Mencek kembali
folder-folder data pada komputer, memilih mana yang sudah layak delete. Akhirnya tiba pada folder
postingan blog, ternyata ada sebagian yang mengendap menjadi draft dan belum sempat terposting. Di antaranya
postingan tentang hasil renunganku, kalau tidak salah postingan ini saya buat setahun
yang lalu.
===
Teringat kurang
lebih 6 tahun yang lalu saat melahirkan anak pertamaku. Hal-hal yang
berhubungan dengan dunia parenting menjadi sesuatu yang menarik, berbagai
referensi, browsing sana sini mencari informasi bagaimana seni mendidik anak,
tentu karena berharap ingin memberi yang terbaik..
Alhamdulillah, saya
begitu menikmati saat bersama si kecil, bermain sekaligus menjadi guru buat
sulungku waktu itu. Hingga terpikir untuk membuat buku-buku yang terbuat dari
kardus sebagai sarana belajarnya, membuat flashcard-flashcard
sederhana yang akhirnya memotivasinya untuk mulai belajar membaca, mengenal
angka hingga warna.
Terbayang semangatku
saat itu, setiap hari adaaa saja ide yang bermunculan. Semangat untuk mempelajari
ilmu parenting pun apalagi.
Tapi belakang ini,
terasa memang ada yang sedikit berbeda.
Semuanya berlalu mengalir begitu saja. Anak-anak juga sudah mulai
bersekolah, yang kupikirkan hanya menyiapkan kebutuhan makanan, pakaian serta
istirahat saja. Lalu membiarkan mereka melakukan apa saja, entah mewarnai,
menulis ataupun bermain sesuka hati.
Sekilas mungkin
tidak ada yang salah, tapi sekarang saya baru betul-betul menyadari bahwa
ternyata memang ada yang salah…
Semangat untuk lebih
berpikir tentang anak-anakku itu seakan-akan mulai redup, jarang lagi
mengupdate informasi seputar parenting,
ketidakjelasan visi dan misi pendidikan mereka…
Kami hanya berpikir
sederhana, sekolahkan mereka, sambil kita hanya “membantu” pekerjaan guru-guru
mereka saja dengan mengulang pelajaran sekolahnya karena berpikir sedikitnya
waktu bersama mereka. Yang kami betul-betul pikirkan bagaimana biaya sekolah
mereka… astaghfirullaah.. sesederhana
itukah??
Mungkin karena
sedikit terlena dengan kesibukan baru semenjak menetap di Makassar, mengelola
sebuah online shop. Terlalu sibuk berpikir keuntungan sana-sini, produk apa
yang menarik untuk dijual, bagaimana usaha mempromosikan olshop kami tersebut…
Kesibukan kedua,
sibuk mengejar keinginan untuk menjadi penulis, sibuk ngeblog, ikut kontes
menulis sana dan sini. Walau sekarang intensitas itu juga sudah mulai
berkurang…
Saya betul-betul
lupa, atau hampir tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang tertinggal, yakni
memperhatikan kembali anak-anakku. Biar bagaimanapun seorang ibu adalah
madrasah yang paling utama bagi anak-anak dan yang di luar sana hanyalah
penunjang…
Alhamdulillah, saya
termotivasi kembali oleh seorang sahabat yang kami dipertemukan kembali di
dunia maya. Motivasi itu datang bukan Karena dia sering member kata-kata
nasehat tapi saya tersentil dengan kesibukannya sekarang fokus dengan
anak-anaknya… menjadikan diri dan suaminya untuk menjadi GURU UTAMA bagi
anak-anaknya.. dan setelah digali, subhanallah pemahamannya mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan dunia parenting.
Di mana saya?? Oh, rupanya saya mendapati diriku sudah jauh tertinggal….
Dari sahabatku
inilah, motivasi itu muncul. Saya segera memulai untuk mencari sumber-sumber
referensi untuk kembali menggiati belajar.
===
Dan kini…
Alhamdulillah, saya
sudah terbangun, sudah mulai kembali menata segala sesuatunya. Bahwa keluarga
dan anak-anak itu yang menjadi tanggung jawab utamaku.
Mereka permata hatiku |
Bukan berarti hal
lain saya tinggalkan, baik online shop
dan blogging. Namun selalu memilah
mana yang lebih prioritas, mengatur jadwal sebaik mungkin agar semua berjalan
lebih maksimal. Dan boleh jadi dunia blog menjadi sumber inspirasi, blog walking ke postingan teman-teman
blogger yang juga menggeluti dunia yang sama. Dan saya bisa merasakan itu.
Selalu berdo’a,
semoga senantiasa diberikan keikhlasan dan kekuatan dalam memikul amanah
sebagai seorang isteri sekaligus ibu.
Amanah yang
sejatinya tidak mudah, yang kelak akan dipertanggungjawabkan…
Amanah yang saya
selalu meyakininya akan berbuah syurga. Tentu jika sesuai dengan jalan-Nya…
menjadi seorang istri dan ibu memang tidak mudah ya mba, kita harus terus belajar dan belajar.
BalasHapusBenar mbak, segala sesuatu butuh ilmu
HapusNgena banget deh bacanya. Menjadi ibu harus apdet ilmu,kalo gak bakal ketinggalan jauuh ya mbak..
BalasHapusIya mbak yulita -_-
Hapus