My little aisyah :) |
Sembari menikmati
makanannya, Aisyah bercerita tentang teman-temannya di sekolah.
“Ummi, masa’ Andi
bilang Fahmi pacaran sama si Ningsih, trus si Ahmad dengan si Rika”… (nama teman-temannya disamarkan)
“Trus Aisyah juga
ikut-ikutan?”
“Pacaran itu benar
atau salah?”
“Salah ummi”..
“Nah, kalau seperti
itu kita jangan ikut-ikutan dan menegur teman kalau itu tidak boleh. Temanmu tidak
salah, mungkin dia belum tahu apa itu pacaran dia hanya meniru apa yang dia
dengar dan apa yang dia lihat. Mungkin teman-teman kamu sering menonton televisi
yang banyak mengisahkan orang yang berpacaran, Aisyah juga kan, pernah nonton tentang
laki-laki dan perempuan yang sedang berpacaran di televisinya nenek kalau
tente-tente lagi pada nonoton?”
Dengan tersenyum
malu dia berkata, “Heheh…Iye, Ummi”
Kami memang tidak
menyediakan sarana televisi di rumah, karena pertimbangan manfaat dan mudharat.
Dan setelah ditimbang-timbang mudharatnya jauh lebih besar ketimbang
manfaatnya.
Walaupun sangat
sulit untuk memisahkan mereka secara total dengan televise, seperti misalnya
kalau mereka berada di rumah kakek dan neneknya, bersilaturrahim ke rumah orang
lain. Tentu, kami tidak punya hak untuk menyuruh si empunya rumah untuk
mematikan TV nya bukan?
Yang ada kami tetap
mengawasi dan memilih untuk menjelaskan kepada mereka baik dan buruknya
tontonan mereka di waktu yang lain.
Sambil melanjutkan
makanannya, Aisyah bertanya lagi “Ummi di cela** dal**ku itu ada gambar miki love
you minni kan?
Saya hanya tersenyum-senyum
mendengar pertanyaannya sambil membalas singkat “iya, itu gambar love” karena ada hal lain yang mengalihkan
perhatian.
======
Sedang asyik-asyiknya
membaca buku, tiba-tiba Aisyah datang dan duduk di sampingku sambil
memperhatikan buku yang saya baca. Seperti biasa dengan keingintahuannya dia
bertanya “Ummi, itu lambang I love you yau ya?” sambil menunju kearah 3
icon love yang berderet di akhir bacaan
Rupanya topik love
ini belum habis..^_^
hiasan berupa icon "love" pada buku yang menjadi perhatian Aisyah |
Saya lalu menghentikan bacaan dan mulai serius dan menanggapi pertanyaan Aisyah tapi
tetap dengan nada santai.
“Memang apa yang di
pikirannya Aisyah ketika melihat lambang seperti ini?” dia tersenyum-senyum
“Mungkin di
pikirannya Aisyah, lambang ini menggambarkan laki-laki dan perempuan bukan?”
Dia tersenyum dan
memperlihatkan bahasa tubuh yang membenarkan tebakanku.
Saya berusaha
menjelaskan,. “Lambang ini memang sebagian orang mengartikannya sebagai lambang
cinta. Tapi cinta tidak hanya ada antara lelaki dan perempuan saja, cinta itu
bisa dalam wujud cinta anak kepada orang tua, orang tua kepada anaknya, kakak
terhadap adiknya, dan cinta yang paling besar adalah cinta kepada Allah. Begitu
juga cinta ummi terhadap abi, karena ummi dan abi sudah menikah. Karena tidak
ada hubungan cinta antara laki-laki dan perempuan sebelum dia menikah”
Aisyah mengangguk. Alhamdulillah,
akhirnya dia paham…
=======
Tadi pagi, ternyata topic
cinta itu datang lagi tapi sekedar pertanyaan singkat, “Ummi love abi?”
Jawabku, “Iya, ummi
cinta abi”
“Karena sudah
menikah?’
“Iye, karena sudah
menikah”
Rupanya dia merekam
kata-kataku kemarin dan menegaskannya kali ini J
Saat saya berbincang
dengan suami, dia tertawa saat kuceritakan percakapanku dengan aisyah, rupanya
dia pernah mendapat pertanyaan yang sama oleh Aisyah, tapi beliau memilih
untuk tidak menanggapinya. Dan setelah saya bercerita, akhirnya dia membenarkan kalau
sebaiknya memang diberi penjelasan J
Topik tentang cinta,
pacaran dan semacamnya memang sulit untuk dihindarkan bahkan untuk anak-anak
yang masih duduk di bangku TK seperti Aisyah yang notabene masih berusia 5
tahun.
Karena hal-hal itu
mereka jumpai di sekeliling mereka. Pun, kalau tidak mendapatkan contoh di
sekitarnya, mereka bisa melihatnya melalui tayangan televisi yang sangat banyak
mencontohkan hal-hal seperti ini. Jangankan sinetron, tayangan kartun pun
banyak yang mengisahkan tentang cinta misalnya, film kartun Barbie, mickey
& Minnie mouse, Donald & deasy, doraemon pun juga kadang ceritanya
menuju ke arah sana.
Tapi di situlah
letak peran kita sebagai filter bagi anak-anak kita, tanpa harus langsung
menegur dengan marah. Misalnya dengan kata-kata :
“Hush, nda boleh
bicara-bicara pacar-pacaran, masih kecil” TITIK
Padahal, mereka
sekedar bertanya karena hal semacam ini
mungkin merupakan hal baru untuk mereka. Dengan mengcut mereka untuk
tidak membahas hal itu sama sekali bukan solusi karena rasa ingin tahu itu akan
terus ada, dan bisa jadi dia akan mencari tahu ke orang lain yang bisa jadi memberikan
informasi yang berbeda dari apa yang kita pahami.
Entah, apakah topik tentang cinta ini telah
selesai atau akan ada kelanjutannya?? Kita lihat saja J
kadang anak jadi 'dewasa' sebelum waktunya karena TV ya mak...
BalasHapusIya mak -_-
Hapusini salah satu topik di rumah juga mak...terutama duo krucils gadisku yg 7 n 5 tahun...hmmm
BalasHapuspacar...cinta...love...
kadang lucu juga krn mrk blm paham yang sebenernya...
Ini baru kali ini membalas tentang topik ini, karena mendengar dari temannya tadi :)
Hapus