Kamis, 10 April 2014

Pengalaman pertama mengikuti hafizh Qur'an

Sewaktu pertama kali mendapatkan informasi mengenai audisi Hafidz Qur'an yang diselenggarakan oleh Trans7 bekerja sama dengan AQL, saya langsung berkeinginan untuk mengikutkan putra putriku Abdullah dan Aisyah. Awalnya, berharap suami yang mendaftarkan mereka mengingat saya tidak bisa kemana-mana karena kondisi khadijahku yang tidak begitu sehat, tapi ternyata suami juga punya segudang kesibukan. Dari pihak sekolah juga belum ada kabarnya apakah mau mengikutsertakan anak-anak santri...

Selang beberapa pekan ternyata ada sms dari pihak sekolah yang isinya berbunyi :
"Afwan ummi, insya Allah ananda akan diikutkan audisi Hafidz qur'an tanggal 29 di sekolah islam athirah, yang diadakan oleh trans7. Berikut adalah kelengkapan dokumen...bla..bla"

Alhamdulillah pucuk dicinta ulam pun tiba, senangnya hatiku...artinya saya tidak perlu lagi mengantar anak-anak ke tempat pendaftaran, cukup dengan mempersiapkan kelengkapan berkas yang dibutuhkan.
Dan alhamdulillah persyaratan berkas berupa fotokopi KTP orang tua, foto kopi Kartu Keluarga serta akta kelahiran tidak ada masalah.
Besoknya berkas saya titipkan ke salah satu teman yang kebetulan juga orangtua murid untuk menyerahkan ke pihak sekolah.

Tiga hari setelahnya kami mendapatkan sms lagi dari ustadzahnya, "assalamu 'alaykum...insya Allah semua santri akan diikutkan audisi Hafid Qur'an tanggal 29 Maret..."
Alhamdulillah, keputusan yang tepat pikirku, jadi bukan hanya Abdullah saja yang diikutkan tapi aisyah juga bisa ikut serta. Nampaknya pihak sekolah ingin seluruh anak-anak santri memiliki pengalaman dalam kegiatan kali ini, melatih kepercayaan diri serta minimal mereka jadi tahu kalau selama ini bukan hanya sekolah mereka saja yang sibuk menghafal Al-Qur'an. Di luar sana juga banyak teman-teman dengan usia yang tidak jauh berbeda yang melakukan aktifitas yang sama.


Oh iya, ternyata berkas yang saya titipkan kemaren belum lengkap, foto berukuran 3R close up dan seluruh badan belum diikutkan. Jadilah malam harinya suami sibuk menjadi fotografer dadakan untuk anak-anak ^_^
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Selepas shalat subuh kami sudah sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya karena semua sudah harus selesai sebelum pukul 06.00 WITA karena pemberitahuan dari sekolah bahwa anak-anak diinstruksikan berkumpul paling lambat pukul 06.00. Mempersiapkan bekal makan siang anak-anak, dan snack seadanya...

Sebenarnya orang tua juga diharapkan kehadirannya, tapi karena semua serba terburu-buru, sementara pekerjaan rumah masih berantakan jadinya saya tidak bisa ikut serta dalam rombongan. Suami juga tidak bisa mengantar karena ada bimbingan wetlab (semacam bimbingan latihan operasi) di RS. Jadinya kami memutuskan untuk tidak ke sana menyaksikan anak-anak.

Berlalu beberapa jam, waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul 10.30, pikiranku masih teringat ke anak-anak, bagaimana ya mereka di sana? Saya mencoba bertanya ke suami tentang kepastian kegiatan bimbingan wetlabnya, jadi atau tidak. Suami menjawab, sepertinya tidak jadi karena tidak ada yang menghubungi. Tanpa menunggu lama saya langsung mengajaknya untuk ke sana, walau bisa dibayangkan perjalanan yang cukup jauh menggunakan motor di bawah matahari yang cukup terik. Tapi bismillah saja... Yang berdomisili makassar mungkin sudah bisa membayangkan jarak tempuh dari daya sampai athirah di jl.Kajoalalido, terletak tepat di belakang lapangan karebosi.

Sekolah Islam Athirah Makassar
Alhamdulillah akhirnya tiba juga di sekolah islam athirah. Sementara suami saya memarkir kendaraan, saya melihat seorang ibu dengan seorang anak yang di pakaiannya tertempel nomor dada. "Kemungkinan ini salah satu peserta juga" pikirku. Tanpa berpikir lama, saya langsung mendekatinya, "Anaknya peserta bu? Sudah selesai yah menghafalnya?"
"Oh iya bu, alhamdulillah sudah selesai"
"Di dalam masih banyak yah bu yang belum selesai menghafal?" tanyaku lagi
"Iya bu masih banyak"
"Wah jam segini baru sampai nomor urut 26?"
Sambil melihat nomor dada sang anak  yang bertuliskan '026'
"Masuknya lewat mana bu? Saya melanjutkan"
"Lewat sana aja bu" jawab ibu itu sambil menunjuk ke arah gerbang masuk...
"Syukron bu.."

Selanjutnya saya dan suami mulai menyusuri jalan sesuai yang ditunjukkan si ibu tadi. Sampai di gerbang masuk, sudah terlihat di kiri kanan panitia registrasi... Setelah membelok sedikit ke kanan kami pun terhenti... Di depan kami sudah berkumpul anak-anak bersama orang tuanya, mungkin yang sedang mewarnai pikirku karena anak-anak tadi disarankan untuk membawa peralatan mewarnai. Menoleh ke kiri dan ke kanan, masih belum nampak abdullah dan aisyah bersama teman-temannya. Namun tiba-tiba ada Abdullah yang datang menyapa...Rupanya dia melihat kami. Abdullah pun menjadi penunjuk jalan ke ruang audisi. Saya sempat bertanya,"Sudah mengahafal kah nak?" Dia spontan menjawab,"Sudah".... Yaah, kami terlambat, kami tidak sempat menyaksikan Abdullah menghafal... Qadarullah...

"Aisyah mana?" tanyaku, karena Aisyah belum tampak.. "Sementara menghafal ummi" sambil menunjuk ke arah ruang kelas tempat audisi berlangsung. Kami langsung menuju ke arah sana, sayang pintu tertutup jadinya saya tidak bisa menyaksikan...

Di luar ruang audisi nampak ibu-ibu menemani anak-anaknya, menunggu sampai tiba giliran anak-anaknya. Waktu itu saya sempat bertanya, "Sudah menghafal bu?" " Belum ada yang menghafal bu?" kata ibu tadi. "Loh, kata Abdullah dia sudah menghafal"celetukku. "Iya ummi, saya sudah menghafal" kata Abdullah menimpali.
Ternyata memang masih banyak teman-teman Abdullah yang belum mendapatkan giliran menghafal... Alhamdulillah Abdullah dan Aisyah cukup cepat padahal nomor urutnya 260-an...

Tidak lama kemudian, ustadzahnya keluar bersama Aisyah..."Aisyah bagus ummi" kata ustadzahnya berbinar.... "Awalnya Aisyah malu-malu waktu memperkenalkan diri, tetapi ketika tiba giliran diperintahkan menghafal surah yang disebutkan penguji, dia bisa menghafal dengan lancar" 
"Alhamdulillah" saya hanya bisa tersenyum dan bangga dengan Aisyahku, pengalaman pertama tampil dan cukup menggembirakan
" Bagaimana Abdullah?" "Abdullah lancar, dan sangat berani, menjawab pertanyaan penguji dengan tegas tidak malu-malu" jawab ustadzah yang mendampingi dengan semangat.
Nampak harapan untuk ananda lolos audisi tahap ini dari para ustadzahnya.
Tapi saya hanya mengingatkan bahwa yang penting prosesnya, yang jelas mereka sudah berusaha sebaik mungkin. Soal kalah menang bukan urusan kita lagi.

Alhamdulillah bangga dengan anak-anakku, apapun hasilnya kami tahu kalian sudah berusaha dan kami sangat menghargai sekecil apapun usaha kalian...

Sesampai di rumah terasa badan ini saaaaangat letih, belum pernah rasanya seletih ini jika pulang dari bepergian menggunakan sepeda motor. Namun, kebahagiaan karena sudah ada di saat mereka membutuhkan kami ada di saat moment berharga untuk mereka mampu mengurangi rasa letih yang ada.

Walaupun di keesokan harinya tidak ada kabar dari pihak panitia mengenai kelulusan anak-anak kami tapi kami tahu mereka sudah melakukan yang terbaik, mungkin masih ada yang lebih baik untuk  lulus ke audisi selanjutnya. Yang jelas, satu pengalaman lagi untuk kalian... Semoga bermanfaat untukmu kelak...Abdullah dan Aisyahku..

Sayangnya, tidak ada foto-foto yang sempat kuabadikan sewaktu di sana. Sibuk dengan anak-anak. Hanya satu foto ini sebagai tanda mereka sudah turut serta di audisi Hafizh Qur'an.





Sumber gambar :







Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...