sumber: www.purwoudiutomo.com |
Dalam penanggalan
hijriyah, ada beberapa bulan yang memiliki keutamaan dibandingkan dengan
bulan-bulan hijriyah, diantaranya bulan Dzulhijjah.
Bulan Dzulhijjah
merupakan salah satu dari bulan-bulan haram yang di dalamnya Allah mengharamkan
untuk berperang, kecuali dalam keadaan membela diri dan terdesak. Bulan-bulan
lainnya yang termasuk bulan-bulan haram adalah Muharram, Rajab dan Dzulqa’dah,
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda;
” Setahun ada 12 bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram: tiga
bulan berurutan yaitu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharam, dan (satu
bulan sendiri yaitu) Rajab Mudhar yang berada di antara bulan Jumadil (akhir)
dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 3025 dan Muslim no. 3179)
Alhamdulillah mulai
Rabu kemarin kita sudah memasuki bulan Dzulhijjah, bulan yang digambarkan dalam
beberapa dalil, baik dari Al-Qur’an maupun hadits, memiliki keutamaan terutama
pada 10 hari pertama.
Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan
kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (Q.S Al Hajj:28)
Berkata Ibnu Abbas pada kalimat "supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan", yang dimaksud adalah 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah..
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidak ada hari dimana amal shalil pada
saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah. Mereka bertanya:”Tidak juga jihad fii sabiilillah?. Beliau menjawab
: “ Tidak juga jihad fisabilillah, kecuali orang yang pergi (berjihad) dengan
jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari berkata
: “Sebab yang tampak dari keistimewaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah
karena pada waktu tersebut berkumpul ibadah-ibadah yang agung. Yaitu shalat,
puasa, shadaqah dan haji.
Nah, tentunya kita sebagai umat Islam
tidak ingin melewatkan keutamaan-keutamaan tersebut, apa yang seharusnya kita
lakukan untuk meraihnya??
1. Berpuasa pada 9 hari pertama
1. Berpuasa pada 9 hari pertama
Berpuasa adalah salah satu amalan yang disyariatkan pada 9
hari pertama di bulan Dzulhijjah terutama pada hari Arafah yang jatuhnya pada
tanggal 9 Dzulhijjah, hari dimana Allah memerintahkan kepada jama’ah haji untuk
wuquf di arafah.
“Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wasallam berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah,
hari ‘Asyura, tiga hari setiap bulan” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani)
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162
Dan juga hadits dari Aisyah radhiyallaahu
‘anha bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Di antara hari yang Allah
banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati
mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian
Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”(HR. Muslim no. 1348).
2. Memperbanyak takbir
Sebagian besar kita mungkin hanya mengetahui
bahwa takbir dikumandangkan pada hari Idul Adha sebagaimana lazimnya, tapi
ternyata takbir di sini disunnahkan sejak 1 Dzulhijjah hingga tanggal 13
Dzulhijjah
Yang menjadi dalil dalam hal ini
adalah hadits dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
“Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan
lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10
Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid
pada hari itu.” (HR. Ahmad dan Sanadnya dishahihkan Syekh Ahmad Syakir).
3. Memperbanyak amal shalih
Sebagaimana
dalil sebelumnya yang menunjukkan bahwa beramal shalih pada 10 hari pertama di
bulan Dzulhijjah lebih utama dibanding jihad fisabilillah.
4. Shalat Idul Adha
4. Shalat Idul Adha
Hadits
dari anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda :
Bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, masyarakat Madinah
memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Dua
hari apakah ini?” Mereka
menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman
jahiliyah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti
kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan
disahihkan al-Albani).
5. Menyembelih hewan kurban
“Siapa yang
memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid
kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah. Dihasankan Al-Albani)
Dalam
hal ini ada yang harus diperhatikan sebelum menyembelih kurban, bahwa adanya
pelarangan memotong rambut dan kuku sejak tanggal 1 Dzulhijjah hingga kurbannya
disembelih., berdasarkan hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam
“Barangsiapa
yang memiliki hewan yang hendak dia sembelih (di hari raya), jika sudah masuk
tanggal 1 Dzulhijjah maka janganlah dia memotong rambutnya dan kukunya
sedikitpun, sampai dia menyembelih hewan kurbannya.” (HR. Muslim).
Hal
ini berlaku untuk siapa??
Larangan
di atas hanya berlaku bagi pengkurba saja.
Apabila
yang berkurban adalah kepala keluarga, maka larangan tidak terkena pada isteri dan anaknya.
Lain
halnya jika masing-masing anggota keluarga turut berkurban. Maka larangan
berlaku bagi tiap individu yang berkurban.
Semoga
bermanfaat,
Dan
semoga dengan adanya artikel ini semakin memotivasi kita untuk memaksimalkan
amalan di bulan Dzulhijjah ini. Karena segala sesuatu butuh ilmu… J
Sumber:
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Syukron telah membaca postingan kami, silahkan meninggalkan komentar ^_^