Selasa, 12 November 2013

Anak Aktif dan Hiperaktif, Apa Bedanya?

Banyak diantara kita sebagai orang tua menganggap anak-anak yang sering mengganggu temannya, tidak bisa diam, kurang dapat mengikuti pelajaran di sekolah sebagai anak nakal, malas atau bodoh. 

Padahal bisa jadi anaknya mengalami gangguan dalam perkembangannya yang biasa kita kenal dengan istilah Hiperaktif.

Untuk itu mari kita mengenali ciri-ciri anak Hiperaktif dibandingkan dengan anak yang Aktif.


HIPERAKTIF

Secara psikologis, Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentan konsentrasi penderita sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab yang lain, yakni: temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. 

Dapat juga diakibatkan oleh gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma kepala saat di jalan lahir atau terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Ciri-ciri anak Hiperaktif:

1. Tidak Fokus

Anak yang mengalamai gangguan hiperaktifitas (hiperaktif) sulit berkonsentrasi lebih dari lima menit yakni tidak dapat diam dalam waktu yang cukup lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal yang lain.

Terkadang anak juga berprilaku impulsif , seperti ingin memegang dan meraih apa yang ada di depannya atau yang dipegang oleh temannya tetapi ia memegang dan mengambilnya tanpa tujuan. Jadi asal pegang saja yang kemudian apa yang dipegangnya malah dibanting hingga rusak.

Anak hiperaktif juga sering berbicara semaunya tanpa ada maksud yang jelas sehingga perkataannya sering sulit dimengerti.
Pada pola interaksi dengan orang lain sering didapatkan anak tersebut acuh tak acuh sehingga tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.

2.Menentang

Umumnya anak yang hiperaktif memiliki sikap pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya jika ia dinasehati jika mondar-mandir tanpa tujuan, mencorat-coret atau naik-turun tak mau berhenti, penolakannya dapat ditunjukkan dengan sikap tak acuh (cuek).

3. Destruktif

Ketika anak ini menyusun mainan, maka anak ini sering tidak dapat menyusunnya bahkan malah menghancurkannya. Begitu pula dengan barang-barang rumah yang mudah pecah seperti vas bunga atau lainnya, kecenderungan anak hiperaktif untuk menghancurkannya cukup besar.

4. Tak kenal lelah

Anak yang hiperaktif sering tidak menunjukkan kelelahan dalam berkatifitas. Sepanjang hari ia akan bergerak kesana kemari, melompat, berlari, dan sebagainya sehingga orang tua kesulitan meladeni perilakunya.

5. Tanpa tujuan

Aktifitas yang dilakukan anak hiperaktif tidak memiliki tujuan yang jelas.
Anak ini juga tidak memiliki sifat tidak sabar. Sering ia merebut apa yang dimainkan oleh temannya atau jika bermain maka ia tidak mau menunggu giliran. Tak hanya itu, anak hiperaktif sering kali juga mengusili temannya tanpa alasan jelas seperti tiba-tiba memukul, mendorong dan sebagainya, meskipun alasan untuk melakukan hal tersebut tidak ada.


6. Intelektualitas rendah


Sering kali anak-anak dengan gangguan hiperaktifitas memiliki intelektualitas yang rendah.


AKTIF

Anak aktif, tidak terdapat gangguan di otaknya, anaknya hanya sekedar aktif. Hanya saja energi si anak yang terkumpul berlimpah dan anak berkeinginan untuk selalu bergerak sehingga ia memiliki mobilitas yang tinggi dibandingkan anak yang lain. Secara sekilas anak hiperaktif dan aktif  memiliki kesamaan perilaku yang dapat dibedakan jika ditilik lebih lanjut.

Ciri-ciri anak Aktif

1. Fokus (perhatian Kuat)

Anak aktif memiliki kemampuan kuat untuk memfokuskan perhatian. Ketika bermain puzzle misalnya, anak aktif cenderung dapat melakukan penyelesaian masalah dengan baik. Berbeda dengan anak yang hiperaktif yang cenderung cepat bosan sehingga tidak dapat menyelesaikannya dan hanya mempermainkannya saja.

2. Lebih Penurut

Sikap menentang pada anak aktif tidak sekuat pada anak hiperaktif. Ia masih dapat diberi tahu dan  dapat mematuhinya dengan  lebih baik.

3. Konstruksif
 
Ketika diberikan mainan, anak yang aktif akan berusaha melakukan sesuai dengan permintaan. Ia akan berusaha menyusun dan menyelesaikan permainannya secara konstruktif.

4. Ada waktu lelah

Anak aktif umumnya memiliki batas mobilitas. Ketika merasa lelah ia akan menghentikan permainannya dan beristirahat. Walau demikian, pada beberapa kasus istirahatnya sangat sedikit sehingga kesannya tidak pernah lelah seperti anak sakit.

5.Lebih sabar

Anak aktif memiliki kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan anak hiperaktif. Ketika menyelesaikan permainan puzzle misalnya, anak aktif berusaha lebih keras dan sabar menyelesaikan tugasnya hingga tuntas.

6.Intelektualitas tinggi

Umumnya, anak aktif memiliki kecenderungan menjadi anak cerdas. Ia memiliki tenaga, rasa ingin tahu dan kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui hal-hal baru. Sebaiknya kesempatan ini dimanfaatkan orang tua untuk menstimulasi perkembangan anak dengan sebaik-baiknya.

       Dari gambaran di atas, mari kita mengamati sejenak buah hati kita terutama pada usia 3,5 hingga 7 tahun (walaupun pada beberapa kasus kelainan hiperaktif sudah dapat terlihat pada usia 1,5 - 2,5 tahun). Setelah kita melakukan pengamatan, jika kita merasa anak kita cenderung kearah hiperaktif maka langkah yang tepat yang dapat kita ambil adalah memeriksakan anak anda ke tenaga profesional seperti dokter anak atau ke dokter jiwa untuk menyakinkan kita apakah anak kita betul hiperaktif atau hanya aktif sehingga dapat ditentukan langkah penanganan sedini mungkin.

sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3xrPmtaOIbj7A5EeVA7fvsbP-rV14cG37qpnux5ZOQUKHjKpCh9Zy4OsH8BRkgTrKHm-0wIJHTLoYYepIIcmwZc32orUKefXonrDaLj3kGqLnWcEIgPLaEbpVnrL_7nQ2-DD7ajjHupqy/s200/Hiperaktif.jpg

2 komentar :

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...