Jumat, 27 Desember 2013

Nak..ini ada uang sepuluh riyal, pergilah ke pasar dan bawakan untuk kita seorang ayah..

Ada sebuah kisah yang sangat indah, yang saya ambil dari buku "Ada Surga di Rumahku" -penulis, Dr. Nashir Sulaiman Al-Umar-. Kisah ini berisi tentang seorang istri yang memuliakan kedudukan suaminya dan menanamkannya di dalam jiwa anak-anaknya. 

Kisah ini diperoleh dari seorang temannya. Ia menuturkan , "Dahulu aku mempunyai sebuah radio kecil, aku menyembunyikannya dari jangkauan ayahku". Ayahnya -semoga Allah merahmatinya- adalah termasuk orang yang zuhud dan wara' (berhati-hati terhadap hal-hal yang syubhat). Ibunya adalah seorang wanita shalihah. Seorang wanita  shalihah dan hafal Al-Qur'an, ia biasa mengisi pengajian kaum hawa dan telah meninggal -semoga Allah merahmatinya-, sedangkan ayahnya meninggal beberapa tahun sebelumnya.
Ia melanjutkan, "Namun, akhirnya ayahku menemukan radio itu, maka beliau memecahkannya." Ia bercerita,"Ketika beliau memecahkan radio itu, aku masih sangat muda, sekitar umur sepuluh tahun. Aku sangat marah dan aku banyak mengumpat akan kerusakan itu. Hal itu saya lakuka setelah ayah pergi." Ia kembali menuturkan, "Aku tidak berani berbicara kepada ayahku".
Akhirnya dia mengadukan kepada ibunya. Ia mengatakan sendiri di hadapan ibunya, sembari mencela ayahnya. Apa yang dilakukan ibunya? Anak itu bercerita,"Aku merasa tidak tenang kecuali setelah ibuku datang dengan membawa oleh-oleh kurma yang beliau beli dari pasar dan beliau juga membawa uang sepuluh riyal".

Sambil memberi oleh-oleh ibuku berkata,"Anakku, tenanglah, ini ada oleh-oleh, dan ini ada uang sepuluh riyal. Pergilah ke pasar dan bawakanlah untuk kita seorang ayah, kita tidak membutuhkan ayahmu lagi setelah hari ini. Karena ia telah memecahkan radiomu. Pergilah ke pasar dan belilah untuk kita seorang ayah dengan sepuluh riyal ini."

Ia berkata, "Aku bertanya kepada ibuku,"Wahai ibuku! Apakah ayah itu diperjualbelikan?" Aku berkata,"Aku tidak mau , karena ayah tidak diperdagangkan,". Sang ibu berkata,"Baiklah, jika tidak diperjualbelikan, lalu mengapa engkau mengumpat ayahmu karena perkara ini?! ia berkata,"Aku begitu menyesali perbuatanku, dan sejak hari itu aku begitu menghormati ayahku".

Ia melanjutkan ceritanya,"Sejak saat itu ayah memiliki kewibawaan dan kemuliaan, baik ketika masih hidup maupun sesudah wafatnya. Aku tidak pernah berperilaku tidak sopan kepadanya. Hingga suatu ketika ibu berkata kepadaku, "Anakku, tidaklah engkau mendapati ayah yang demikian kecuali seorang saja".

Silahkan menarik hikmah dari kisah diatas. Bagiku..ini kisah yang sangat indah..bagaimana seorang ibu mendidik anaknya dengan cerdas sehingga melahirkan anak yang patuh kepada kedua orang tuanya hingga mereka meninngal dunia.

gambar: http://alqiyamah.files.wordpress.com/2010/03/zakat3.jpg



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...