Jumat, 28 Februari 2014

Mengatur Uang Saku

uang saku
Uang saku bermanfaat untuk memberikan kepada si anak  pengalaman menggunakan uang untuk tujuan-tujuan tertentu yang dipilihnya sendiri dan atas tanggung jawabnya sendiri. Secara tidak langsung melatih kecerdasan finansial mereka.
Praktek pemberian uang saku kepada anak, berbeda dari keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya. Praktek yang paling umum yang dilaksanakan oleh setiap keluarga ialah memberikan setiap hari sebelum anak berangkat sekolah.

Mungkin saja ada sementara orang yang beranggapan bahwa uang saku diberikan kepada anak-anaknya sebagai suatu hadiah yang dapat dipermainkan oleh orang tua apabila anaknya menolak untuk melakukan perintahnya. Sebagian lagi berpikir bahwa uang saku dianggap sebagai gaji, yaitu upah karena anak telah membantunya atau memiliki tingkah laku yang baik dan pandai disekolah.

Anggapan seperti  ini adalah anggapan yang keliru. Uang saku bukanlah hadiah atau upah kepada si anak karena telah berkelakuan baik. Uang saku sebenarnya merupakan sarana mendidik anak. Uang saku bermanfaat untuk memberikan kepada si anak  pengalaman menggunakan uang untuk tujuan-tujuan tertentu yang dipilihnya sendiri dan atas tanggung jawabnya sendiri. Dengan itu anak belajar memikul tanggung jawab. 

Sebaiknya orang tua jangan terlalu ketat mengawasi penggunaan saku oleh si anak. Pengawasan yang terlalu ketat akan membatasi si anak untuk memilih sendiri atas tanggung jawab sendiri.

Dalam memberikan uang saku, yang perlu dilakukan orang tua adalah memberikan pedoman umum, untuk keperluan apa saja mereka mengharapkan uang itu digunakan. Apakah itu untuk angkot, jajan, alat sekolah atau yang lainnya.

Semakin meningkat usia si anak, jumlah uang sakunya dapat diperbesar sesuai kebutuhannya serta situasi dan kondisi ekonomi keluarga.

Penyelewengan dan penyalahgunaan uang saku bisa saja terjadi karena anak belum bisa memanfaatkan secara tepat guna, yaitu mengeluarkan uang terlalu cepat dan terlalu banyak . Apabila ini terjadi ,hendaknya dibicarakan face to face, denga suasana tenang dan terus terang.

Apabila penyelewengannya tidak bisa terbendung, maka sebaiknya orang tua menempuh kebijaksanaan lain misalnya dengan memberikan uang saku tidak sekaligus tapi sedikit demi sedikit.

Perlu diingat bahwa uang saku bukanlah alat untuk “memeras” atau “menekan” si anak agar mereka menurut segala perintah yang dikeluarkan orang tua.  Walaupun orang tua dalam keadaan marah, janganlah anda menahan uang saku anak anda atau karena sedang bahagia, anda menaikkan uang saku kepada anak.

Jika suatu saat anak-anak memprotes kepada anda bahwa uang sakunya terlalu sedikit, tidak sepadan dengan anak temannya misalnya, maka tindakan yang sebaiknya anda ambil adalah terus terang dengan penuh simpati  misalnya, “Ibu sebenarnya ingin membrikan kepada kamu uang saku lebih banyak, namun kondisi dompet kita sungguh-sungguh tidak mengizinkan”. Beda jika kita misalnya mengatakan, “Barang-barang apa saja yang engkau beli dengan uang sebanyak  itu?!!”

Disarankan kepada orang tua untuk memberikan uang saku dari jumlah yang terkecil terlebih dahulu, kemudian meningkat sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan kemampuan orang tua. memberikan uang saku terlalu banyak atau terlalu besar, akan membebani anakdengan tanggung jawab yang besar.

Jika uang saku yang diberikan ternyata dapat dikelola dengan sebaik-baiknya oleh si anak, maka salah satu dari tujuan yang hendak dicapai bisa terwujud yakni menanamkan rsa tanggung jawab terhadap diri si anak.

Tahapan Pemberian Uang Saku



Dalam buku Rich Kids, karya Ahmad Gozali dan Irawati Istadi dipaparkan mengenai tahapan pemberian uang saku pada anak. Berikut rangkuman pemaparannya :

Usia Pra Sekolah

Pada usia ini anak tidak dibiarkan memegang uang sendiri, cukup memberikan ketika ia membutuhkan sesuatu untuk dibeli. Anda bisa membelikan untuknya atau biarkan dia untuk memegang dan memberikan uangnya sebagai pembelajaran. Namun sebaiknya tetap menetapkan batasan nominalnya.

Usia TK

Pada usia ini anak-anak sudah bisa diperbolehkan memegang uang sakunya sendiri selama sekolah. Orang tua bahkan bisa mengajarkan anak-anak berhitung lebih mudah dengan uang daripada angka-angka yang hanya bayangan saja di papan tulis. Namun di usia ini ia belum bisa diminta untuk mengerti batasan uang saku, ia hanya diminta memegang uang pada saat sekolah saja. Di rumah biasanya minta jajan lagi.Namu tetap dengan batasan budget.

Usia SD Awal

Usia SD seharusnya sudah bisa berhitung dengan baik sampai pada pecahan uang yang lebih besar. Pada saat ini kita sudah bisa memberikan uang saku harian. Bukan untuk di sekolah saja tapi juga untuk di rumah.

Program menabung dengan celengan sudah bisa dimulai pada usia ini. Ingat, ajarkan mereka untuk mengisi celengannya sebelum berangkat sekolah bukan sepulangnya agar mereka memahami paradigma menabung yang benar bahwa menabung bukan menyisakan uang tapi mengalokasikan pengeluaran untuk kebutuhan tertentu di masa depan.

Usia SD Akhir

Di usia ini, orang tua harus lebih tegas tehadap uang saku. Tidak ada tambahan selain uang saku yang telah diberikan. Berikan pengertian untuk bertanggung jawab terhdap uang sakunya. Belajar berhitung pengeluaran dan belajar menaha keinginan seharusnya sudah tuntas di usia ini.

Usia SMP

Memasuki usia SMP, anak sudah bisa diberikan uang saku pekanan.Karena di usia ini terkadang sudah memliki kebutuhan yang muncul pekanan. Pemberian uang saku pekanan juga akan memberikannya pengalaman baru yang sangat berharga mengenai menahan keinginan untuk belanja. 

Pada usia ini juga mulai bisa dikenalkan proses mencari uang, bukan hanya membelanjakan uang. Dalam usia ini anak-anak juga bisa dikenalkan proses menabung melalui bank.

Usia SMA

Uang saku pada usia ini bisa ditingkatkan menjadi bulanan, bukan lagi pekanan.Dengan memberikannya uang saku bulanan, anak akan punya pengalaman mengelola uang yang lebih luas dan akan sangat bermanfaat pada saat ia menerima gaji bulanannya sendiri.

Di tahap ini, jangan halangi anak jika memiliki ketertarikan pada usaha tertentu atau merasa memiliki keahlian yang bisa ia  manfaatkan. Silahkan saja, jangan membatasi target keuntungan atau apapun. Biarkan mereka menimba pengalamannya sendiri.


Semoga bermanfaat ^_^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...