Sabtu, 18 Februari 2017

Mendidik dengan kekuatan fitrah

Tidak terasa, sekarang kami sudah berada di pekan ke-4 program matrikulasi Ibu Profesional. Pada nice home work kali ini, kami kembali diajak merenung dengan menjawab beberapa pertanyaan dari tim matrikulasi :

Apakah masih tetap ingin konsisten dengan ilmu yang dipilih pada NHW pertama ataukah ingin merubahnya?

 

Saya memilih untuk tetap di sini memantapkan hati untuk fokus pada ilmu mengenai pendidikan ibu dan anak, bagaimana menjadi isteri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-anak sesuai dengan Al Qur’an dan Assunnah, hal yang mungkin kurang saya tegaskan pada NHW pertama. Karena bagi saya, ilmu ini merupakan ilmu yang paling penting dalam menjalani universitas kehidupan. Ilmu yang sangat mendasar, sebelum memfokuskan diri dengan ilmu yang lainnya. Jika kita sebagai seorang wanita yang memiliki peran sebagai seorang isteri sekaligus sebagai seorang ibu maka seyogianya hal ini merupakan prioritas pertama, memperkokoh tatanan keluarga sebelum memfokuskan diri  ke yang lainnya.

Sebenarnya, ilmu tentang mendidik bukan hal yang baru buat saya. Sebelum saya memasuki jenjang pernikahan, saya sudah sangat tertarik dengan ilmu tentang mendidik anak. Sangat bersemangat membaca berbagai referensi mengenai pendidikan anak. Hingga saya menyandang gelar sebagai seorang ibu pertama kalinya, semangat untuk menjadi ibu yang baik semakin besar, saya begitu menikmati ilmu ini, mencari berbagai referensi, menerapkan satu demi satu yang saya pelajari. Alhamdulillah Allah menakdirkan saya untuk fokus pada anak pertama. Dan sesuai pengalaman lebih mudah penerapannya pada adik-adiknya.

Namun seiring waktu, anak-anak tumbuh semakin besar. Si sulung sudah berusia 9 tahun. Tanpa sadar saat ini fokus sudah mulai terbagi, sempat menjejaki dunia bisnis dengan mengelola sebuah online shop, dan dua tahun terakhir ini bergelut dengan ilmu-ilmu yang berkaitan profesi sebagai seorang da’iyah, menggeluti ilmu bahasa Arab, tajwid dan lainnya. Saya baru sadar, ilmu yang berhubungan dengan pendidikan anak mulai terlalaikan, sampai saya mengikuti program matrikulasi ini, membangunkan saya untuk kembali fokus ke anak-anak. Saya sadar pekerjaan belum selesai, masih banyak hal yang masih perlu dibenahi. Ingin kembali dari awal, memperbaiki kekurangan yang ada. Dan kembali menentukan skala prioritas. Memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia bisnis, in syaa Allah akan memulai kembali di saat yang tepat, walaupun sudah banyak tawaran di luar sana.

Ilmu diniyah in syaa Allah sebagai penopang bagi saya untuk mendidik anak-anak dan meningkatkan kualitas pribadi, karena kita tetap membutuhkan pondasi yang jelas dalam mendidik anak-anak. Dan saya yakin tidak akan tumpang tindih selama kita bisa menentukan skala prioritas.

Melihat Nice home work #2 apakah sudah belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checkliist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita


Checklist yang dibuat pada NHW 2 yang lalu mengajarkan saya untuk konsisten yang dimulai dari hal-hal yang sederhana, dan ternyata menjalaninya tidak semudah yang dikira, perlu mujahadah (semangat) yang besar. Merevisi kembali hal-hal yang kelihatan masih belum terukur dan masih terkesan umum. Namun tidak sempat mengupload hasil revisinya. Sampai 2 pekan ini belum bisa sepenuhnya untuk konsisten, tapi in syaa Allah masih terus berusaha semaksimal mungkin.

Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang kira-kira apa maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini ? kalau sudah maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai.

Secara tidak langsung saya sebenarnya memiliki misi pribadi, sejak dari SMA saya aktif mengikuti kegiatan pengajian. Setelah memasuki gerbang perkuliahan mulai aktif dalam kegiatan keagamaan dan menjadi pengurus salah satu UKM di universitas yang bergerak dalam bidang keagamaan. Sebagai seorang da’iyah (karena sejatinya setiap kita adalah seorang da’i) yang mengisi halaqah-halaqah kecil di kampus dan kegiatan dakwah lainnya. Saya begitu menikmati peran itu hingga saya memasuki jenjang pernikahan, dipertemukan dengan lelaki yang pada dasarnya memiliki visi yang sama. Senang menebar kebaikan kepada sesama, senang berinteraksi (bersosialisasi) dengan masyarakat dan merasa sedih melihat masyarakat yang jauh dari agama ini. Mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang baru.

Saya tetap menjalani misi ini dan tentunya ini dimulai dari keluarga, memperkuat pondasi dari dalam rumah. Melibatkan anak-anak dalam menjalani dinamika dakwah, menstimulasi mereka untuk senantiasa bisa bermanfaat bagi orang lain dengan terlebih dahulu memperbaiki kualitas pribadi. Senantiasa menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan.

Setelah menjalani kehidupan berumah tangga, menyadari akan pentingnya peran sebagai seorang ibu sehingga ingin memaksimalkan peran ini, berusaha profesional di dalamnya, dan menjadikan salah satu fokus yang didakwahkan yakni menyadarkan kaum hawa akan vitalnya peran sebagai seorang ibu dalam membangun peradaban yang dimulai dari keluarga.

Dan saya sadar bahwa peran saya dimuka bumi ini adalah sebagai seorang da’iyah, yang senantiasa menebar kebaikan kepada sesama dan berusaha mendekatkan masyarakat pada agama ini.

Misi hidup : Menebar kebaikan pada sesama, mendekatkan masyarakat kepada agama berdasarkan Al Qur’an dan Assunnah serta mendidik generasi Qur’ani.

Bidang : Agama serta Pendidikan ibu dan anak


Peran : da’iyah

Ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalani misi hidup tersebut

  1. Ilmu diniyah sesuai Al Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar sebagai pondasi
  2. Ilmu dasar ibu profesional (Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Sholehah)
  3. Ilmu kepenulisan 
  4.  Ilmu yang berhubungan dengan publik speaking
  5. Psikologi Islam
  6. Bahasa Arab
  7. Ilmu tajwid

Tetapkan milestone perjalanan anda menjalankan misi hidup

Saya memulai KM0 saya saat pertama kali diamanahkan  oleh Allah dalam mendidik anak yakni pada usia kurang lebih 25 tahun.

KM0 – KM4 (2008 – 2012) : Bunda sayang

KM5 – KM6 (2012– 2013) : Bisnis rumahan (online shop)

KM 6 – KM7 (2013 – 2016) : Fokus meningkatkan tsaqofah keislaman terkhusus bekal sebagai seorang da’iyah.

KM 7 – KM 8 (2016 – 2017) : Kembali fokus Bunda Sayang membenahi kekurangan dalam mendidik anak (terlebih dalam hal komunikasi produktif dan pengelolaan emosi), tetap menambah tsaqofah keislaman.

KM 8 – KM 9 ( 2017 – 2018) : Menguasai Bunda Cekatan, tetap menambah tsaqofah keislaman

KM 9 – KM 10 (2018 – 2019) : Menguasai Bunda Produktif, mulai memasuki ranah bisnis.

KM 10 – KM 11 (2019 – 2020) : Menguasai Bunda sholehah

KM 11 – KM 15 (2020 – 2024) : Fokus menjadi da'iyah profesional

KM 15 – dst  (2024 – dst) : Tetap meniti jalan dakwah in syaa Allah

Selanjutnya ... Bismillah... Lakukan... lakukan... lakukan...

Man jadda wa jada...

Semoga Allah meridhohi setiap milestone kehidupan ini, dan senantiasa meluruskan niat agar semua bernilai ibadah sebagai washilah menggapai rahmat-Nya.

Di Bumi Paser, Kaltim
Ummu Abdillah Sri Muliana

2 komentar :

  1. Subhanallah,, terus berbagi ilmu nya yaa Umm...
    senang sekali saya membacanya dan In Sya Allah menambah pengetahuan dan semangat saya .. Barokallohu Fiik

    BalasHapus

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...