Ada
sebuah kisah yang sangat indah, yang saya ambil dari buku "Ada Surga di
Rumahku" -penulis, Dr. Nashir Sulaiman Al-Umar-. Kisah ini berisi
tentang seorang istri yang memuliakan kedudukan suaminya dan
menanamkannya di dalam jiwa anak-anaknya.
Kisah
ini diperoleh dari seorang temannya. Ia menuturkan , "Dahulu aku
mempunyai sebuah radio kecil, aku menyembunyikannya dari jangkauan
ayahku". Ayahnya -semoga Allah merahmatinya- adalah termasuk orang yang
zuhud dan wara' (berhati-hati terhadap hal-hal yang syubhat). Ibunya
adalah seorang wanita shalihah. Seorang wanita shalihah dan hafal
Al-Qur'an, ia biasa mengisi pengajian kaum hawa dan telah meninggal
-semoga Allah merahmatinya-, sedangkan ayahnya meninggal beberapa tahun
sebelumnya.
Ia
melanjutkan, "Namun, akhirnya ayahku menemukan radio itu, maka beliau
memecahkannya." Ia bercerita,"Ketika beliau memecahkan radio itu, aku
masih sangat muda, sekitar umur sepuluh tahun. Aku sangat marah dan aku
banyak mengumpat akan kerusakan itu. Hal itu saya lakuka setelah ayah
pergi." Ia kembali menuturkan, "Aku tidak berani berbicara kepada
ayahku".
Akhirnya
dia mengadukan kepada ibunya. Ia mengatakan sendiri di hadapan ibunya,
sembari mencela ayahnya. Apa yang dilakukan ibunya? Anak itu
bercerita,"Aku merasa tidak tenang kecuali setelah ibuku datang dengan
membawa oleh-oleh kurma yang beliau beli dari pasar dan beliau juga
membawa uang sepuluh riyal".
Sambil
memberi oleh-oleh ibuku berkata,"Anakku, tenanglah, ini ada oleh-oleh,
dan ini ada uang sepuluh riyal. Pergilah ke pasar dan bawakanlah untuk
kita seorang ayah, kita tidak membutuhkan ayahmu lagi setelah hari ini.
Karena ia telah memecahkan radiomu. Pergilah ke pasar dan belilah untuk
kita seorang ayah dengan sepuluh riyal ini."
Ia
berkata, "Aku bertanya kepada ibuku,"Wahai ibuku! Apakah ayah itu
diperjualbelikan?" Aku berkata,"Aku tidak mau , karena ayah tidak
diperdagangkan,". Sang ibu berkata,"Baiklah, jika tidak
diperjualbelikan, lalu mengapa engkau mengumpat ayahmu karena perkara
ini?! ia berkata,"Aku begitu menyesali perbuatanku, dan sejak hari itu
aku begitu menghormati ayahku".
Ia
melanjutkan ceritanya,"Sejak saat itu ayah memiliki kewibawaan dan
kemuliaan, baik ketika masih hidup maupun sesudah wafatnya. Aku tidak
pernah berperilaku tidak sopan kepadanya. Hingga suatu ketika ibu
berkata kepadaku, "Anakku, tidaklah engkau mendapati ayah yang demikian
kecuali seorang saja".
Silahkan
menarik hikmah dari kisah diatas. Bagiku..ini kisah yang sangat
indah..bagaimana seorang ibu mendidik anaknya dengan cerdas sehingga
melahirkan anak yang patuh kepada kedua orang tuanya hingga mereka
meninngal dunia.
gambar: http://alqiyamah.files.wordpress.com/2010/03/zakat3.jpg
gambar: http://alqiyamah.files.wordpress.com/2010/03/zakat3.jpg
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^