Rabu, 04 Februari 2015

Kemana saja saya selama ini?

Buku-buku pelajaran Abdullah sudah resmi berganti. Buku-buku tematik yang merupakan keluaran kurikulum 2013 sekarang telah kembali menggunakan kurikulum sebelumnya yakni  kurikulum 2006. Abdullah pun diharuskan membeli buku cetak yang baru.

Buku-buku tematik yang tergantikan

Sepulang sekolah Abdullah memperlihatkan buku-buku cetaknya yang baru. Saya berinisiatif untuk membungkusnya dengan plastik bening. Setelah selesai membungkus semua buku-buku cetaknya, saya memeriksa buku-buku tulisnya. Dan betapa miris, ternyata selama ini saya terluput dari memperhatikan buku-buku tulis putraku. Entah kenapa selama ini saya hanya fokus memperhatikan “isi” bukunya tapi tanpa memperhatikan fisik bukunya.

Melihat fisik buku-buku tulisnya, ada yang terlihat bekas basah yang sudah mengering, ada yang ternyata bukunya sebagian sudah terkena coretan tangan mungil khadijah, dan ada yang sampulnya sudah agak robek, ditambah lagi satu buku berisi beberapa mata pelajaran. Aiiiih, kemana saja saya selama ini?

Sebegitu kurang perhatiannya saya dengan peralatan sekolah Abdullahku yang notabene sudah duduk di bangku SD. Teringat kembali masa-masa duduk di bangku sekolah dulu, tahun ajaran baru selalu diwarnai “ritual” membungkus buku. Membungkusnya terlebih dahulu dengan kertas marmer atau kertas kopi, lalu membungkusnya lagi dengan plastik bening. Kegiatan itu selalu menjadi saat-saat menyenangkan. Melelahkan tapi ada kepuasan setelah selesai mengerjakannya. Tapi sekarang, malah saya melewatkan moment ini untuk putraku.

Segera kuraih kertas marmer berwarna hijau muda yang sudah jauh hari tersedia. Memilah buku yang akan dibungkus, dan menyisihkan buku yang kelihatannya sudah tidak layak pakai dan menggantinya dengan buku-buku baru. Menambah buku untuk mata pelajaran yang selama ini masih nebeng di buku lainnya. Terlebih dahulu membungkus buku tulisnya dengan kertas marmer, lalu membungkusnya dengan plastik bening dengan terlebih dahulu menempelkan label sesuai mata pelajaran di sudut kanan atas.

Membungkus buku seraya beristighfar, sembari meminta maaf kepada Abdullah karena selama ini kurang memperhatikan buku-bukunya, lebih fokus kepada hal yang bersifat abstrak namun yang fisik terlupa. Sekarang sudah berlalu satu semester, walau terlambat tapi isnya Allah tetap bermanfaat karena masih bisa digunakan selama beberapa bulan ke depan.

Abdullah terlihat sangat senang, sambil sesekali memberikan semangat, “Semangat, Ummi”. Cukup melelahkan memang, lumayan membuat punggung pegal. Bahagianya saat Abdullah mengambil tempat di belakangku lalu memijatnya bahu dan punggungku, “Enaknyaaa”, saya terhenti sejenak, Abdullah lalu berkata, “Sudahmi deh karena nda jadi nanti membungkus”... “Hahaha”.  Kami tertawa bersama, iya juga ya karena keenakan dipijat nanti membungkus bukunya tidak selesai-selesai.

Akhirnya kegiatan membungkus buku selesai, lima buah buku cetak dan delapan buah buku tulis. Senang dan bahagia, kegiatan membungkus buku diselingi dengan bincang-bincang dan canda tawa.  tidak hanya saya dan Abdullah, tapi juga ada Aisyah dan Khadijah. Kebersamaannya terasa. Sayang ayah mereka tidak berada di tengah-tengah kami karena sedang tugas di luar kota. 

Oh iya, waktu sementara membungkus buku tiba-tiba listrik padam, akhirnya membungkus buku ditemani cahaya senter dan lilin tapi tetap semangat.

Ternyata memang bahagia itu sederhana ^_^


Sebagian buku yang sudah terbungkus , lainnya
dibawa Abdullah ke sekolah

5 komentar :

  1. Wah senangnya Ummi dipijit Abdullah sambil bercanda. Semoga pada saatnya saya bisa seperti Ummi ya. Amin

    BalasHapus
  2. Sekarang bukunya terbungkus rapi. fungsi kalau dilapisi plastik jadi tahan air yah, Umi. saya juga sering dibungkuskan mama. malah sampai SMK, hihi. di kelas cuma saya jadinya yang pakai bungkus, selain cewek :D. kuliah pakai binder, jadi gak lagi, hhe.

    BalasHapus
  3. itu kerjaanku juga mak, tp kalo anak cowok memang bukunya cepat kotor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setidaknya mbak Leyla Hana sudah berusaha membungkus bukunya. Kalau saya sedari awal memang kurang memperhatikan :(
      Tapi begitu kali ya mak klo anak cowok

      Hapus
  4. Jadi inget Mba kalau tahun ajaran baru pasti suka banget menyampuli buku.

    BalasHapus

Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...