Kamis, 04 Desember 2014

Mengenal lebih dekat Abu Hurairah (1)

“Abu Hurairah telah menghafal untuk umat Islam hadit-hadits
Rasulullah melebih dari seribu enam ratus hadits”


Adakah seseorang di kalangan umat Islam yang tidak mengenal Abu Hurairah?

Orang banyak di zaman jahiliyah memanggilnya Abd Syams. Manakala Allah Ta’aala memuliakannya dengan Islam dan menganugrahkan kepadanya kesempatan untuk bertemu dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bertanya kepadanya, “Siapa namamu?”

Dia menjawab, “Abd Syams”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak, tetapi Abdurrahman”

Abu Hurairah menjawab, “Ya Benar, aku adalah Abdurrahman Ya Rasulullah”

Adapun kunyahnya, Abu Hurairah, ini dikarenakan semasa kecil dia mempunyai seekor kucing kecil yang menemaninya saat ia bermain, maka anak-anak sepermainannya memanggilnya Abu Hurairah.

Panggilan itu terus berlanjut dan menyebar sehingga mengalahkan nama sebenarnya. Rasulullah sering memanggilnya dengan nama Abu Hirr, sehingga Abu Hurairah lebih memilih Abu Hirr dibanding Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kekasihku memanggilku dengannya”

Hirr adalah kucing jantan dan Hurairah adalah kucing betina.

Abu Hurairah masuk Islam atas bimbingan Ath-Thufail bin Amru Ad-Dausi, namun Abu Hurairah tetap tinggal di bumi Daus sampai 6 tahun setelah hijrah dimana saat itu dia dengan beberapa orang kaumnya datang kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam di madinah.

Anak muda dari Daus ini berkonsentrasi untuk berkhidmat dan menyertai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, sehingga dia memilih masjid sebagai rumah dan beliau sebagai pendidik dan imamnya. Karena semasa hidup Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, Abu Hurairah tidak memiliki istri dan anak. Abu hurairah hanya memiliki seorang ibu tua yang tetap berpegang pada kesyirikan. Abu hurairah tidak pernah lelah mengajak ibunya untuk masuk ke dalam Islam, namun ibunya justru menjauh dan menghalang-halangi niat baiknya.

Suatu hari, Abu Hurairah mengajak ibunya untuk beriman kepada Allah dan RasulNya, namun ibunya justru mengatakan kata-kata yang membuatnya bersedih dan berduka terkait dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Abu Hurairah menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sambil menangis, lalu beliau bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang membuatmu menangis?”

Dia menjawab, “Sesungguhnya aku tidak pernah jemu untuk menyeru ibuku kepada Islam namun dia selalu saja menolak.  Hari ini aku mengajaknya kembali namun dia justru mengucapkan kata-kata yang tidak aku sukai. Tolong berdoalah untuk ibuku kepada Islam.”
Maka nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pun berdo’a kepada Allah untuk ibunya.

Abu Hurairah berkata, aku pulang, aku melihat pintu rumah tertutup, aku mendengar bunyi guyuran air, ketika aku hendak masuk, ibuku berkata, “Tetaplah di tempat wahai Abu Hurairah”. Dia lalu memakai bajunya dan berkata,”Sekarang masuklah”. Aku masuk dan dia berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya,”

Aku menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan menangis karena bahagia setelah sebelumnya aku menangis karena bersedih, aku berkata “Berbahagialah Ya Rasulullah, Allah telah menjawab do’amu dan member hidayah ibuku kepada Islam.”

Zaid bin Tsabit berkata :

Ketika aku, Abu Hurairah dan seorang sahabat berada dalam masjid, yaitu ketika kami sedang berdo’a kepada Allah dan berdzikir, saat itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam masuk, beliau berjalan dan duduk di tengah-tengah kami, kami pun diam maka berliau bersabda, “Teruskan apa yang kalian lakukan”.

Maka aku dan seorang sahabat berdo’a sebelum Abu Hurairah dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam  mengaminkan do’a kami. Kemudian Abu Hurairah berdo’a, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu apa yang diminta oleh kedua temanku ini dan aku memohon kepadaMu ilmu yang tidak terlupakan”

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata, “Amin”

Kami pun berdua berkata, “Kami pun memohon kepadaMu ilmu yang tidak terlupakan.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda’ “Abu Hurairah telah mendahului kalian berdua”.

Sebagaimana Abu Hurairah mencintai ilmu untuk dirinya, dia juga mencintai ilmu untuk orang lain. Suatu hari dia masuk ke pasar Madinah, dia terkejut melihat kesibukan orang banyak, mereka tenggelam dengan perniagaan jual beli, menerima dan member, maka dia mendekat dan berdiri di hadapan mereka, dia berkata, “Betapa lemahnya kalian wahai penduduk Madinah”.

Mereka bertanya, “Apa kelemahan kami yang engkau ketahui wahai Abu Hurairah?”Abu Hurairah berkata,

“Warisan Rasulullah dibagi namun kalian masih tetap di sini? Mengapa kalian tidak berangkat dan mengambil bagian kalian darinya?”

Mereka berkata, “ dimana wahai Abu Hurairah?”

Abu Hurairah menjawab, “Di masjid”

Maka orang banyakpun bergegas keluar dari pasar sementara Abu Hurairah tetap berdiri di tempatnya sampai mereka kembali, manakala mereka melihat Abu Hurairah, mereka berkata, “Wahai Abu Hurairah, kami telah masuk masjid dan kami tidak melihat apapun di sana.”

Abu Hurairah balik bertanya, “Apa yang kalian lihat?”

Mereka menjawab, “Kami melihat sekelompok orang sedang shalat, sekelompok orang sedang membaca Al-Qur’an dan sekelompok orang belajar halal dan haram”

Abu Hurairah berkata, “Celakalah kalian itulah warisan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam


===

Kisah ini kami kutip dari buku “Mereka adalah para Sahabat, kisah-kisah Manusia Pilihan Dari Generasi Terbaik Umat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam". Buku ini adalah buku terjemahan dari "Shuwaru min Hayatish Shahabah", penulis Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya.Penerbit Pustaka At-Tibyan

Dalam buku yang memiliki ketebalan 420 halaman ini, masih banyak kisah-kisah para sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang menggugah (lebih dari 60 kisah sahabat). Sengaja saya mengutip sebagiannya melalui postingan agar lebih menebar manfaat akan isi buku.

Sahabat Rasulullah adalah mata rantai pertama sampainya Islam ini kepada kita semua, setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Banyak dari kita selama ini yang hanya mengetahui sedikit saja dari mereka radhiyallaahu ‘anhum. Itupun jika tahu, mungkin hanya sekedar nama ataupun secuil dari kisah mereka. Tidak terlepas diri kami pribadi.

Oleh karena itu, mari belajar mengenal mereka. Mereka yang menjadi generasi terbaik ummat ini…
Bukankah tak kenal maka tak cinta?
Mari mencintai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Bukankah di akhirat nanti kita akan bersama orang yang kita cintai? Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam

الْمَرْأُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Sesorang akan bersama orang yang dicintainya
(hadits Shahih, Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)


Bagaimana cara mencintai mereka? Salah satunya dengan membaca kisah-kisah mereka...

6 komentar :

  1. Wow tebalnya bukunya ya ....

    Kisah para sahabat banyak yang menggugah ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan kak... Karena isinya memang kumpulan kisah sahabat.

      Hapus
  2. Subhanallah... luar biasa kisah para sahabat nabi. Kita harus banyak membaca kisah-kisah mereka untuk diamalkan di kehidupan sehari-hari ya, Mbak :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Agar tumbuh kecintaan kepada mereka. Orang-orang yang dipilih oleh Allah sebagai pendamping Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam

      Hapus
  3. Salam kenal mbaaak...
    sungguh takjub membaca kisah para sahabat Rasul ya mba...
    Jadi pengen punya bukunya. Makasih udah berbagi ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Terkadang jika membaca kisah mereka seakan bercerita tentang negeri dongeng, tapi mereka nyata adanya. Suri tauladan terbaik setelah Rasulullah

      Hapus

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...