Jumat, 14 Maret 2014

Bayi Juga Bisa Stress??

Stress pada bayi lebih condong sebagai respon ketidaknyamanan yang dialaminya secara berkepanjangan, yang tidak lekas ditangani. Biasanya penyebab bayi stress dimulai dari hal yang sederhana, antara lain:
  • Kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Saat bayi lapar atau haus, orang tua ataupun pengasuh tidak segera memberi minuman atau makanan. 
  • Diabaikan. Bayi menangis dalam waktu yang lama dan tidak mendapat respon dari orang tua/pengasuh.
  • Rasa sakit dan tidak nyaman. Bayi tidak dapat mengatakan pada bagian mana dia merasakan sakit atau tidak nyaman. Bila orang tua/pengasuh tidak bisa mengenali sumber penyakit itu maka bayi bisa stress.
  • Ayah dan ibu bertengkar. Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orang tuanya. Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan keras.
  • Tertular ibu. Ibu stress bisa menyebabkan bayi tertular stress juga, karena cara menangani bayi akan menjadi tidak tenang. Bayi bisa merasakan tekanan otot saat digendong dan nada suara ibunya.
  • Sering pindah rumah. Menyebabkan anak tidak memiliki "home base" yang memberi rasa aman dan nyaman. Meski bayi tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu yang tidak mudah beradaptasi dapat mempengaruhi  pengasuhannya pada bayi.
  • Berganti-ganti pengasuh dalam waktu singkat, menyebabkan sering terjadi perubahan cara mengasuh. Akibatnya, bayi menarik perhatian dengan cara negatif, misalnya dengan mudah rewel atau mudah marah.
Tanda bayi stress
  • Rewel dan menangis. Menangis adalah tanda yang paling mudah dikenali bila bayi sedang stress. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan bayi semakin stress.
  • Murung. Jika biasanya ceria dan lincah, kini dia murung, bahkan saat diajak bermain sekalipun.
  • Tidur gelisah. Perlu diwaspadai bila bayi kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau lapar.
  • Perubahan kondisi fisik. Stress bisa menyebabkan bayi sulit makan sehingga berat badannya berkurang. Selain itu stress bisa menyerang organ yang paling lemah, misalnya kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit bayipun bisa menunjukkan gejala alergi karena stress.
Cara menanganinya

Jika si kecil mengalami stres, yang bisa ibu lakukan antara lain:
  • Penuhi kebutuhan dasarnya. Misalnya makan, minum dan kasih sayang. Kebutuhan dasar terpenuhi membuat bayi merasa tenang dan aman.
  • Perdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an (murottal). Kalau orang memilih memperdengarkan lantunan musik, misalnya musik klasik pada bayinya, saya lebih memilih memperdengarkan ayat suci Al-Qur'an. Insya Allah membuat kita dan si bayi akan menjadi tenang.
  • Pijat bayi. Hal ini dapat mereduksi stress. Lakukan pijatan pada punggung, perut, lengan, kaki dan wajah bayi, dengan perlahan dan lembut.
  • Tunjukkan kasih sayang. Orang tua sering kali lupa menimang, bercanda dan berkomunikasi dengan bayinya, sehingga bayi menunjukkan perilaku rewel dan stres. Saat orang tua mulai membaca adanya gejala stres pada bayi, mulailah terlebih dahulu memberikan sentuhan, ciuman atau candaan.

Warning!
Yang mesti dihindari :
  1. Panik! Semakin ibu panik, bayi akan menjadi lebih stres dan tidak nyaman karena ia bisa merasakan kepanikan tersebut.
  2. Saling menyalahkan. Kebanyakan orang tua cenderung mencari tahu apa penyebab stres pada bayinya dan kemudian saling menyalahkan. Kondisi ini akan semakin memperburuk keadaan.

Sumber: "Mom&Kiddie" Edisi 18 Thn.IV
sumber gambar : http://ekryme.blogmalhikdua.com/files/2009/04/bayi-sedih.jpg

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...