Apakah masih tetap ingin konsisten dengan ilmu yang dipilih pada NHW pertama ataukah ingin merubahnya?
Saya memilih untuk tetap di sini
memantapkan hati untuk fokus pada ilmu mengenai pendidikan ibu dan anak,
bagaimana menjadi isteri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-anak sesuai
dengan Al Qur’an dan Assunnah, hal yang mungkin kurang saya tegaskan pada NHW
pertama. Karena bagi saya, ilmu ini merupakan ilmu yang paling penting dalam
menjalani universitas kehidupan. Ilmu yang sangat mendasar, sebelum memfokuskan
diri dengan ilmu yang lainnya. Jika kita sebagai seorang wanita yang memiliki
peran sebagai seorang isteri sekaligus sebagai seorang ibu maka seyogianya hal
ini merupakan prioritas pertama, memperkokoh tatanan keluarga sebelum
memfokuskan diri ke yang lainnya.
Sebenarnya, ilmu tentang mendidik
bukan hal yang baru buat saya. Sebelum saya memasuki jenjang pernikahan, saya
sudah sangat tertarik dengan ilmu tentang mendidik anak. Sangat bersemangat
membaca berbagai referensi mengenai pendidikan anak. Hingga saya menyandang
gelar sebagai seorang ibu pertama kalinya, semangat untuk menjadi ibu yang baik
semakin besar, saya begitu menikmati ilmu ini, mencari berbagai referensi,
menerapkan satu demi satu yang saya pelajari. Alhamdulillah Allah menakdirkan
saya untuk fokus pada anak pertama. Dan sesuai pengalaman lebih mudah penerapannya
pada adik-adiknya.
Namun seiring waktu, anak-anak
tumbuh semakin besar. Si sulung sudah berusia 9 tahun. Tanpa sadar saat ini
fokus sudah mulai terbagi, sempat menjejaki dunia bisnis dengan mengelola
sebuah online shop, dan dua tahun terakhir ini bergelut dengan ilmu-ilmu
yang berkaitan profesi sebagai seorang da’iyah, menggeluti ilmu bahasa Arab,
tajwid dan lainnya. Saya baru sadar, ilmu yang berhubungan dengan pendidikan
anak mulai terlalaikan, sampai saya mengikuti program matrikulasi ini, membangunkan
saya untuk kembali fokus ke anak-anak. Saya sadar pekerjaan belum selesai,
masih banyak hal yang masih perlu dibenahi. Ingin kembali dari awal,
memperbaiki kekurangan yang ada. Dan kembali menentukan skala prioritas.
Memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia bisnis, in syaa Allah akan memulai
kembali di saat yang tepat, walaupun sudah banyak tawaran di luar sana.
Ilmu diniyah in syaa Allah
sebagai penopang bagi saya untuk mendidik anak-anak dan meningkatkan kualitas
pribadi, karena kita tetap membutuhkan pondasi yang jelas dalam mendidik
anak-anak. Dan saya yakin tidak akan tumpang tindih selama kita bisa menentukan
skala prioritas.
Melihat Nice home work #2 apakah sudah belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checkliist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita
Checklist yang
dibuat pada NHW 2 yang lalu mengajarkan saya untuk konsisten yang dimulai dari
hal-hal yang sederhana, dan ternyata menjalaninya tidak semudah yang dikira,
perlu mujahadah (semangat) yang besar. Merevisi kembali hal-hal yang
kelihatan masih belum terukur dan masih terkesan umum. Namun tidak sempat mengupload
hasil revisinya. Sampai 2 pekan ini belum bisa sepenuhnya untuk konsisten, tapi
in syaa Allah masih terus berusaha semaksimal mungkin.
Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang kira-kira apa maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini ? kalau sudah maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai.
Secara tidak langsung saya
sebenarnya memiliki misi pribadi, sejak dari SMA saya aktif mengikuti kegiatan
pengajian. Setelah memasuki gerbang perkuliahan mulai aktif dalam kegiatan
keagamaan dan menjadi pengurus salah satu UKM di universitas yang bergerak
dalam bidang keagamaan. Sebagai seorang da’iyah (karena sejatinya setiap kita
adalah seorang da’i) yang mengisi halaqah-halaqah kecil di kampus dan kegiatan
dakwah lainnya. Saya begitu menikmati peran itu hingga saya memasuki jenjang
pernikahan, dipertemukan dengan lelaki yang pada dasarnya memiliki visi yang
sama. Senang menebar kebaikan kepada sesama, senang berinteraksi
(bersosialisasi) dengan masyarakat dan merasa sedih melihat masyarakat yang
jauh dari agama ini. Mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang baru.
Saya tetap menjalani misi ini dan
tentunya ini dimulai dari keluarga, memperkuat pondasi dari dalam rumah. Melibatkan
anak-anak dalam menjalani dinamika dakwah, menstimulasi mereka untuk senantiasa
bisa bermanfaat bagi orang lain dengan terlebih dahulu memperbaiki kualitas
pribadi. Senantiasa menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan.
Setelah menjalani kehidupan
berumah tangga, menyadari akan pentingnya peran sebagai seorang ibu sehingga ingin
memaksimalkan peran ini, berusaha profesional di dalamnya, dan menjadikan salah
satu fokus yang didakwahkan yakni menyadarkan kaum hawa akan vitalnya peran
sebagai seorang ibu dalam membangun peradaban yang dimulai dari keluarga.
Dan saya sadar bahwa peran saya
dimuka bumi ini adalah sebagai seorang da’iyah, yang senantiasa menebar
kebaikan kepada sesama dan berusaha mendekatkan masyarakat pada agama ini.
Misi hidup : Menebar kebaikan pada sesama, mendekatkan masyarakat kepada agama berdasarkan Al Qur’an dan Assunnah serta mendidik generasi Qur’ani.Bidang : Agama serta Pendidikan ibu dan anak
Peran : da’iyah
Ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalani misi hidup tersebut
- Ilmu diniyah sesuai Al Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar sebagai pondasi
- Ilmu dasar ibu profesional (Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Sholehah)
- Ilmu kepenulisan
- Ilmu yang berhubungan dengan publik speaking
- Psikologi Islam
- Bahasa Arab
- Ilmu tajwid
Tetapkan milestone perjalanan anda menjalankan misi hidup
Saya memulai KM0 saya saat
pertama kali diamanahkan oleh Allah
dalam mendidik anak yakni pada usia kurang lebih 25 tahun.
KM0 – KM4 (2008 – 2012) : Bunda
sayang
KM5 – KM6 (2012– 2013) : Bisnis
rumahan (online shop)
KM 6 – KM7 (2013 – 2016) : Fokus
meningkatkan tsaqofah keislaman terkhusus bekal sebagai seorang da’iyah.
KM 7 – KM 8 (2016 – 2017) :
Kembali fokus Bunda Sayang membenahi kekurangan dalam mendidik anak (terlebih
dalam hal komunikasi produktif dan pengelolaan emosi), tetap menambah tsaqofah
keislaman.
KM 8 – KM 9 ( 2017 – 2018) : Menguasai
Bunda Cekatan, tetap menambah tsaqofah keislaman
KM 9 – KM 10 (2018 – 2019) :
Menguasai Bunda Produktif, mulai memasuki ranah bisnis.
KM 10 – KM 11 (2019 – 2020) :
Menguasai Bunda sholehah
KM 11 – KM 15 (2020 – 2024) : Fokus menjadi da'iyah profesional
KM 15 – dst (2024 – dst) : Tetap meniti jalan dakwah in syaa Allah
KM 15 – dst (2024 – dst) : Tetap meniti jalan dakwah in syaa Allah
Selanjutnya ... Bismillah... Lakukan... lakukan...
lakukan...
Man jadda wa jada...
Semoga Allah meridhohi setiap milestone kehidupan ini, dan
senantiasa meluruskan niat agar semua bernilai ibadah sebagai washilah menggapai
rahmat-Nya.
Di Bumi Paser, Kaltim
Ummu Abdillah Sri Muliana
Subhanallah,, terus berbagi ilmu nya yaa Umm...
BalasHapussenang sekali saya membacanya dan In Sya Allah menambah pengetahuan dan semangat saya .. Barokallohu Fiik
Aamiin.. Wa fiik baarakallaahu
Hapus