Sabtu, 11 Februari 2017

Terima Kasih...




Tak terasa usia pernikahan kita sudah melewati satu dekade, waktu yang tidak singkat dalam menjalani sebuah kebersamaan. Banyak cerita yang sudah kita lalui bersama, ada tawa, senyum dan air mata mengisi hari-hari kita. 

Terima kasih atas segalanya zauiy..

Terima kasih sudah memilihku untuk menyempurnakan separuh agamamu, memilihku untuk menjadi ibu bagi anak-anakmu. Satu yang selalu kusyukuri sampai saat ini adalah Allah menakdirkan kau menjadi imamku.
Terima kasih atas maafmu atas kesalahan yang pernah kulakukan.

Terima kasih telah menjadi orang yang paling mengerti akan diriku, mengalah pada saat-saat tertentu, mendukung dan memfasilitasi setiap kegiatan positif yang kulakukan.

Terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik, tempatku untuk menumpahkan banyak hal. 
Terima kasih sudah menjadi pendengar setia saat kita berjauhan, walau terkadang sudah kehabisan bahan hehe. Tidak bisa kubayangkan, saya yang menghabiskan waktu sebagian besar di rumah sementara mendapatkan suami yang sangat sulit berkomunikasi dengan istrinya. Nikmat Tuhan mana yang saya dustakan. 

Terima kasih untuk selalu ingin berdiskusi denganku mengenai anak-anak, tetap selalu ingin belajar menjadi orang tua khususnya ayah yang baik.

Terima kasih telah mengajariku banyak hal, bagaimana berbakti kepada orang tua, bagaimana berakhlak yang baik terhadap sesama, serta menularkan kedermawanan.

Sampai pada hal-hal kecil seperti beternak dan bercocok tanam, ilmu baru yang sangat menyenangkan walau saya kebanyakan hanya sebagai penonton hehe....

Zaujiy...

Saya masih punya banyak mimpi, terutama dalam membina keluarga kita, saya tidak ingin merasa puas dengan segenap pencapaian yang ada. Keinginan untuk membuat visi misi yang jelas dalam keluarga agar jelas bahtera ini ingin dibawa ke mana dan melalui jalan yang mana... dan dirimu sebagai nahkodanya.

Anak-anak perlahan-lahan sudah tumbuh semakin besar, ada kebahagiaan sekaligus kekhawatiran akan tantangan yang mereka hadapi ke depan. Di zaman fitnah ini.

Mari meluangkan waktu, mari berpikir keras akan amanah yang Allah berikan kepada kita, amanah yang kelak kita akan dimintai pertangggungjwaban atasnya. Dan itu butuh kerja keras dan pengorbanan. Waktu, tenaga dan pikiran.

Zaujiy...

Keinginan terbesarku dalam hidup adalah menjadi isteri yang baik untukmu dan ibu yang baik untuk anak-anak, walau menjalaninya sangat-sangat berat terutama untuk konsistensi di dalamnya. Perlu dukungan darimu, saat kujatuh, bantu saya untuk berdiri, mengumpulkan tenaga agar bisa kembali menjalani semuanya.
Saya sadari sampai saat ini sebagai istri masih begitu banyak kekurangan di sana sini, walau selalu tetap ingin belajar menjadi lebih baik.

Selalu berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu dan ingin sehidup sesyurga denganmu...

Semoga Allah mengumpulkan kita sekeluarga di jannahNya.

Walau sering sekali terucap, namun tidak bosan-bosannya kukatakan... Uhibbuka fillah yaa zaujiy....



In Love,

Zaujatuka....





catatan : Postingan ini merupakan tantangan nice home work pada program matrikulasi Ibu Profesional.
Membuat surat cinta untuk suami


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...