Jumat, 30 Januari 2015

Worksheet Mewarnai

Salah satu kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak pra sekolah adalah kegiatan mewarnai, begitu juga dengan anak-anakku. Itu juga yang memotivasiku untuk mencoba membuat worksheet mewarnai, tapi ternyata hanya sanggup membuat 5 lembar saja selebihnya rasa malas lebih mendominasi hehe...


Membuatnya sudah lama, namun dari pada tersimpan begitu saja di folder komputer, ada baiknya saya jadikan sebagai satu postingan, selain blog ter-update juga kiranya dapat bermanfaat bagi yang lain. Terdiri atas 5 file PDF yang masing-masing terdiri dari 1 lembar worksheet mewarnai.

Untuk mendownload, silahkan klik link dibawah ini



Semoga postingan singkat dan sederhana ini dapat bermanfaat ^_^

Selasa, 27 Januari 2015

Belajar membaca فَ (Fa)

Rasanya sudah sangat lama tidak bergelut dengan bahan-bahan belajar ini. Terakhir hanya sampai pada huruf غَ  dan sekarang melanjutkan ke huruf Fa "فَ". Sebenarnya memang tanggung jika tidak menyelesaikan hingga huruf ي, minimal kalau bukan saya yang memanfaatkan kiranya dapat berguna bagi orang lain.



Dulu saya berpikir bahan-bahan belajar ini tidak begitu diminati oleh pengunjung blog, sampai saya mendapat email dari pengunjung kalau bahan-bahan belajar ini ternyata bermanfaat, di email yang lain ada juga yang mengeluhkan sewaktu bermasalah pada saat mendownload dan dengan segera saya atasi. Setelah itu saya menjadi lebih bersemangat karena ternyata bermanfaat untuk orang lain.

Salah satu motivasi untuk membuat lanjutan bahan belajar ini karena si kecil Khadijah ternyata sudah mampu mengenali huruf, artinya sudah bisa distimulasi pelajaran membacanya. Secara tidak sengaja saya menuruti keinginannya karena dia memaksa untuk mengajarnya mengaji... “Ummi..maji (mengaji maksudnya)”.

Di luar perkiraan saya, dia ternyata merekam apa yang pernah diajarkan. Dia mampu mengenal bacaan “A” hingga “JA”. saya memang pernah mencoba memperkenalkan huruf-huruf ini ke Khadijah tapi dia asal saja menyebutnya, setelah itu saya santai saja, pikirku memang belum saatnya. Dia juga sangat suka menemani saya mengajar para santri mengaji di rumah. Tanpa disuruh, jika dia menemukan buku Iqro’ serta merta membaca, walau bacaannya masih belum dimengerti hehe...

Kalau sudah datang keinginan untuk mengaji, dia akan setengah memaksa kami (saya dan suami) untuk mengajarnya. Pernah satu waktu ayahnya terpaksa menahan kantuk karena menemaninya begadang untuk sekedar menulis dan mengaji. Khadijah...khadijah.

By the way, jika ingin mendownload bahan belajar ini, silahkan klik di sini. Isinya berupa 13 lembar file PDF. Silahkan menggunakannya dalam bentuk soft file ataupun menjadikannya dalam bentuk buku/flashcard.

Saya pribadi lebih memilih mengajarkan dalam bentuk buku untuk menumbuhkan kecintaannya terhadap buku.

Bahan belajar lainnya untuk seri iqro' bisa klik di sini


Semoga bermanfaat!

Minggu, 18 Januari 2015

Belajar Membaca Sejak Dini Sebagai Sarana Menumbuhkan Cinta Baca

Seingatku.. dulu pandai membaca di usia 5 tahun sudah merupakan hal yang amazing. Sehingga orang tua yang memiliki anak yang pandai membaca di usia itu adalah hal yang sangat membanggakan.

Namun, seiring dengan perkembangan informasi yang sangat pesat, saat ini hal tersebut bukan lagi sesuatu yang langka. Pandai membaca di usia balita bahkan batita adalah hal yang sangat mungkin.

Sudah menjadi isu yang menarik bahwa masa keemasan perkembangan otak anak malah pada usia 3 tahun pertama. Sehingga untuk mengajarinya membaca sejak dini, mengapa tidak?

Begitu pula dengan saya sebagai seorang ibu, hal ini tentu sangat menjadi bahan perhatian.  Harapan agar si kecil bisa membaca sejak dini tentu ada, terlepas dari kontroversi yang ada tentang masalah ini.

Saya jadi teringat dengan biografi seorang ulama yang sejak berusia kurang lebih 7 tahun sudah menghafalkan Al-Qur'an, di usia seperti itu sudah mengusai beberapa disiplin ilmu agama. Yang menjadi pertanyaan, dengan usia seperti itu kira-kira dalam usia berapa mereka mampu membaca Al-Qur'an? Tentu jauh sebelum usia itu karena sebelum menghafalkan tentunya kita harus mampu membacanya.

Mungkin hal ini termasuk salah satu motivasi dalam mengajarkan si kecil membaca sejak dini, baik itu bacaan iqro'nya yang tetap harus menjadi prioritas, maupun bacaan latinnya.

Saat itu saya sempat berpikir untuk menuntaskan iqro'nya terlebih dahulu lalu kemudian bacaan latinnya yang mungkin sudah saya paparkan di postingan yang lalu. Namun, berhari-hari saya merenung..kenapa tidak pembelajarannya diparalelkan? Sambil tetap bermusyawarah dengan suami.

Saya memutuskan sebelum memulai harus tetap mencari informasi, setidaknya sharing dengan orang yang mungkin punya pengalaman yang sama, ketakutan akan terjadi over lapping dengan pembelajaran iqro'nya.

Alhamdulillah, setelah sharing dengan seorang teman cukup merasa lega. Dia mengatakan, "Otak anak itu ibarat sponge, ia menyerap informasi apa saja yang dia peroleh", dan hal ini dipraktekkan kepada putranya, iqro' jalan, latin juga jalan. Akhirnya, bismillah.. kuputuskan untuk mulai mengajarkan si kecil. Tentunya jauh dari kesan memaksakan dan tetap dengan metode belajar dan bermain.

Pandai membaca hanyalah sebuah wasilah (sarana) karena tujuan kita ada pada apa yang ia baca nantinya dan menjadikannya "suka membaca" karena begitu banyak anak yang sudah pandai membaca tapi tidak suka membaca dan yang senang membaca tapi bukan bacaan yang bermanfaat.

Untuk mewujudkan hal ini, saya mencoba membuatkan bahan-bahan belajar untuknya, baik Iqro' maupun latinnya. Bahan-bahan belajar tersebut bisa dilihat di sini dan di sini. Silahkan didownload dengan gratis :)

Contoh flash card bahan belajar bacaan latin

Contoh bahan belajar iqro'

Alhamdulillah jerih payahku tidak sia-sia, hasilnya pun terlihat. Abdullah dan Aisyah bisa membaca di usia 3 tahun, dan untuk Aisyah serasa lebih mudah karena sudah memiliki pengalaman mengajarkan Abdullah terlebih dahulu, lagi pula selama ini dia memperhatikan bagaimana kakaknya belajar.

Merangsang minat baca


Tidak merasa puas sampai di situ saja karena memang tujuan kami bukan sekedar mereka pandai membaca, pandai membaca hanyalah sarana untuk menanamkan kecintaan mereka pada membaca itu sendiri. 

Sedari kecil saya membuatkan buku-buku bacaan sederhana dari kardus bekas, Buku Aku Anak Muslim dan Ayo Berhitung karena waktu itu kami masih tinggal di daerah yang masih terbatas buku-buku edukatif untuk anak. Ditambah lagi satu dua buku yang kami pesan secara online serta mem-print beberapa ebook hasil download.

Tiga buku diantaramya adalah kreasiku untuk anak-anak.(tahun 2008)
Ebooknya bisa dilihat di sini

Abdullah dan buku-bukunya waktu berusia setahun lebih
Membacakan cerita sebelum tidur sudah menjadi agenda keseharian, bahkan sampai saat ini, saat mereka sudah pandai membaca sendiri bukunya, mereka masih kadang meminta kami untuk membacakan cerita untuk mereka. Mungkin mereka lebih senang mendengarkan intonasi yang berbeda jika kami yang membacakannya.

Alhamdulillah, kecintaan itu mulai tumbuh. Sejak berada di Makassar, jadi lebih bisa menambah koleksi bacaan buat mereka karena adanya beragam pilihan. Kalau ke toko buku, ingiiiiiiin sekali rasanya memborong begitu banyak buku buat mereka. Namun kembali lagi, semua harus disesuaikan dengan budget yang ada.

Koleksi buku anak-anak
Buku buatanku masih awet sampai sekarang (2015)
walau sudah agak sedikit kucel, tapi buku Ayo berhitung (jilid 2)
entah kemana :(

Senang saat melihat mereka mulai menikmati bukunya sendiri tanpa tergantung kepada saya untuk membacakannya. Terkadang mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada saya terkait akan apa yang mereka baca

"Ummi, serangga apa yang suka pada bunga?"

"Kelelawar juga disebut binatang malam kan ummi?"

"Nabi Muhammad pernah dibelah dadanya kan ummi?"

dan pertanyaan lainnya.

Itu berarti, sudah ada hasil yang melekat pada mereka akan apa yang mereka baca. Alhamdulillah.

Pasukan pink lagi membaca, walau ini bukan posisi
yang tepat. Biasanya saya tegur, tapi karena lagi ingin mengambil gambar mereka
yanh lagi asyiknya membaca, ditegurnya setelah motret...hihi

Untuk mewujudkan kecintaan mereka pada membaca tentu tidak hanya berasal dari pihak mereka saja, yang paling utama buat saya adalah memberikan keteladanan buat mereka. Tularkan kepada mereka semangat cinta baca, perlihatkan kepada mereka pada saat kita membaca. Bahkan terkadang tertarik melihat apa yang kita baca.

Ada hal yang lucu saat saya membaca buku "Mendidik Anak Dengan Cinta" karya ibu Irawati Istadi. Si Khadijah malah dengan serius memperhatikan covernya...
Kebetulan, di covernya ada tiga orang anak, satu anak laki-laki dan dua anak perempuan. Satunya mengenakan jilbab. 

Dia berkata, "Ummi, jibat (jilbab maksudnya)" sambil menunjuk ke gambar anak perempuan yang mengenakan jilbab

Lalu berkata lagi, "Ummi, Abullah (Abdullah)"

Terus saya menunjuk ke anak perempuan berponi yang tak berjilbab, "Ini siapa?"

"Aisyah" jawabnya. 

"Terus mana Khadijah?" tanyaku lagi

"Ini" tunjuknya ke gambar anak yang berjilbab.

Cover buku yang jadi perhatian Khadijah
Saya senyum-senyum sendiri melihat imajinasi anak seusia Khadijah ini, yang menarik dia memilih anak yang berjilbab untuk mewakili karakter dirinya ^_^

Semoga istiqomah anak-anakku. Harapanku, tumbuhlah menjadi anak yang cerdas dan senantiasa haus akan ilmu yang salah satu pintunya diperoleh dengan membaca. Bacalah bacaan yang benar sehingga bisa terarahkan menjadi orang-orang yang benar, dan bukan orang yang malah tersesat dengan bacaannya.

My Dream

Ada satu mimpi yang belum terwujud saat ini, keinginan untuk membangun sebuah rumah baca. Rumah baca untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal. Keinginan yang ingin kuwujudkan saat kembali ke tempat domisili di salah satu Kabupaten di Kalimantan Timur setelah suami menyelesaikan pendidikan di kota ini.

Dimana anak-anak dapat terlibat dalam mewujudkan impian itu sehingga kecintaan mereka akan membaca semakin erat. Bukan mustahil itu semua akan terwujud. 

Alhamdulillah sudah beberapa sahabat-sahabat Blogger yang telah lebih dahulu mendirikan rumah baca, sehingga lebih banyak tempat bertanya dan berdiskusi jika saatnya nanti mewujudkan impian.

Mari bersama-sama menebarkan virus cinta baca kepada sesama, dan ada baiknya dimulai dari lingkungan keluarga kita sendiri. Semoga bernilai amal jariyah.

Aaamiin Yaa Rabb...






Kamis, 15 Januari 2015

[Review Buku] Cerita Unik Binatang

Judul : Cerita Unik Binatang
Cerita : nagiga
Ilustrasi : Mega Dian Perkasa
Penerbit :  Bhuana Ilmu Populer (BIP)
ISBN 13 : 978-602-249798-1
Ukuran : 19 x 23 x 0,6 cm
Ketebalan : 104 halaman

Buku ini menjadi special karena dibeli dari hasil tabungan anak-anak saat liburan tengah semester di toko Buku Gramedia. Berisi kumpulan fabel (cerita yang menceritakan kehidupan hewan dengan perilaku manusia), tepatnya ada 25 pilihan cerita. Tiap cerita cukup ringkas yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang menarik. Anak-anak suka ^_^

Yang menarik dari buku ini, anak-anak bisa mengenal lebih dekat dengan binatang yang diperankan melalui masing-masing karakter dalam cerita yang disajikan. Misalnya saja, kanguru yang memiliki kantung untuk menyimpan anak-anaknya, si udang yang membungkuk karena tidak memiliki tulang belakang, buaya yang menggendong bayi-bayinya dengan memasukkan mereka ke dalam mulutnya, proses motamorforsis kupu-kupu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Di setiap akhir cerita selalu disertai dengan kolom “Tahukah Kamu?”, berisi ringkasan pengetahuan tentang hewan yang diceritakan. Salah satu contoh isi dari kolom ini bisa dilihat dari paragraf berikut yang menjelaskan tentang binatang unta.

Tahukah kamu?
Unta adalah binatang yang hidup di padang pasir. Dia minum sangat banyak. Lalu menyimpan air di dalam punuknya. Dia bisa bertahan untuk tidak minum hingga berhari-hari selama persediaan di punuk masih ada. Punuk unta yang penuh air akan terlihat menggunung. Bila punuk tersebut sudah kempis, berarti unta harus minum dan menyimpan air lagi. Unta juga memiliki lapisan kelopak mata sebagai pelindung mata dari debu.

Contoh isi buku

Menarik bukan? Anak-anak bisa belajar melalui cerita. Bukan hanya untuk anak-anak saja, saya sendiri akhirnya memiliki tambahan pengetahuan setelah membaca buku ini.

Satu hal lagi, penampilan buku ini menarik terutama untuk anak-anak. Pemilihan warna-warna yang lembut, cover buku yang glossy, pemilihan kertas juga cukup tebal.

Insya Allah recommended sebagai tambahan koleksi buku untuk anak-anak kita.

KEB, beruntung mengenalmu!

Bisa dikatakan, saya masih seumur jagung bergabung di komunitas. Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB), lupa tepatnya tanggal berapa yang jelas baru di tahun 2014 yang lalu, diapprove oleh mak Sari Melati.

Saya mengenal KEB berawal dari berkunjung ke beberapa blog teman-teman blogger dan saya melihat beberapa diantaranya bergabung di group KEB dengan melihat banner pada sidebar masing-masing. Apalagi pada saat kehebohan pemilihan srikandi blogger, semakin menambah penasaran.

Setelah itu, tidak ragu lagi untuk mencari informasi tentang KEB, akhirnya menyempatkan diri untuk berkunjung ke websitenya. Mencari tahu apa itu KEB dan bagaimana cara bergabung di sana.

Setelah membaca dengan seksama, akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan harapan ada suntikan motivasi untuk kembali menekuni dunia blog. Semangat yang pernah menghilang cukup lama, seperti pada awal-awal mengenal dunia blog tahun 2009 dan terasa sangat sulit untuk memulai kembali.

Setelah bergabung

Awalnya saya merasa kurang PD meng-share postingan ke wall group KEB, sangat minder dengan tulisan para emak yang udah pada keren-keren, dibandingkan dengan diriku yang masih amatiran.

Namun semua kutepis, karena insya Allah saya ingin berkembang. Saya bergabung di group ini untuk lebih menikmati dunia blogger dan semua tidak akan berjalan maksimal jika terus menjadi silent reader

Alhamdulillah banyak hal yang saya dapatkan di group ini
  • Silaturrahim dengan orang-orang baru melalui blog-blog mereka.  Saya juga jadi lebih nyaman dalam blogwalking karena setiap hari selalu ada postingan baru yang menarik untuk dikunjungi yang terupdate melalui group fb maupun twitter, walau kadang tidak sempat meninggalkan jejak.
  • Termotivasi untuk meningkatkan frekuensi postingan. Dan ini sangat terasa, jauuuh berbeda dengan sebelumnya sewaktu belum mengenal KEB. Inspirasi postingan salah satunya malah muncul saat blogwalking.
  • Saling menebar inspirasi tidak hanya di dunia maya tapi juga di dunia nyata melalui program-program kopdarnya. Walaupun saya tidak pernah bertatap muka langsung melalui kegiatan-kegiatan kopdar KEB tapi serunya juga terasa walau hanya melalui postingan-postingan peserta yang mengikuti.
  • Tidak pelit ilmu. Nah, ini salah satu yang saya suka, banyak ilmu baru yang mencerahkan setelah bergabung di KEB. Apalagi setelah mengobrak-abrik file group, semakin sadar kalau diriku masih harus banyak belajar.
  • Satu lagi yang menjadikanku nyaman di komunitas ini karena semua membernya adalah perempuan. Sehingga lebih bisa lebih nyaman untuk berekspresi…

Saya merasa beruntung telah mengenal dan bergabung dengan KEB, malah sempat terpikir ‘Kok baru sekarang ya gabungnya?’ hehe..

Terkhusus para founder KEB, terima kasih atas ide mengumpulkan kami para emak blogger. Lewat perantaraan kalian, dunia emak menjadi lebih berwarna.

Buat para emak blogger, teruslah menebar inspirasi…
Salam hangat dari Makassar ^_^

Sabtu, 10 Januari 2015

Melatih Kemandirian Anak Dengan Papan Bintang

Melatih kebiasaan mandiri itu perlu, hal ini berguna untuk masa depan mereka agar tidak selalu tergantung pada orang lain. Terbiasa mandiri sejak kecil akan sangat bagus dan akan terbawa hingga mereka dewasa.

Ternyata dalam membentuk sebuah kebiasaan diperlukan waktu 90 hari yang dilakukan secara berturut-turut menurut beberapa sumber yang saya baca. Begitu pula dalam membentuk kebiasaan mandiri pada anak. Diperlukan usaha keras di 90 hari pertama.

Dalam hal ini, saya bersama anak-anak bersepakat untuk membuat papan bintang. Dengan metode reward and punishment.

Aturan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama anak-anak. Agar mereka tidak ada yang merasa terpaksa dalam melakukannya karena semuanya hasil keputusan bersama. Tentu aturan yang ditetapkan disesuaikan dengan kondisi mereka, di sisi mana yang perlu diperbaiki dalam hal kemandirian mereka.

Dalam pelaksanaannya, kami menggabungkan beberapa macam aturan dalam satu papan bintang. Jadi tiap warna mewakili aturan tertentu yang sudah disepakati.

Aturan bintang yang kami sepakati,
menempel di kamar belajarnya

Apresiasi berupa Reward(penghargaan) bisa diberikan jika mencapai jumlah bintang tertentu sesuai kesepakatan, begitu pula jika mereka tidak melaksanakan aturan maka ada punishment (hukuman). Contoh yang kami terapkan, jika tidak melaksanakan aturan tersebut maka bintangnya akan dihapus/dilepas sesuai jumlah pelanggaran. Dan itu cukup mengecewakan buat mereka.

Papan bintangnya tentu sesuai kreasi masing-masing. Kalau saya menggunakan papan bintang dari kardus bekas yang dibungkus dengan kertas kalender bekas, ditambah dengan hiasan warna-warna agar tampak menarik. Tidak lupa membungkusnya dengan plastik, selain agar lebih awet juga akan lebih mudah untuk melepaskan bintangnya. Satu papan untuk masing-masing anak.

Awalnya saya membuatkan bintang-bintang dari hasil print computer, lalu tiap bintangnya ditempeli double tip. Tapi setelah dijalani ternyata cukup melelahkan, memprint, menggunting bintang kemudian menempelkan ke papan bintang.Akhirnya menjadi kendala dalam pelaksanaan.

Papan bintang dengan bintang-bintang hasil print

Akhirnya, saya berpikir untuk mengganti bintangnya dari spidol saja, jadi tiap bintang diwakili oleh warna spidolnya sesuai warna yang disepakati. Spidol Boardmaker tentunya, sehingga jika ada yang melanggar maka lebih mudah menghapusnya. Alhamdulillah It’s works.

Bintang-bintang cukup digambar saja dengan spidol warna-warni

Dalam perjalanan papan bintang, Alhamdulillah mereka enjoy dalam melakukannya, seru saja ada satu bintang dalam tiap aturan. Namun, tetap dipahamkan kepada mereka untuk tidak sekedar hanya mengejar bintang. Ada pahala dibaliknya.

Ada tiga hal yang perlu ditekankan dalam hal ini :

  • Konsistensi

Melatih kebiasaan anak, terutama di hari-hari pertama tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu niat yang kuat dan kerja keras yang tiada henti, serta  keseriusan orang tua agar anak berhasil melewatinya dengan menyenangkan. Tetapi, jangan mengharapkan hasil yang maksimal jika tanpa diiringi konsistensi dalam menjalankannya. Kuncinya di 90 hari pertama. Begitu juga perjalanan melatih kemandirian pada anak-anak, sewaktu gagal hanya bisa konsisten di 30 hari pertama maka saya harus memulai lagi dari awal.


  • Motivasi

Niatan awal dan dasar dari orang tua melatih anak mandiri perlu menjadi sandaran utama keseluruhan proses. Curahkan segalanya untuk kebaikan anak, niscaya akan mudah menjalaninya. Berikan pujian setiap anak berhasil melakukan usahanya, apapun hasilnya. Siapkan kejutan menarik di saat-saat tak terduga , karena hal itu akan memotivasinya untuk terus berlatih.

  • Teladan

Mulailah dari diri kita sendiri, karena jangan berharap orang lain berubah tanpa kita berubah terlebih dahulu. Orang tua adalah teladan bagi anak-anak, dimana setiap tindakan akan ditiru oleh mereka.
Misalnya saya, yang lemah dalam memanajemen waktu, perlu kerja keras untuk mendisiplinkan diri. Sangat berharap jika anak-anak mampu memanajemen waktu dengan baik yang berguna masa depan mereka nantinya. Dan itu saya akui sangat sulit untuk membimbing mereka kalau saya sendiri juga masih lemah dalam hal ini, dan amu tidak mau harus memulai dari diri saya sendiri.

Semoga bermanfaat ^_^



Sumber bacaan : Bunda Sayang, 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak, seri ibu profesional #1. Penerbit Gazza Media.

Senin, 05 Januari 2015

Manfaat bermain peran pada anak

Serasa baru beberapa bulan yang lalu, mainan masak-masakan kakaknya tak diacuhkan, hari ini saya melihatnya begitu menikmati peran masak-memasaknya. 

Terlihat begitu asyik menuangkan minuman dari cerek plastik kosong ke dalam gelas kosong juga dan meminumnya dengan nikmat, tidak lupa menyodorkan kepada saya untuk bersama-sama menikmati si gelas kosong...hehe

Khadijah dan permainan masak-masakannya

Begitu pula jika bermain bersama kakak-kakaknya, sekarang dia malah yang lebih dulu mengajak kakakknya untuk bermain… “Aisyah… Abullah (maksudnya Abdullah), main”.
Entahkah bermain masak-masakan, jual-jualan, ataupun sekolah-sekolahan.

Terkadang saya senyum-senyum sendiri melihat kreatifitas dan imajinasi mereka dalam bermain, misalnya saja saat bermain jual-jualan es krim dengan menggunakan bola warna warni, masing-masing warna mewakili rasa dan ditaruh di dalam gelas. ^_^

Dari beberapa sumber memang dijelaskan beberapa manfaat bermain peran untuk anak, di antaranya :

1.       Melatih kreatifitas

Tentu bermain peran seperti ini akan melatih kreatifitas anak-anak, memainkan  peran dengan menggunakan fasilitas yang seadanya. Seperti bermain es krim yang dicontohkan di atas.

2.       Membangun imajinasi

Membangun imajinasi, tidak jauh beda, kreatifitas biasanya terbangun dari sebuah imajinasi. Memainkan peran yang beraneka ragam , seperti memainkan peran yang berbeda dalam setiap waktu. Sebagai guru, anak, ibu, ayah, pedagang atau yang lainnya. Terkadang meniru karakter dari figur yang biasa mereka tonton.

3.       Sebagai sarana simulasi

Bermain peran bisa dijadikan sarana simulasi untuk anak sebelum memainkan peran yang sebenarnya. Misalnya saja sewaktu bermain masak-masakan, kita bisa memperagakan kepada mereka cara memotong bahan-bahan masakan yang benar, apalagi sekarang ada permainan buah-buahan yang sudah dalam bentuk potongan yang dipisahkan dengan perekat kain. Dan sekarang sudah begitu banyak pilihan mainan untuk latihan simulasi seperti ini, mulai dari harga murah hingg yang mahal

ambil di bukalapak.com


4.       Mengembangkan kemampuan bahasa

Dalam memainkan peran masing-masing, tentu mereka saling berdialog satu sama lain. Berdialog dengan bahasa sesuai perannya. Terlihat dengan si bungsu, kosakatanya semakin bertambah, salah satunya dengan mendengar dan terlibat percakapan dengan kakak-kakaknya.

5.       Membangun kepercayaan diri

Dengan bermain peran, anak-anak akan merasakan “sensasi” dalam memainkan karakter yang diperankannya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.
Saya sering senyam-senyum mendengar Aisyahku yang sangat percaya diri memainkan karakter upin ipin dengan dialog “Malaysia” yang sangat fasih.. .

Semoga bermanfaat :)

Minggu, 04 Januari 2015

Menata diri, menjadi seorang ibu yang lebih baik [sebuah renungan]

Mencek kembali folder-folder data pada komputer, memilih mana yang sudah layak delete. Akhirnya tiba pada folder postingan blog, ternyata ada sebagian yang mengendap menjadi draft dan belum sempat terposting. Di antaranya postingan tentang hasil renunganku, kalau tidak salah postingan ini saya buat setahun yang lalu.

===

Teringat kurang lebih 6 tahun yang lalu saat melahirkan anak pertamaku. Hal-hal yang berhubungan dengan dunia parenting menjadi sesuatu yang menarik, berbagai referensi, browsing sana sini mencari informasi bagaimana seni mendidik anak, tentu karena berharap ingin memberi yang terbaik..

Alhamdulillah, saya begitu menikmati saat bersama si kecil, bermain sekaligus menjadi guru buat sulungku waktu itu. Hingga terpikir untuk membuat buku-buku yang terbuat dari kardus sebagai sarana belajarnya, membuat flashcard-flashcard sederhana yang akhirnya memotivasinya untuk mulai belajar membaca, mengenal angka hingga warna.

Terbayang semangatku saat itu, setiap hari adaaa saja ide yang bermunculan. Semangat untuk mempelajari ilmu parenting pun apalagi.

Tapi belakang ini, terasa memang ada yang sedikit berbeda.  Semuanya berlalu mengalir begitu saja. Anak-anak juga sudah mulai bersekolah, yang kupikirkan hanya menyiapkan kebutuhan makanan, pakaian serta istirahat saja. Lalu membiarkan mereka melakukan apa saja, entah mewarnai, menulis ataupun bermain sesuka hati.

Sekilas mungkin tidak ada yang salah, tapi sekarang saya baru betul-betul menyadari bahwa ternyata memang ada yang salah…

Semangat untuk lebih berpikir tentang anak-anakku itu seakan-akan mulai redup, jarang lagi mengupdate informasi seputar parenting, ketidakjelasan visi dan misi pendidikan mereka…
Kami hanya berpikir sederhana, sekolahkan mereka, sambil kita hanya “membantu” pekerjaan guru-guru mereka saja dengan mengulang pelajaran sekolahnya karena berpikir sedikitnya waktu bersama mereka. Yang kami betul-betul pikirkan bagaimana biaya sekolah mereka…  astaghfirullaah.. sesederhana itukah??

Mungkin karena sedikit terlena dengan kesibukan baru semenjak menetap di Makassar, mengelola sebuah online shop. Terlalu sibuk berpikir keuntungan sana-sini, produk apa yang menarik untuk dijual, bagaimana usaha mempromosikan olshop kami tersebut…

Kesibukan kedua, sibuk mengejar keinginan untuk menjadi penulis, sibuk ngeblog, ikut kontes menulis sana dan sini. Walau sekarang intensitas itu juga sudah mulai berkurang…

Saya betul-betul lupa, atau hampir tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang tertinggal, yakni memperhatikan kembali anak-anakku. Biar bagaimanapun seorang ibu adalah madrasah yang paling utama bagi anak-anak dan yang di luar sana hanyalah penunjang…

Alhamdulillah, saya termotivasi kembali oleh seorang sahabat yang kami dipertemukan kembali di dunia maya. Motivasi itu datang bukan Karena dia sering member kata-kata nasehat tapi saya tersentil dengan kesibukannya sekarang fokus dengan anak-anaknya… menjadikan diri dan suaminya untuk menjadi GURU UTAMA bagi anak-anaknya.. dan setelah digali, subhanallah pemahamannya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan dunia parenting. Di mana saya?? Oh, rupanya saya mendapati diriku sudah jauh tertinggal….

Dari sahabatku inilah, motivasi itu muncul. Saya segera memulai untuk mencari sumber-sumber referensi untuk kembali menggiati belajar.

===

Dan kini…
Alhamdulillah, saya sudah terbangun, sudah mulai kembali menata segala sesuatunya. Bahwa keluarga dan anak-anak itu yang menjadi tanggung jawab utamaku.

Mereka permata hatiku

Bukan berarti hal lain saya tinggalkan, baik online shop dan blogging. Namun selalu memilah mana yang lebih prioritas, mengatur jadwal sebaik mungkin agar semua berjalan lebih maksimal. Dan boleh jadi dunia blog menjadi sumber inspirasi, blog walking ke postingan teman-teman blogger yang juga menggeluti dunia yang sama. Dan saya bisa merasakan itu.

Selalu berdo’a, semoga senantiasa diberikan keikhlasan dan kekuatan dalam memikul amanah sebagai seorang isteri sekaligus ibu.
Amanah yang sejatinya tidak mudah, yang kelak akan dipertanggungjawabkan…
Amanah yang saya selalu meyakininya akan berbuah syurga. Tentu jika sesuai dengan jalan-Nya…




Jumat, 02 Januari 2015

Kiriman Kartu Nama dari London di penghujung tahun

Sementara asyik melakukan rutinitas rumah tangga tiba-tiba..

“Kirimaaan” teriak seseorang di luar sana sambil memainkan engsel pintu pagar…

Sejenak saya tidak begitu menggubrisnya karena tidak merasa ada paket yang saya tunggu.

‘Mungkin paket sebelah rumah’ pikirku.

Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain cukup dekat di kompleksku, sehingga kadang kita merasa tamu kita yang datang ternyata tamu tetangga sebelah.

Teriakan itu berulang, sampai saya yakin sepertinya memang ada kiriman paket yang ditujukan untuk penghuni rumah ini. Saya mencoba mengintip dari balik jendela, ternyata memang benar. Ada pegawai pos yang mengantarkan kiriman.

Saya langsung meminta Abdullah untuk mengambil paketnya.

“Sri Muliana?” Tanya pak Pos kepada Abdullah.

“Iya” jawab Abdullah.

Setelah menerima paket, Abdullah langsung memberikan amplop kiriman kepadaku. Pada alamat pengiriman tertera “Moo Print, London, United Kingdom”…



Aha, saya langsung teringat akan pesanan sample kartu nama di bulan lalu. Terinspirasi dari postingan kak Niar tentang kartu nama. Waktu itu saya langsung berkomentar di postingannya “Coba aaah”, kapan lagi dapat kiriman paket dari luar negeri, gratis pula hehe…

Setelah membaca postingan tersebut, saya langsung ke TKP www.moo.com, dan membuat akun.
Langkah selanjutnya.

Klik menu Business card >> Make business card


 Di sudut kanan bawah terdapat kolom "Order a sample pack", kemudian klik "Get your sample pack"


  • Silahkan mendesain kartu nama dengan mengklik “Design your sample pack”.
Ikuti langkah selanjutnya, mulai memilih design hingga ke tahap memberikan alamat pengiriman.

Setelah itu, akan ada informasi status pengiriman via email. Saat itu diinformasikan, estimasi paket tiba tanggal 2 januari 2015, ternyata paketnya tiba lebih cepat tanggal 31 Desember 2014. Alhamdulillah.

Dan sekarang kartu nama glossy yang berjumlah 10 buah ini sudah ada dalam genggaman, cantik dan elegan ^_^