: “Allahumma baarik lanaa fii rajabin wa sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana.” (Riwayat Ahmad, dan di sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad, dari Ziyadah An Numairi. Tentang para perawi ini, Imam Bukhari mengatakan: Munkarul hadis. An Nasa’i mengatakan: Mungkarul hadis. Sementara Ibn Hibban menyatakan: hadisnya tidak bisa dijadikan dalil)
3. Hadis: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah puasa setelah Ramadhan, selain di bulan Rajab dan Sya’ban.” (Riwayat Al Baihaqi. Ibn Hajar mengatakan: ini adalah hadis munkar, disebabkan adanya perawi yang bernama Yusuf bin Athiyah, dia orang yang dhaif sekali.- Tabyinul Ajbi, hal. 12) 

4. Hadis: “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (Riwayat Abu Bakr An Naqasy. Al Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan: An Naqasy adalah pemalsu hadis, pendusta. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadis ini dengan hadis maudlu’) 

5. Hadis: “Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Al Qur’an dibanding dzikir yang lain.” (Ibn Hajar mengatakan: Perawi hadis ini ada yang bernama As Saqathi, dia adalah penyakit dan orang yang terkenal sebagai pemalsu hadis). 

6. Hadis: “Rajab adalah bulan Allah Al Asham. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, atas dasar iman dan ihtisab (mengharap pahala) maka dia berhak mendapat ridla Allah yang besar.” (Hadis palsu, sebagaimana penjelasan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah

7. Hadis: “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginyu puasa sebulan penuh. Siapa yang puasa tujuh hari maka Allah menutup tujuh pintu neraka.” (Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/206) 

8.Hadis: “Siapa yang shalat maghrib di malam pertama bulan Rajab, setelah itu dia shalat dua puluh rakaat, setiap rakaat dia membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas sekali, dan dia melakukan salam sebanyak sepuluh kali. Tahukah kalian apa pahalanya? ….lanjutan hadis: Allah akan menjaga dirinnya, keluarganya, hartanya, dan anaknya. Dia dilindungi dari siksa kubur, …“(Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/123) 

9. Hadis: “Siapa yang puasa di bulan Rajab dan shalat empat rakaat…maka dia tidak akan mati sampai dia melihat tempatnya di surga atau dia diperlihatkan.” (Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/124, Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 47) 

10. Hadis Shalat Raghaib: “Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadlan bulan umatku… namun janganlah kalian lupa dengan malam jum’at pertama bulan Rajab, karena malam itu adalah malam yang disebut oleh para malaikat dengan Ar Raghaib. Dimana apabila telah berlalu sepertiga malam, tidak ada satupun malaikat yang berada di semua lapisan langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di ka’bah dan sekitarnya. Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: Wahai malaikatKu, mintalah apa saja yang kalian inginkan. Maka mereka mengatakan: Wahai Tuhan kami, keinginan kami adalah agar engkau mengampuni orang yang suka puasa Rajab. Allah berfirman: Hal itu sudah Aku lakukan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa hari kamis pertama di bulan Rajab, kemudian shalat antara maghrib sampai isya’ – yaitu pada malam jum’at – dua belas rakaat…’” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/124 – 126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 22 – 24, dan As Syaukani dalam Al fawaid Al Majmu’ah, hal. 47 – 50) 

11. Hadis: “Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali…..” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 50) 

12. Hadis: “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, siapa yang berpuasa sehari, Allah akan mencatat baginya puasa seribu tahun…”(Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/206 – 207, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 26, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 101, As Suyuthi dalam Al Lali’ Al Mashnu’ah, 2/115)

Bulan Rajab Dalam Pandangan Masyarakat Jahiliyah
Masyarakat jahiliyah sangat menghormati bulan Rajab. Ini terlihat dari banyaknya acara peribadatan pada bulan ini. Diantara ritual ibadah mereka di bulan rajab adalah menyembelih binatang, yang disebut ‘Athirah atau Rajabiyah. Mereka persembahkan sembelihannya untuk sesembahan mereka. Mereka juga berpuasa di bulan Rajab, kemudian diakhiri dengan menyembelih ‘Athirah. Masyarakat jahiliyah juga melarang keras adanya peperangan yang terjadi bebepatan di bulan Rajab.

Disamping itu, mereka memberikan banyak nama untuk bulan Rajab. Ada yang menyebutkan, bulan ini memililki 14 nama. Diantaranya: Syahrullah, Rajab, Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Asham, dll. Bahkan ada yang menyebutkan, bulan ini memiliki 17 nama. Sedangkan masyarakat memiliki kaidah, bahwa sesuatu yang memiliki banyak nama itu menunjukkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang mulia.

Dulu masyarakat jahiliyah memilih bulan Rajab untuk mendo’akan orang yang mendhalimi mereka, dan biasanya do’a itu dikabulkan. Hal ini pernah disampaikan kepada Umar bin Khattab, kemudian beliau mengatakan: Sesungguhnya Allah memperlakukan hal itu kepada untuk menjauhkan hubungan antara satu suku dengan suku yang lain. Dan Allah jadikan kiamat sebagai hari pertanggung jawaban.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, dari Kharshah bin Al Har, bahwa beliau melihat Umar bin Khatab memukuli telapak tangan beberapa orang, sampai mereka letakkan tangannya di wadah, kemudian beliau menyuruh mereka: Makanlah (jangan puasa). Karena dulu, bulan ini diagungkan oleh masyarakat jahiliyah. (HR. Ibn Abi Syaibah dan sanadnya dishahihkan Al Albani)


Amalan Sunnah di Bulan Rajab
Tidak terdapat amalan khusus terkait bulan Rajab. Baik bentuknya shalat, puasa, zakat, maupun umrah. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa hadis yang menyebutkan amalan bulan rajab adalah hadis bathil dan tertolak.

Ibn Hajar mengatakan: Tidak terdapat riwayat yang shahih, bisa untuk dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab, baik bentuknya puasa sebulan penuh atau puasa di tanggal tertentu bulan rajab atau shalat tahajjud di malam tertentu. Keterangan saya ini telah didahului oleh ketengan Imam Abu Ismail Al Harawi. (Tabyinul Ujub bimaa warada fii Fadli Rajab, hal. 6)

Imam Ibn Rajab mengatakan: “Tidak terdapat dalil yang shahih, yang menyebutkan adanya anjuran shalat tertentu di bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Raghaib di malam jum’at pertama bulan rajab adalah hadis dusta, bathil, dan tidak shahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah menurut mayoritas ulama.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 213)

Terkait masalah puasa di bulan Rajab, Imam Ibn Rajab juga menegaskan, tidak ada satupun hadis shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan: “Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.” Namun riwayat bukan hadis. Imam Al Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah: “Abu Qilabah termasuk Tabi’in senior, beliau tidak menyampaikan riwayat itu selain hanya kabar tanpa sanad.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 213)

Pertama, Puasa Sunnah bulan haram
Akan tetapi, jika seseorang melaksanakan puasa di bulan Rajab dengan niat puasa sunnah di bulan-bulan haram maka ini dibolehkan, bahkan dianjurkan. Mengingat sebuah hadits yanng diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi dan yang lainnya, bahwa suatu ketika datang seseorang dari suku Al Bahili menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia meminta diajari berpuasa. 


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan: “Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan: “Saya masih kuat, tambahkanlah!” “Dua hari setiap bulan”. Orang ini mengatakan: “Saya masih kuat, tambahkanlah!” “Tiga hari setiap bulan.” orang ini tetap meminta untuk ditambahi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah di bulan haram dan berbukalah (setelah selesai bulan haram).” (Hadis ini dishahihkan sebagaian ulama dan didhaifkan ulama lainnya). Namun diriwayatkan bahwa beberapa ulama salaf berpuasa di semua bulan haram. Dinataranya: Ibn Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Subai’i.

Sabtu, 21 Desember 2013

Bulan Sya’ban, apa sih keistimewaannya??

sya'banSebentar lagi bulan Rajab akan segera berlalu.. dan tentunya Sya’ban di depan mata.. Ada baiknya kita menambah ilmu kita mengenai keutamaan bulan Sya’ban agar kita dapat meraup pahala dengan melaksanakan amalan sunnah di bulan Sya’ban.. Yuk kita tengok..apa istimewanya sih bulan Sya’aban ini..

Keutamaan Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah.” (Lathoif Al Ma’arif, 235)

Amalan yang di sunnahkan
Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)

Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)? Asy Syaukani mengatakan,  “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.

Lalu Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak puasa penuh di bulan Sya’ban? An Nawawi rahimahullah menuturkan bahwa para ulama mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib. ” (Syarh Muslim, 4/161)

Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, Ibnu Rajab, 233)
Hikmah di balik puasa Sya’ban adalah:
  1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”
  2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban.  Jadi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.
  3. Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif,  hal. 234-243)
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita mengikuti suri tauladan kita untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Semoga dengan melakukan hal ini kita termasuk orang yang mendapat keutamaan yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut.

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ

“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506).

Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya (terkabulnya) do’a. (Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad)