Rabu, 13 November 2013

Disabilitas Dan Pandangan Masyarakat

disabilitas dan pandangan masyarakat
Disabilitas dan pandangan masyarakatSebenarnya tema ini sudah pernah kupaparkan pada artkel sebelumnya dengan judul yang sama disabilitas dan pandangan masyarakat.
Dalam artikel tersebut dikisahkan bagaimana seorang penyandang disabilitas, khusunya tunanetra seperti tanteku mampu mandiri dan meraih segudang prestasi yang menjadikannya sangat patut untuk diteladani.
Bagaimana beliau dan suaminya merawat dan mendidik 4 orang anaknya yang terlahir normal dengan tangan mereka sendiri, walaupun sang suami menyandang disabilitas yang sama.

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat – Saat kekurangan menjadi ajang eksploitasi

Dalam artikel ini, saya mencoba mengangkat isu disabilitas dan pandangan masyarakat dalam sisi yang berbeda dari artikel sebelumnya, yakni banyaknya pihak-pihak tertentu yang menjadikan kekurangan mereka sebagai ajang eksploitasi demi keuntungan sesaat.

Dengan mata kepala saya sendiri, terkadang saya melihat di perempatan-perempatan lampu merah di jalan-jalan, sosok peminta-minta yang sangat terlihat menonjolkan kekurangan mereka yang tentunya untuk memancing rasa iba.

Miris melihatnya… padahal banyak cara untuk mencari sesuap nasi dibandingkan hanya mengeksploitasi kekurangan mereka.

Kemiskinan, tentu saja menjadi alasan utama sehingga dengan mudahnya mereka dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

Kita memang tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, persaingan hidup yang cukup berat bagi mereka penyandang disabilitas.

Diskriminasi di dunia kerja seakan sudah menjadi rahasia umum, dan alasan kuat untuk menolak mereka hanyalah karena disabilitas yang disandangnya, terlepas dari skill dan background  pendidikan yang disandangnya.

Saat berkunjung ke sebuah blog, saya mendapatkan sebuah contoh kisah seorang sarjana ekonomi yang terpaksa menjadi seorang petani, karena tidak mendapat “tempat” di dunia kerja hanya karena alasan disabilitas.

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat – Mereka punya hak yang sama

Mereka, para penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama dengan kita, baik di hadapan Allah maupun di mata masyarakat.

Di hadapan Allah

Bukankah di hadapan Allah ,seseorang dinilai dari tingkat ketaqwaannya??? Bisa jadi kita menilai mereka rendah secara fisik tapi di hadapan Allah, mereka jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan kita jika mereka adalah penyandang disabilitas yang bertakwa…

Mengutip Firman Allah subhaanahu wa Ta’aala, dalam Q.S Al Hujurat :13, yang artinya :
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu
Maka dari itu, bagi yang menghina mereka takutlah kepada Allah!!!
Nikmat kesempurnaan fisik merupakan ujian bagi kita, sejauh mana kita menggunakan kesempurnaan tersebut…
Boleh jadi itu hanyalah “titipan sementara”. Dan kalau nikmat tersebut dicabut dari kita apakah kita sanggup menjalani hal serupa dengan apa yang mereka alami.?? Wal ‘iyadzubillah.

Sebagai warga negara

Sebenarnya hak mereka sebagai warga negara sudah diatur dalam undang-undang No.4 tahun 1997. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan secara gamblang.

Dalam undang-undang tersebut dijelaskan definisi penyandang disabilitas yang tertera dalam pasal 1:
Penyandang cacat adalah setiap orang yang memiliki kelainan fisik/mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya yang terdiri dari :
a. penyandang cacat fisik
b. penyandang cacat mental
c. penyandang cacat fisik dan mental

dari sisi hak, dijelaskan pada pasal 6 :

1. pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang pendidikan
2. pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya
3. perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya.
4. aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya
5. rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial; dan
6. hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Namun, seakan-akan sederet penjelasan hak mereka dalam undang-undang tersebut hanya berlaku di atas kertas,  dan dalam praktek keseharian ternyata pandangan negatif masyarakat terus saja “menghantui” mereka.

Ada memang yang merasa bahwa haknya terpenuhi tapi itupun harus dilalui dengan perjuangan ekstra, baik hak tersebut diperjuangkan oleh diri mereka sendiri ataupun keluarga mereka.

Peran pemerintah sangat besar dalam hal ini guna mensosialisasikan keberadaan serta hak mereka. Tindakan tegas serta praktik nyata sangat diharapkan bagi mereka penyandang disabilitas.

Sebagai contoh, instansi-instansi di bawah naungan pemerintah dalam menerima tenaga kerja hendaknya mempertimbangkan para pelamar penyandang disabilitas yang memang memiliki skill yang memadai untuk dipekerjakan tentunya sesuai dengan derajat kecacatan yang mereka alami.

Disabilitas dan Pandangan masyarakat – Keberadaan Kartunet 

Mendengar kata kartunet apa yang berada di pikiran kalian??
Awalnya saya berpikir Kartunet itu akronim dari kata Kartun Network…tapi ternyata setelah menelusuri situsnya www.kartunet.com ternyata kartunet berasal dari kata “Karya Tunanetra Community” yang diolah oleh sekelompok pemuda tunanetra yang menguasai teknologi informasi khususnya internet.

disabilitas dan pandangan masyarakat

Saya jadi berpikir, masya Allah sangat  patut diacungi jempol!!
Mereka, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, terutama dari sisi penglihatan, ternyata mampu menguasai bidang ini, sesuatu yang awalnya sempat berpikir “mustahil” mereka bisa melakukannya.

Teknologi informasi memang berkembang dengan sangat pesatnya, dan alhamdulillah sudah merambah kepada mereka yang berkebutuhan khusus. Sehingga mereka penyandang disabilitas mampu terlibat aktif, entah sebagai penerima maupun pemberi informasi.

Keberadaan kartunet ini, benar-benar menjadi salah satu solusi bagi mereka yang ingin membuka mata dunia tentang eksistensi mereka, menyebarkan isu-isu disabilitas serta memperkenalkan karya-karya mereka.
Sehingga disabilitas bukan hanya menjadi isu di kalangan interen mereka saja tapi juga di kalangan masyarakat umum, tentu yang menjadi harapan utama yakni mewujudkan masyarakat inklusif, masyarakat tanpa diskriminasi baik di bidang pendidikan maupun pekerjaan.

Salah satu usaha mereka dalam menyebarkan isu disabilitas yakni dengan mengadakan kontes semi SEO dengan tema “ Disabilitas dan Pandangan Masyarakat”, Dengan terselenggaranya kontes ini diharapkan masyarakat, khususnya para blogger, dapat lebih mengenal dunia disabilitas dan dapat berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat inklusi (masyarakat tanpa diskriminasi).
Dan apa yang saya paparkan dalam blog ini merupakan keikutsertaan saya dalam ajang tersebut.

Disabilitas dan pandangan masyarakat - Peranan Teknologi

Oh iya, satu pertanyaan yang menggelitik saya selama ini, bagaimana yah mereka itu bisa mengoperasikan komputer walau memiliki kekurangan dari sisi penglihatan, terutama dalam membaca informasi-informasi yang ada.

Akhirnya saya mendapatkan jawabannya di situs milik mereka sendiri. Ternyata mereka menggunakansoftware yang disebut screen reader  yang berfungsi membacakan setiap teks di layar. Kemudian teks tersebut diterjemahkan dalam bentuk audio berupa bahasa atau bisa juga dalam bentuk tulisan braille dengan menggunakan hardware tambahan yang disebut braille display.

Tapi yang menjadi kendala bagi mereka yang ingin menggunakan software ini yakni harga beli yang cukup mahal sehingga sangat sulit bagi mereka untuk memilikinya secara pribadi.

Tapi alhamdulillah, masih ada kelompok yang peduli terhadap mereka sebut saja Yayasan Mitra Netra, organisasi non profit yang didirikan juga oleh beberapa orang tunanetra bersama dengan sahabat-sahabat mereka yang non tunanetra. Yayasan ini sangat membantu penyediaan sarana serta memperluas akses tunanetra di seluruh Indonesia terhadap teknologi komputer dan internet.

Inovasi-inovasi mereka sangat patut untuk diberikan apresiasi, mulai dari penyelenggaraan kursus atau pelatihan, dan salah satu gebrakan yang mereka buat yakni merintis penyelenggaraan pusat layanan internet ( Internet Center) di Jakarta. Di internet center ini, disediakan beberapa komputer bicara dan akses internet secara cuma-cuma. Merupakan salah satu solusi mengingat harga screen reader yang tidak sedikit. Dan alhamdulillah sudah mulai melebarkan sayapnya ke beberapa kota besar di Indonesia, sebut saja bandung, Yogyakarta dan Makassar.

Satu kata, semoga Allah memberikan balasan yang baik bagi mereka yang telah berjuang, mengerahkan segenap waktu, pikiran dan tenaga untuk menelorkan berbagai inovasi yang sangat berarti bagi mereka penyandang disabilitas.

Disabilitas dan pandangan masyarakat – Berterima kasihlah pada mereka

Sayang sekali, begitu banyak pandangan negatif terhadap penyandang disabilitas
Padahal, kalau kita ingin merenungi lebih dalam..sungguh berterima kasih terhadap keberadaan mereka.
Begitulah, Allah tidak akan menciptakan dan berbuat sesuatu tanpa ada hikmah di dalamnya.

Teringat akan status singkat seorang sahabat facebook
Keterlaluan jika perjalanan ini tdk menyisa hikmah, sebab tetakdir berjumpa dgn sepasang suami istri tuna netra, gembira memboyong dua buah hatinya yg bermata indah. Sementara saya, sibuk menyembunyikan air mata; malu pada nikmatNya yg sering terlupa. ;(
Yah, salah satu hikmahnya adalah Syukur tak terkira

Alhamdulillah saudaraku..Allah memberikan nikmat kesempurnaan fisik yang sebagian dari kesempurnaan itu saudara kita yang lain -para penyandang disabilitas- tak bisa menikmatinya.

Dengan keberadaan mereka, kita menjadi tahu betapa berharganya salah satu bagian saja dari tubuh yang Allah subhaanahu wa Ta’aala ciptakan…

Yang tanpa keberadaan mereka, kemungkinan besar kita akan menjadi lupa untuk bersyukur kepada Yang Menciptakan.

Hikmah yang kedua, memotivasi diri untuk berbuat lebih baik

Apa yang ada di pikiran kalian ketika membaca kisah sukses para penyandang disabilitas??
Seorang ulama yang ditakdirkan oleh Allah kehilangan penglihatannya, namun tetap bisa memberikan hikmah dan ilmu bagi para penuntut ilmu…
atau seorang penulis terkenal yang berkarya hanya dengan satu tangan….
atau seorang pelukis yang pernah saya saksikan di layar kaca, dia kehilangan kedua tangannya sehingga melukis dengan kakinya…
atau seorang loper koran dengan semangat menghidupi keluarganya hanya dengan sebelah kakinya….

Subhaanallah.. satu mungkin kalimat sederhana yang minimal muncul dalam diri kita, “Kalau mereka dengan kekurangan yang ada mampu menorehkan prestasi, mengapa kita yang diberi kesempurnaan fisik tidak bisa melakukannya??


***********

Akhir kata, terima kasih kepada kartunet, terselenggaraanya kontes ini benar-benar memberikan hal baru untukku pribadi, untuk lebih peka, untuk lebih bersyukur, untuk lebih peduli akan keberadaan mereka, para penyandang disabilitas.

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...