Minggu, 13 April 2014

Bermasalah dengan LinkWithin

Menginstal widget LinkWithin (widget Related Post yang sangat familiar di kalangan Blogger) bukan pertama kalinya untukku. Kelebihan widget ini tampilan menarik karena disertai tumbnail, simple, proses penginstalannya sederhana dan cepat, tanpa harus Sign Up (registrasi) terlebih dahulu. Contoh pengaplikasiannya bisa terlihat di bagian bawah postingan ini.

Bagi yang belum pernah menginstal widget ini, bisa mengikuti langkah-langkah berikut :

1. Masuk ke website LinkWithin www.linkwithin.com


2. Isi kolom isian berupa, email, Blog Link, Platform (Blogger, wordpress, other) dan Width (untuk memilih berapa stories yang diinginkan.

Kolom isian
3. Klik tombol "Get Widget"
4. Akan muncul langkah-langkah memasang widget ini


5. Klik "instal widget"
6. Pada kolom Pilih Sebuah Blog, pilih salah satu blog yang ingin disematkan LinkWithin

7. Klik tombol "Menambahkan Widget"

Setelah langkah ke 7, otomatis widget LinkWithin akan ditambahkan ke blog yang kita inginkan...

Masalah yang kutemukan

Nah, persoalannya waktu itu pada saat tiba di langkah no.6, kolom Judul dan Edit Konten kosong, dan di atas kolom yang kosong itu ada warning yang bertuliskan "Bidang wajib tidak boleh kosong" padahal yang lalu-lalu kita tidak pernah dipusingkan dengan bagian "Edit Konten" tersebut.

Untuk kolom Judul tidak ada masalah, kita cukup menambahkan LinkWithin atau yang lainnya, namun untuk kolom "edit konten" memerlukan kode tertentu.
Dan pada saat kita melakukan langkah no.7 akan tampil di layar monitor "Ups, terjadi kesalahan.."

ini tampilan yang akan muncul jika tombol "menambahkan widget" ditekan
Solusi

Untuk menemukan solusinya, saya mencoba mencari tahu via googling dan ternyata tidak mudah juga menemukan artikel mengenai masalah ini. Sampai saya kesasar ke sebuah blog milik seorang blogger dari negeri jiran yang ternyata mempunyai masalah yang sama.

Ternyata untuk bisa mendapatkan kode tersebut cukup melakukan hal yang sederhana, yakni pada langkah no,2 di atas, untuk kolom Platform pilih "other" bukan seperti sebelumnya dengan langsung memilih pilihan "blogger".

Setelah sampai pada langkah ke 6, pada kolom edit konten, silahkan salin kode yang tertera...

Copy kode yang ditampilkan tersebut
Dengan bermodalkan salinan kode tadi kita kembali ke langkah pertama, lalu sampai langkah no.6 paste kode yang telah disalin tadi ke kolom edit kontent.

jadinya seperti ini...

Nah setelah itu baru ke langkah no.7..

Alhamdulillah tipsnya berhasil, widget LinkWithin telah terpasang di blogku. Tinggal mengaturnya di "tata letak" dengan drag and drop ke bawah postingan ^_^










Sabtu, 12 April 2014

Aku Ra popo

Di jejaring sosial saat ini nampaknya ada kalimat yang lagi ngetrend "Aku Rapopo" entah dalam bentuk memasukkannya dalam sebuah kalimat atau dalam bentuk visualisasi gambar, tidak lupa menambahkan hastag #akurapopo.

Saya yang tahunya cuman bahasa indonesia dan sedikit bahasa Bugis Makassar jadi bingung, arti kata Aku Rapopo apa ya? Karena kalau dilihat sepertinya berasal dari bahasa Jawa.

Karena penasaran, saya coba mencari  tahu arti kata dan siapa yang mempopulerkan istilah ini via googling.
Ternyata aku ra popo memang berasal dari bahasa Jawa yang berarti "aku tidak apa-apa" atau bisa juga berarti "aku baik-baik saja". Kalau pengertian lebih dalamnya lagi, aku ra popo menunjukkan ucapan untuk memperlihatkan ketegaran meski si pengucap lagi mengalami suatu musibah atau sesuatu yang tidak mengenakkan alias kondisi lagi kurang oke.

Istilah aku ra popo sendiri ternyata dipopulerkan oleh artis Julia Peres, jokowi, mario teguh dan masih banyak lagi, silahkan googling aja lebih lanjut pemirsa, karena informasi yang saya tuliskan ini cukup untuk menjawab penasaran saya ^_^

=======

Kalau untuk istilah ngetrend seperti ini memang saya agak rada laload, mungkin karena kami tidak menyediakan sarana televisi di rumah jadi agak ketinggalan. Teringat kalimat-kalimat dulu yang sempat ngetrend Alhamdulillah yah atau Trus gue harus bilang WOW gitu??, Ciyuss Miapa....ckckck. Belakangan baru ngeh dengan istilah tersebut. Tapi untuk aku ra popo baru coba mencari tahu karena ga tahu artinya hihihi...

Memang dalam dunia internet sekarang ini, apalagi dengan menjamurnya berbagai aplikasi jejaring sosial dan chatting, istilah seperti ini begitu cepat menyebar ibarat virus... 
Satu pesan bisa dengan mudahnya menyebar, dengan satu atau dua kali klik. Entah itu pesan kebaikan ataupun keburukan...
Sekarang kita kembalikan ke diri masing-masing, mudah-mudahan kita salah satu pencentus atau penyebar pesan kebaikan bukan sebaliknya...

#remindermyself  ^_^



 

Kamis, 10 April 2014

Pengalaman pertama mengikuti hafizh Qur'an

Sewaktu pertama kali mendapatkan informasi mengenai audisi Hafidz Qur'an yang diselenggarakan oleh Trans7 bekerja sama dengan AQL, saya langsung berkeinginan untuk mengikutkan putra putriku Abdullah dan Aisyah. Awalnya, berharap suami yang mendaftarkan mereka mengingat saya tidak bisa kemana-mana karena kondisi khadijahku yang tidak begitu sehat, tapi ternyata suami juga punya segudang kesibukan. Dari pihak sekolah juga belum ada kabarnya apakah mau mengikutsertakan anak-anak santri...

Selang beberapa pekan ternyata ada sms dari pihak sekolah yang isinya berbunyi :
"Afwan ummi, insya Allah ananda akan diikutkan audisi Hafidz qur'an tanggal 29 di sekolah islam athirah, yang diadakan oleh trans7. Berikut adalah kelengkapan dokumen...bla..bla"

Alhamdulillah pucuk dicinta ulam pun tiba, senangnya hatiku...artinya saya tidak perlu lagi mengantar anak-anak ke tempat pendaftaran, cukup dengan mempersiapkan kelengkapan berkas yang dibutuhkan.
Dan alhamdulillah persyaratan berkas berupa fotokopi KTP orang tua, foto kopi Kartu Keluarga serta akta kelahiran tidak ada masalah.
Besoknya berkas saya titipkan ke salah satu teman yang kebetulan juga orangtua murid untuk menyerahkan ke pihak sekolah.

Tiga hari setelahnya kami mendapatkan sms lagi dari ustadzahnya, "assalamu 'alaykum...insya Allah semua santri akan diikutkan audisi Hafid Qur'an tanggal 29 Maret..."
Alhamdulillah, keputusan yang tepat pikirku, jadi bukan hanya Abdullah saja yang diikutkan tapi aisyah juga bisa ikut serta. Nampaknya pihak sekolah ingin seluruh anak-anak santri memiliki pengalaman dalam kegiatan kali ini, melatih kepercayaan diri serta minimal mereka jadi tahu kalau selama ini bukan hanya sekolah mereka saja yang sibuk menghafal Al-Qur'an. Di luar sana juga banyak teman-teman dengan usia yang tidak jauh berbeda yang melakukan aktifitas yang sama.


Oh iya, ternyata berkas yang saya titipkan kemaren belum lengkap, foto berukuran 3R close up dan seluruh badan belum diikutkan. Jadilah malam harinya suami sibuk menjadi fotografer dadakan untuk anak-anak ^_^
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Selepas shalat subuh kami sudah sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya karena semua sudah harus selesai sebelum pukul 06.00 WITA karena pemberitahuan dari sekolah bahwa anak-anak diinstruksikan berkumpul paling lambat pukul 06.00. Mempersiapkan bekal makan siang anak-anak, dan snack seadanya...

Sebenarnya orang tua juga diharapkan kehadirannya, tapi karena semua serba terburu-buru, sementara pekerjaan rumah masih berantakan jadinya saya tidak bisa ikut serta dalam rombongan. Suami juga tidak bisa mengantar karena ada bimbingan wetlab (semacam bimbingan latihan operasi) di RS. Jadinya kami memutuskan untuk tidak ke sana menyaksikan anak-anak.

Berlalu beberapa jam, waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul 10.30, pikiranku masih teringat ke anak-anak, bagaimana ya mereka di sana? Saya mencoba bertanya ke suami tentang kepastian kegiatan bimbingan wetlabnya, jadi atau tidak. Suami menjawab, sepertinya tidak jadi karena tidak ada yang menghubungi. Tanpa menunggu lama saya langsung mengajaknya untuk ke sana, walau bisa dibayangkan perjalanan yang cukup jauh menggunakan motor di bawah matahari yang cukup terik. Tapi bismillah saja... Yang berdomisili makassar mungkin sudah bisa membayangkan jarak tempuh dari daya sampai athirah di jl.Kajoalalido, terletak tepat di belakang lapangan karebosi.

Sekolah Islam Athirah Makassar
Alhamdulillah akhirnya tiba juga di sekolah islam athirah. Sementara suami saya memarkir kendaraan, saya melihat seorang ibu dengan seorang anak yang di pakaiannya tertempel nomor dada. "Kemungkinan ini salah satu peserta juga" pikirku. Tanpa berpikir lama, saya langsung mendekatinya, "Anaknya peserta bu? Sudah selesai yah menghafalnya?"
"Oh iya bu, alhamdulillah sudah selesai"
"Di dalam masih banyak yah bu yang belum selesai menghafal?" tanyaku lagi
"Iya bu masih banyak"
"Wah jam segini baru sampai nomor urut 26?"
Sambil melihat nomor dada sang anak  yang bertuliskan '026'
"Masuknya lewat mana bu? Saya melanjutkan"
"Lewat sana aja bu" jawab ibu itu sambil menunjuk ke arah gerbang masuk...
"Syukron bu.."

Selanjutnya saya dan suami mulai menyusuri jalan sesuai yang ditunjukkan si ibu tadi. Sampai di gerbang masuk, sudah terlihat di kiri kanan panitia registrasi... Setelah membelok sedikit ke kanan kami pun terhenti... Di depan kami sudah berkumpul anak-anak bersama orang tuanya, mungkin yang sedang mewarnai pikirku karena anak-anak tadi disarankan untuk membawa peralatan mewarnai. Menoleh ke kiri dan ke kanan, masih belum nampak abdullah dan aisyah bersama teman-temannya. Namun tiba-tiba ada Abdullah yang datang menyapa...Rupanya dia melihat kami. Abdullah pun menjadi penunjuk jalan ke ruang audisi. Saya sempat bertanya,"Sudah mengahafal kah nak?" Dia spontan menjawab,"Sudah".... Yaah, kami terlambat, kami tidak sempat menyaksikan Abdullah menghafal... Qadarullah...

"Aisyah mana?" tanyaku, karena Aisyah belum tampak.. "Sementara menghafal ummi" sambil menunjuk ke arah ruang kelas tempat audisi berlangsung. Kami langsung menuju ke arah sana, sayang pintu tertutup jadinya saya tidak bisa menyaksikan...

Di luar ruang audisi nampak ibu-ibu menemani anak-anaknya, menunggu sampai tiba giliran anak-anaknya. Waktu itu saya sempat bertanya, "Sudah menghafal bu?" " Belum ada yang menghafal bu?" kata ibu tadi. "Loh, kata Abdullah dia sudah menghafal"celetukku. "Iya ummi, saya sudah menghafal" kata Abdullah menimpali.
Ternyata memang masih banyak teman-teman Abdullah yang belum mendapatkan giliran menghafal... Alhamdulillah Abdullah dan Aisyah cukup cepat padahal nomor urutnya 260-an...

Tidak lama kemudian, ustadzahnya keluar bersama Aisyah..."Aisyah bagus ummi" kata ustadzahnya berbinar.... "Awalnya Aisyah malu-malu waktu memperkenalkan diri, tetapi ketika tiba giliran diperintahkan menghafal surah yang disebutkan penguji, dia bisa menghafal dengan lancar" 
"Alhamdulillah" saya hanya bisa tersenyum dan bangga dengan Aisyahku, pengalaman pertama tampil dan cukup menggembirakan
" Bagaimana Abdullah?" "Abdullah lancar, dan sangat berani, menjawab pertanyaan penguji dengan tegas tidak malu-malu" jawab ustadzah yang mendampingi dengan semangat.
Nampak harapan untuk ananda lolos audisi tahap ini dari para ustadzahnya.
Tapi saya hanya mengingatkan bahwa yang penting prosesnya, yang jelas mereka sudah berusaha sebaik mungkin. Soal kalah menang bukan urusan kita lagi.

Alhamdulillah bangga dengan anak-anakku, apapun hasilnya kami tahu kalian sudah berusaha dan kami sangat menghargai sekecil apapun usaha kalian...

Sesampai di rumah terasa badan ini saaaaangat letih, belum pernah rasanya seletih ini jika pulang dari bepergian menggunakan sepeda motor. Namun, kebahagiaan karena sudah ada di saat mereka membutuhkan kami ada di saat moment berharga untuk mereka mampu mengurangi rasa letih yang ada.

Walaupun di keesokan harinya tidak ada kabar dari pihak panitia mengenai kelulusan anak-anak kami tapi kami tahu mereka sudah melakukan yang terbaik, mungkin masih ada yang lebih baik untuk  lulus ke audisi selanjutnya. Yang jelas, satu pengalaman lagi untuk kalian... Semoga bermanfaat untukmu kelak...Abdullah dan Aisyahku..

Sayangnya, tidak ada foto-foto yang sempat kuabadikan sewaktu di sana. Sibuk dengan anak-anak. Hanya satu foto ini sebagai tanda mereka sudah turut serta di audisi Hafizh Qur'an.





Sumber gambar :







Selasa, 08 April 2014

Outing Class ke Pantai Akkarena


Ini untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pantai Akkarena, salah satu tempat wisata di kota Makassar...itupun karena ikutan dengan kegiatan outing class anak-anak.

Lokasi pantai Akkarena tidak jauh letaknya dari pantai Losari.. Tepatnya di Jl. Metro tanjung bunga Makassar. Letaknya berseberangan dengan GTC (Graha Tata Cemerlang) Mall.
Tiket masuk juga cukup terjangkau hanya dengan Rp. 10.000,-

Suasana pagi itu alhamdulillah cukup lengang karena kami berangkatnya di hari kerja yakni hari Jum'at pagi..

Anak-anak kelihatan senang dengan outing classnya, setelah semua turun dari kendaraan segera kami dipandu dengan ustadzah untuk mencari tempat yang nyaman untuk menggelar tikar. Ada sih, gasebo yang disediakan untuk disewakan tapi rasa-rasanya cukup mahal. Satu gasebo sampai disewakan seharga Rp.75.000.



Gasebo yang disewakan
Namun, tidak mudah juga mengatur anak-anak untuk tidak naik dekat gasebo itu. Secara tikarnya bersebelahan tepak dekat gasebonya... Hihi..
Terlihat ustadzahnya cukup kerepotan menegur anak-anak.

Sesampai di sana, mereka sudah menagih, "Ustadzah, kapan mandinya?.. ." Mereka sudah sangat penasaran ingin segera bermain di tepi pantai.
Sebelum bermandi ria, mereka terkebih dahulu tampil bergantian menghapalkan beberapa surah Al-Qur'an.. Kebetulan sekolah anak-anak lebih menekankan ke hafalan Al-Qur'annya, melatih mereka menghafal sejak dini.

Sesi mandi pun tiba... Anak-anak pun bermain dengan senangnya di tepi pantai.. Ada yang membangun istana pasir, lomba lari, saling menyiramkan air atau sekedar melemparkan batu ke arah lautan.
Aisyahku pun, yang tadinya enggan turun ke pantai akhirnya juga turut menikmati.
Tidak ketinggalan aku dan khadijahku juga turut menikmati pantai, khadijah yang tadinya enggan menjejakkan kaki ke air, maklumlah ini pengalaman pertamanya, akhirnya berani juga malah, enggan menjauh dari sana..:)

Setelah puas bermain air, tiba saatnya membersihkan tubuh lalu menikmati bekal yang dibawa dari rumah...
Setelah makan, tidak lama kemudian kami bersiap-siap untuk berangkat pulang. 

Alhamdulillah, ada beberapa koleksi foto yang sempat kuabadikan sewaktu ke sana...


Lokasi favorit...dermaga yang menjorok ke lautan


Tempat duduk yang mangarah ke pantai
Out Bond dan tempat bermain anak
Khadijahku yang tertidur karena kelelahan
Suasana makan anak-anak

Abdullahku (yang mendongak) bersama tumpukan tas
Ortu pun tak ketinggalan, dua ortu yang juga menemani anaknya
Eksis juga :)

Minggu, 06 April 2014

Belajar sambil bermain jual-jualan

Pagi-pagi diajakin main jual-jualan sama anak-anak.

Saya : "Jualan apa?"
Abdullah & aisyah : "Jualan barang-barangnya adek, popok, tissue basah, minyak telon, dll
Saya : "Harga minyak telonnya berapa?"
Abdullah : "5.000 ummi"
Saya mengeluarkan uang mainan senilai Rp. 50.000.
Saya : "Kembaliannya berapa?
Sambil mikir, abdullah akhirnya menjawab, "45.000 ummi"
Saya : "betul"
Saya : " Jual apa lagi ?"
Abdullah menawarkan , "mau beli bola ummi?"
Saya : "Harga satu bolanya berapa?"
Abdullah : "5.000 ummi"
Dalam hati saya berkata "5.000 lagi?? Hehe"
Saya : "Saya ambil 5 bola, berapa harga semuanya?"
Abdullah : "ganti harganya deh ummi, jadi 10rb..."
Hehehe... Mungkin pikirnya ruwet hitungnya kalau harga 5rb.
Saya :"eits, harga pertama ya"
Akhirnya abdullah kembali berpikir dan menjawab "Harga semuanya 25.000"
Saya :"Betul, kembaliannya berapa?" Sambil mengeluarkan uang mainan senilai Rp.100.000
Setelah berpikir beberapa saat, abdullah menjawab, "85.000"
Saya :"Sedikit lagi..."
Abdullah :"Oh iya, 75.000 ummi"..!
Saya :"Yup betul"
Abdullah pun tersenyum senang...




Koleksi uang mainan anak-anak :)

Jumat, 04 April 2014

Reisha si pengusaha Cilik

"Wah keren, kak Marisa Agustina terbitin buku".. jeritku dalam hati sewaktu melihat statusnya wara wiri di beranda facebook.
Suprise banget, ternyata selama ini kak Icha punya bakat menulis fiksi anak.

Saya mengenal kak Icha (panggilan akrab untuk kak Marisa Agustina) sebenarnya belum lama, seniorku di fakultas elektro Unhas yang kutemukan di jejaring sosial (baca: facebook). Kami bertemu di salah satu group kepenulisan, start yang hampir bersamaan, membuat blog, ikutan give away (lomba blog).
Sayangnya setahun terakhir, bisa dikatakan saya tidak begitu aktif lagi di dunia kepenulisan, di group pun hanya numpang lewat saja.
Dan ternyata baru sadar kalau sudah tertinggal cukup jauh dari teman-teman. Beberapa sudah menelorkan buku, sementara diriku masih menghimpun tenaga untuk memulai kembali.

Termasuk diantaranya k Icha, tanpa pikir panjang saya langsung memesan bukunya. Motivasi awal membeli buku ini karena ingin melihat bagaimana talenta kak Icha dalam menulis fiksi anak karena selama ini tahunya tentang tulisan-tulisannya dalam bentuk non fiksi yang dituangkan melalui blog pribadinya.
Ketahuan deh maksudnya...hehehe

Selain itu, tentunya sebagai koleksi bacaan untuk anak-anak.
Akhirnya, buku ini sampai juga di tanganku dengan memesan langsung ke empunya buku, eh plus tanda tangan lagi... Kebayang k icha yang mendadak bak selebritis menandatangani banyak buku..hehehe..

Ternyata bukunya baguuss... Ini sedikit ulasanku tentang buku ini..
"Reisha Pengusaha Cilik", hmm....melihat judulnya... Pemilihan nama nampaknya ga jauh-jauh dari nama penulis sementara tema yang diusung selaras dengan usaha barunya saat ini di bidang kuliner (benar nggak k icha..hehe)

Dari sisi fisik dan pemaparan cerita, nampaknya buku yang berdimensi kurang lebih (14x20x0,7)cm ini ditujukan untuk usia sekolah karena didominasi dengan tulisan dibanding gambar. Bisa dikatakan buku ini disajikan dalam bentuk novel anak *)
Karena itu, anak-anakku yang masih usia pra sekolah malas membacanya dan seperti biasa dirikulah yang menjadi "pendongeng" untuk mereka.

Senang dengan bukunya. Ceritanya mengalir ringan dan "manusiawi", konflik yang disajikan pun rasional untuk usia anak-anak.
Tapi ada yang sedikit mengganjal, Reisha yang digambarkan masih duduk di kelas 1 SD nampaknya terlampau cerdas untuk anak seusianya. Untuk skala keumuman, menurutku sih tepatnya di usia duduk di bangku kelas 3 SD atau setelahnya. Tapi gapapalah, anak-anak sekarang udah cepat berpikiran dewasa...hihi..

Jujur, saya sangat menikmati alur cerita yang disampaikan melalui buku ini. Bagi penikmat fiksi insya Allah mengakui hal ini.
Gadis kecil berjilbab yang memiliki jiwa enterpreneur yang tinggi. Kecil-kecil sudah memiliki bakat sebagai wirausaha dengan menjual puding coklat buatan ibunya. Semangat berwirausahanya ini ternyata menular ke teman lainnya, contohnya si Agil yang digambarkan dalam buku ini sebagai sosok antagonis mendadak jadi pesaing Reisha dengan menjual mainan di kelas (tapi jangan membayangkan sosok antagonis yang di sinetron-sinetron indonesia yah... Yang kadang lebay menggambarkan sosok antagonis pelakunya. Sampai menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginannya..ckkck)

Sempat terbawa suasana juga sewaktu Reisha pertama kali bertemu ayahnya sepulang berlayar selama berbulan-bulan. Gimanaa gitu.
Dalam buku ini juga digambarkan bagaimana jiwa sosial Reisha terhadap nenek si Pemulung...seorang nenek yang secara tak sengaja bertemu dengan reisha sewaktu bersepeda sepulang sekolah
So far, buku ini insya Allah bagus untuk direkomendasikan ke anak-anak, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil. Memicu semangat berwirausaha anak-anak sejak dini, lika-likunya...bagaimana mengahadapi pesaing dengan akhlak yang baik, serta memupuk jiwa sosial...
Endingnya pun menyenangkan ^_^

Buat teman-teman blogger, silahkan membaca cerita lengkapnya dengan membeli bukunya. Insya Allah hadiah manis untuk anak-anak.

Untuk kak Icha, semoga sukses bukunya laris manis...terus semangat menyajikan karya-karya bermutu untuk anak-anak.
Sudah lama pengen menulis tentang buku ini tapi susahnyaaaaa merangkai kata. Kalau ada kesalahan silahkan dikoreksi ya kak...

*) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku


Kamis, 03 April 2014

Koleksi buku islami untuk si buah hati

Alhamdulillah setelah sekian lama mencari akhirnya kutemukan ^_^
Koleksi buki-buku islami untuk anak-anak...
Selama ini saya memang cukup selektif memilihkan jenis buku-buku islami untuk anak-anak. Sumbernya harus jelas, sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Terutama dalam masalah aqidah, termasuk tentang kisah-kisah orang-orang shalih terdahulu.
Saat ini saya memang ingin fokus ke masalah ukhrawi anak-anak, sekaligus ingin membiasakan mereka dengan buku. Pengennya kelak mereka menjadi book lovers. ^_^

Selama ini memang ada beberapa buku anak islami yang saya dapatkan tapi dari sisi fisik tidak cukup menarik untuk usia pra sekolah.. Tulisannya cukup panjang dan kurangnya visualisasi..
Klo sudah begitu, biasanya Aisyahku yang complain, "Ummi, kalau beli buku yang ada gambarnya nah"

Tanpa sengaja mampir ke wall salah seorang kawan facebook... Dan saya melihat ada sebuah link yang mengarah ke toko buku anak islami. Wah, senangnya setelah melihat koleksi buku anak yang dijual.
Dalam hatiku berkata,"Nah, ini yang kucari^_^"

Yang paling menarik hatiku yakni buku anak terbitan Perisai Qids, pembahasannya singkat perhalaman,  visualisasi gambarnya menarik, pemilihan kertasnya yang glossy...dan satu lagi manhajnya jelas.
Tiap jilid buku rata-rata tidak begitu tebal... Kisaran harga juga terjangkau...
Untuk sementara pilihanku jatuh pada Sirah Nabawiyah (sejarah hidup Rasulullah), Seri Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsmaan bun Affan dan Ali bib Abu Thalib) dan seri ahlul bait (Fathimah Az zahra, Hasan dan Husein radhiyallaahu 'anhum).
Ada juga tentang fiqih seperti Ayo bersuci, Auo Sholat Berjama'ah, Do'a-do'a pilihan dan Dzikir setelah sholat. Dan satu buku yang lebih tebal dari yang lainnya yakni Aku Cinta Islam... Isinya tentang pokok-pokok keimanan, prinsip dasar tauhid tentu saja dengan bahasa yang ringan...

Anak-anak jadinya sangat senang dengan buku-buku barunya... Alhamdulillah


Seri aqidah
Seti Ahlul Bait
Fiqih
Sirah Nabawaiyah
Seri Khulaur Rasyidin
Penampakan dalamnya
Salah satu pembahasan buku Aku Cinta Islam

Posted via Blogaway

Rabu, 02 April 2014

Kuliah ibu profesional, bikin nagih ^_^


Kuliah ibu profesional selalau menarik untuk diikuti.. 
Mulai dari kuliah "Manajemen Waktu" sampai kuliah terakhir yang kuikuti tentang "Menyusun Menu 10 hari"...
Kereeeeeen banget. Love it so much. Senang banget sudah pernah mampir di website www.ibuprofesional.com.

Awalnya sering banget mampir di wall seorang sahabat. Sering terinspirasi dengan kegiatan parentingnya. Saat ini dia memilih untuk meng-home schooling-kan anaknya. Secara tidak sengaja meng-klik website tadi yang sempat dia share.

Sdh sejak lama pengen join kuliahnya tapi baru tergerak untuk mengikuti kuliahnya sebulan yang lalu. Dan hasilnya, memang belum bisa maksimal namun minimal ilmu sudah masuk lalu step by step mangamalkannya.
Kuliah ini dipandu oleh bunda Septi Peni Wulandari. Bagi yang pernah tahu tentang metode berhitung cepat menggunakan jari "jarimatika" pasti kenal dengan bunda yang satu ini. Beliau adalah penemu metode tersebut.

Yang mengesankan dari sosok beliau bahwa beliau sukses mendidik anak-anaknya sendiri tanpa memasukkannya ke bangku sekolah. Beliau lebih memilih metode home schooling untuk anak-anaknya...
Keberhasilannya tersebut ternyata tidak ingin dinikmati sendiri, beliau senantiasa berbagi dengan ibu- ibu lainnya. Nah, oleh karena itu beliau mendirikan Institut ibu profesional sebagai wadah untuk ibu-ibu di seluruh indonesia bahkan di beberapa negara untuk belajar agar profesional sebagai ibu. Bahwa pekerjaan sebagai seorang ibu juga butuh keprofesionalan bukan hanya rutinitas semata..

Pembawaan materi dari bunda septi bagus banget. Itu karena ada ruh di setiap materi kuliahnya, krn semua hasil pengalaman pribadi dr bunda Septi sendiri.Jadi tidak sekedar teori,  intinya adalah penerapan dr teori tersebut. Dan pemaparannya "ibu" banget.

Mudah2an bisa terus semangat mengikuti kuliah-kuliah berikutnya.

Yuk..yuk semua pada ikutan...
Oh iya, dengan ikut kuliah ini menjadi lebih termotivasi dan lebih menghargai pilihan diri sendiri menjadi seorang ibu rumah tangga. Bahwa menjadi ibu rumah tangga jangan dipandang sebelah mata.

Yang intiyua bahwa segala sesuatu itu butuh ilmu, begitu pula dalam menjalani kehidupan sebagai seorang ibu. 
Sebagaimana perkataan Imam Bukhari yang sangat masyhur.

العلم قبل القول والعمل

  "Berilmu sebelum berkata dan beramal"

Semoga dengan ilmu ini menjadi sarana bagi kita untuk bisa melahirkan generasi sholih yang juga profesional di bidangnya...
Aaaamiiin..
Untuk mengikuti kuliahnya silahkan mampir ke website www.ibuprofesional.com untuk informasi lebih lanjut...
Catatan siang hari... 2014-01-02 13:30:05


Selasa, 01 April 2014

Menatap hujan



Nampaknya musim hujan tahun ini sudah mulai menyapa...
Gadis mungilku tertegun di balik jendela, heran, menatap curahan air mengguyur di luar sana..

Oh iya, ini musim hujan pertamamu nak... sejak februari lalu, belum ada musim hujan sebelum ini bagimu...

Selamat menikmati nak, meski tak menyentuhnya...
Selamat menikmati anugrah ALLAH yang tak terkira untuk seluruh makhluk-Nya..

Tak lupa kubisikkan Do'a "ALLAAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'AN"
"Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfa'at
Sebagai pelajaran untukmu di kala hujan...



#Catatan singkat sewaktu berdua saja dengan gadis kecilku di kala hujan mengguyur siang ini..

Tom and Jerry

Masih ingat dengan "Tom and Jerry"?
Serial kartun berisi karakter kucing (Tom) dan tikus (jerry) yang jarang akur..dimana-mana pasti selalu bertengkar atau saling mengejar. 

Terkadang saya malah jengkel ama si Jerry, masak sih kucing kalah sama tikus....?? Loh, kok jadi saya yang sewot? 

Tapi mereka tidak selamanya bertengkar, terkadang ada saatnya mereka malah sangat rukun, dan bekerja sama menghadapi musuh bersama.. Wah, tenyata pengamat kartun juga yah..?? Tidak juga..karena penilaian itu tidak harus melihat setiap seri cerita, tapi cukup pernah menonton satu dua kali sudah bisa menilai karakter masing-masing tokoh. Betul tidak? 

Loh, kok jadi cerita tom and Jerry sih?
Saya cuman melihat keseharian putra-putriku..terkadang kelakuannya mirip Tom dan Jerry.. (bukan karakter kucing anjingnya ya..)
Dikit-dikit bertengkar, eh... Sebentar baik lagi...namanya juga anak-anak.. 

Mungkin karena usia mereka sangat rapat, hanya kurang lebih setahun, membuat tingkat keegoan mereka masih berada pada fase yang tidak jauh berbeda..
Tapi terkadang saya membiarkan mereka, mau melihat bagaimana sih cara mereka menyelesaikan masalah...
ternyata ada saat dimana si kakak akhirnya mengalah atau si adik yang mengalah... 

Tapi kalau si kakak sudah mulai main kekerasan...hendak memukul, dsb.. Ini yang tidak bisa dibiarkan...kayaknya umminya harus turun tangan deh...
Biasanya sih tidak lama, karena bentar lagi pasti baikan lagi..ck..ck..
Tapi cukup membuat saya mengelus dada... Sabar..sabar... 

Makanya saya sangat tidak suka kalau sesama anak-anak bertengkar, orang tuanya juga ikutan emosi.
Dan parahnya sesama orang tua bisa saling bermusuhan.
Padahal si anak sangat mungkin sudah baikan lagi, orang tuanya yang malah keterusan bertengkar.. *geleng-geleng kepala* 

Tapi walaupun Aisyah dan Abdullah sering bertengkar, kalau terkadang mereka berpisah sebentar saja, pasti saling mencari..
Pernah.. Abdullah ikut bareng abinya ke luar rumah, si Aisyah tinggal bersama saya di rumah. Kelihatan sekali kalau Aisyah sangat kesepian tanpa kakaknya, terkadang bingung mau bikin apa..
Si Abdullah juga, kata abinya sudah mau cepat-cepat pulang karena katanya "Aisyah cari ka' " -aisyah sudah nyariin-
Ini namanya Benci tapi Sayang...he.. 

Tapi insya Allah Ummi berharap, kalau sudah dewasa kalian akan saling menyayangi, mudah-mudahan bertengkar menjadi sarana buat kalian berlatih bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang berguna ketika kalian dewasa kelak.. 

Luv u my children..