Rabu, 13 Mei 2020

Kulit risol pertamaku

Risoles itu penganan favorit keluarga. Dia awal-awal Ramadhan hampir tiap hari beli risol untuk menu buka puasa. Ini karena si sulung suka banget dengan si risol ini.

Tapi lama-lama suami bilang, kenapa ya kita tidak buat sendiri. Saya juga jadi kepikiran, iya ya. Sebenarnya membuat risoles ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya pernah, klo nda salah baru dua kali hehe. Itupun kulit risolesnya saya beli yang instan di mini markey. Dan tidak pernah sekalipun berminat untuk membuatnya.

Benar-benar ini hikmah Pandemi. Jadi lebih banyak waktu di dapur. 
Segera saya seaching resep sana sini. Dan alhamdulillah dapat resep kulit risol yang lembut. Ternyata sangat mudah membuatnya MaasyaaAllah. Kemana saja saya hehe.... 

Resep kulit saya ambil di sini. Seperti biasa di aplikasi cookpad. :)

Ini saya screenshoot gambarnya :D

Untuk isian suka-suka aja sih

Saya pakai isian kentang, wortel, ayam cincang (saya pake food processor bawaan mixer. Tidak harus terlalu halus) dan telur rebus. 
Bumbunya sederhana aja. Bawang putih halus dan merica. 
Bahan celupan. Terigu aja yang dicairkan. 

Caranya :
Wortel dan kentang dipotong dadu kecil-kecil. Lalu dimasak terlwbih dahulu sampai setengah matang. Tiriskan

Setelah itu tumis bawang putih halus. Lalu masukkan ayam cincang. Tumis dikit sampai matang. Lalu masukkan kentang wortel. Tambahkan garam, penyedap rasa (kalau mau) dan merica.
Setelah matang masukkan maizena yang dicairkan secukupnya. Agar isian agak kental tidak berhamburan. Itu aja. Soalnya kurang pandai mengkombinasikan berbagai macam bumbu hehe.. 

Selanjutnya silahkan mengisi kulit risol dengan isiannya. Jangan lupa tambahkan irisan telur rebus. Inilah enaknya klo buat sendiri bisa memilih isian risol suka-suka dan yang paling penting lebih hemat hehe...
Setelah itu celupkan ke dalam adonan celupan. Setelah itu gulingkan di atas tepung roti/panir. Saya pakai yang kasar. 

Nah ini penampakannya sebelum digoreng


Setelah di goreng. Selamat menikmati :) 

Jumat, 08 Mei 2020

Lapis India


MaasyaaAllah sudah lama banget saya penasaran dengan kue ini soalnya salah satu kue favorit. Bahannya juga sederhana. 
Sudah pernah mencoba sekali tapi qaddarallah malah hasilnya tidak sesua keinginan. Teksturnya keras  -_-

Tapi zaman sekarang sebenarnya segala sesuatu sudah menjadi lebih mudah. Tinggal search, berbagai macam pilihan resep yang akan kita dapatkan. Termasuk penganan yang satu ini. 

Dan alhamdulillah, setelah mencoba, teksturnya lembut dan cantik ;) 
Konon katanya dinamakan lapis india karena lapisannya yang bergoyang alias tidak lurus. Hahahaha. 
Karena film india kali ya, yang aktrisnya suka berjoget. Ada ada saja. 
Jadi kalau lapisannya bergelombang berarti sukses. Dan alhamdulillah penampakan hasil buatanku di gambar, passs

Resepnya aku dapatkan di cookpad.
Bagi yang ingin membaca Resepnya bisa klik link cook pad di bawah ini

Menarik Hikmah dari Wabah Virus Covid-19


Tidak terasa sudah hampir dua bulan, sejak bulan Maret lalu stay at home. Keluar hanya untuk keperluan penting dikarenakan wabah Pwndemi virus Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. 

Sekilas, musibah ini adalah sesuatu yang negatif. Waktu di luar rumah terbatasi, silaturahmi dengan sausara-saudara seiman terbatasi, bahkan shalat lima waktu serta shalat Jum'at waktu bagi laki-laki yang seharusnya dilaksanakan berjama'ah di masjid, juga diimbau untuk melaksanakannya di rumah. Ditambah dengan Ramadhan saat ini, terasa berbeda dengan Ramadhan sebelumnya. Belum lagi kalau kita berbicara tentang wabah covid-19 nya. Yang angkanya semakin meningkat grafiknya. Para tenaga kesehatan (nakes) yang paling merasakan efek dari Pandemi ini. 

Yah, sekilas memang negatif. Namun jika kita mencoba memandang sisi positif dari kejadian  ini, insyaallah akan kita temukan. Karena tidaklah Allah menakdirkan sesuatu terjadi melainkan ada hikmah dibaliknya. 

Salah satu hikmahnya, dengan berkumpulnya kita dengan orang-orang terdekat yang kita cintai. Terutama para ayah. Para ayah yang mungkin sangat jarang berkumpul lama dengan keluarga dikarenakan begitu banyak hal yang harus dikerjakan di luar rumah berkaitan dengan amanah mereka untuk mencari nafkah. 

Pada keluarga kami sendiri, kehadiran ayah di rumah memang bukan sesuatu yang langka. Bersyukur memiliki suami yang home sick. Sangat betah di rumah. 
Namun, kehadirannya yang lebih maksimal lagi di rumah membuat kami merasa sangat bahagia. 

Moment yang paling spesial adalah saat moment sholat berjama'ah. Entah shalat wajib maupun shalat terawih. Saling berdiskusi setelah shalat. Terutama mengajarkan kepada mereka mengenai adab dan syariat dalam agama ini. Kebersamaannya sangat terasa.

Saya pribadi juga sangat merasakan. Banyak waktu untuk utak atik di dapur. Bukannya ga masak ya... Tapi selama ini seperti tidak cukup waktu mencoba resep-resep baru ataupun nge - baking penganan kesukaan suami dan anak-anak.

Selain ibu rumah tangga, alhamdulillah juga aktif mengisi beberapa halaqah Qur'an. Dan kami (saya dan suami) memang sudah sepakat untuk memaksimalkan potensi untuk dakwah. Walaupun aktivitas mengisi halaqah tetap diusahakan di rumah, tapi tetap, akan ada porsi yang dikurangi. Ya itu tadi.. mengurangi untuk mengekspor potensi di dunia perdapuran. Dan alhamdulillah saat Pandemi ini lebih bisa maksimal :)

Hikmah lainnya. Kita menjadi melek dengan masalah fiqih. Dan semakin merasakan bahwa Islam ini memang luar biasa. Sangat detil dalam memberikan solusi pada setiap masalah. Termasuk bagaimana beribadah selama masa Pandemi. 

Oleh karena itu, tetap berpikir positif. Selain bisa menjaga imunitas tubuh kita, juga bisa lebih banyak mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Musibah itu datangnya dari Allah dan Allah jua yang bisa mengangkatnya dari muka bumi ini. 
Jadikan musibah ini menjadi sarana muhasabah (introspeksi diri) akan kelalaian kita selama ini dan sarana untuk lebih dekat dan meminta kepada-Nya. 

Apa yang menurut kita baik belum tentu baik bagi Allah. Dan apa yang menurut kita buruk belum tentu bagi Allah. Dan Allah yang Maha mengetahui segala sesuatu. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman
 عَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2:216)